Tafsir Surat Ad-Dukhaan ayat 35 , In Hiya Illa Mawtatuna Al-Ula Wa Ma Nahnu

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Ad-Dukhaan ayat 35 | In Hiya Illa Mawtatuna Al-Ula Wa Ma Nahnu - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿إِنْ هِيَ إِلَّا مَوْتَتُنَا الْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُنشَرِينَ﴾
[ الدخان: 35]

"tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan, [Ad Dukhaan: 35]

In Hiya Illa Mawtatuna Al-Ula Wa Ma Nahnu Bimunsharina

Tafsir Al-mokhtasar


“Tidak ada kematian selain kematian kami di dunia ini, dan tidak ada kehidupan setelahnya, dan tidaklah kami akan dibangkitkan setelah kematian ini.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan itu berkata, "Tidak ada kematian selain kematian yang pertama di dunia.
Dan kita sama sekali tidak akan dibangkitkan kembali

Tafsir al-Jalalain


( "Tidak ada kematian ) yang sesudahnya ada kehidupan lagi ( selain kematian di dunia ini ) sewaktu mereka masih dalam keadaan berupa air mani.
( Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan ) tidak akan dihidupkan kembali sesudah kematian yang pertama tadi.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan itu berkata, "Tidak ada kematian selain kematian yang pertama di dunia.
Dan kita sama sekali tidak akan dibangkitkan kembali."

Tafsir Al-wajiz


“Sesungguhnya tidak ada kehidupan selain kehidupan yang disusul dengan kematian di dunia ini.
Dan karena itu pula, kami tidak akan dibangkitkan setelah kematian di dunia ini.”

Tafsir Al-tahlili


Allah menjelaskan bahwa orang-orang kafir Mekah tidak mempercayai adanya hari kebangkitan karena menurut keyakinan mereka mustahil orang yang sudah mati itu dapat hidup kembali.
Kepercayaan yang demikian itu timbul karena pikiran mereka telah dilumuri oleh noda-noda kemusyrikan; semakin lama noda itu semakin menebal sehingga menutupi seluruh hati dan pikiran mereka.
Maka timbullah rasa sombong ( takabur ) dalam hati mereka disertai dengan keingkaran tanpa alasan.
Mereka berpendapat apa yang dipandang benar oleh nenek moyang mereka adalah benar pula menurut mereka meskipun keyakinan nenek moyang mereka itu semata-mata berdasarkan dugaan yang tidak ada dasar kebenarannya.
Keadaan mereka seperti orang yang terlanjur melontarkan kata-kata, kemudian kata-kata itu dibelanya mati-matian tanpa memperhatikan apakah yang dikatakannya itu benar atau salah.
Mereka tidak lagi menggunakan pikiran yang sehat dalam menilai perkataan itu akan tetapi semata-mata menuruti hawa nafsu mereka.
Sikap dan keyakinan mereka itu tercetus dalam perkataan mereka.
‘Kematian itu hanya sekali yaitu kematian di dunia ini saja, tidak dua kali, dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan kembali.’
Dengan perkataan itu, berarti mereka telah menolak keterangan wahyu yang mengatakan bahwa mati itu dua kali.
Allah berfirman:
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ٢٨
Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu ( tadinya ) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali.
Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
( al-Baqarah/2: 28 )
Ayat ini menerangkan bahwa manusia itu sebelum hidup di dunia adalah makhluk yang mati, lalu mereka dilahirkan sebagai makhluk hidup.
Setelah itu, mereka menemui ajalnya dan mengalami kematian yang kedua.
Kemudian pada hari Kiamat mereka akan dibangkitkan kembali dari kubur, dan hidup untuk kedua kalinya.
Dalam ayat ini, diterangkan bahwa orang-orang musyrik mengakui satu kali kehidupan dan satu kali kematian, tidak mempercayai adanya kehidupan sesudah mati.
Keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan itu tidak beralasan karena pikiran mereka tidak sampai kepada ketentuan itu.
Jika Allah kuasa menciptakan semua kehidupan ini, tentu Dia kuasa pula mengembalikan kehidupan itu sesudah kematian dan menghisab semua amal perbuatan.


"tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

إن هي إلا موتتنا الأولى وما نحن بمنشرين

سورة: الدخان - آية: ( 35 )  - جزء: ( 25 )  -  صفحة: ( 497 )

transliterasi Indonesia

in hiya illā mautatunal-ụlā wa mā naḥnu bimunsyarīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang
  2. di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang
  3. Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala
  4. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
  5. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah dan
  6. dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
  7. Demi bukit,
  8. Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya,
  9. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
  10. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Wednesday, December 18, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب