Tafsir Surat Al-Insan ayat 1 , Hal Ata Ala Al-Insani Hinun Mina Ad-Dahri Lam

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Insan ayat 1 | Hal Ata Ala Al-Insani Hinun Mina Ad-Dahri Lam - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَّذْكُورًا﴾
[ الإنسان: 1]

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? [Insan: 1]

Hal Ata Ala Al-Insani Hinun Mina Ad-Dahri Lam Yakun Shayaan Madhkuraan

Tafsir Al-mokhtasar


Telah berlalu pada diri manusia masa yang panjang, sebelumnya ia tidak ada, tidak pernah disebut.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

AL-INSAN ( MANUSIA ) Pendahuluan: Madaniyyah, 31 ayat ~ Dalam surat ini dibicarakan perihal penciptaan dan cobaan kepada umat manusia yang berpotensi untuk bersyukur kepada Allah atau mengingkari-Nya.
Balasan yang akan diberikan kepada orang-orang kafir, dalam surat ini, dibicarakan secara global.
Sementara mengenai kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada orang-orang Mukmin dipaparkan secara lebih rinci.
Surat ini kemudian mengkhususkan pembicaraan kepada Rasulullah saw.
yang dikaruniai al-Qur’ân.
Rasul diperintahkan agar bersabar dan selalu melakukan ketaatan.
Surat ini juga memuat peringatan bagi mereka yang mencintai kehidupan dunia dengan tidak mempedulikan akhirat.
Dibicarakan pula mengenai ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai nasihat dan peringatan dengan kehendak Allah.
Sesungguhnya rahmat dan azab Allah akan diberikan sesuai dengan kehendak dan kemahakuasaan-Nya.]] Sungguh, manusia telah melewati suatu masa sebelum ditiupkan ruh ke dalam dirinya.
Ketika itu, manusia adalah sesuatu yang tak bernama dan belum diketahui akan diperlakukan apa

Tafsir al-Jalalain


( Bukankah ) artinya, sesungguhnya ( telah datang atas manusia ) Nabi Adam ( satu waktu dari masa ) empat puluh tahun ( sedangkan dia belum merupakan ) ketika itu ( sesuatu yang dapat disebut ) maksudnya, Nabi Adam selama empat puluh tahun masih tetap berbentuk tanah dan bukan berarti apa-apa.
Atau bila yang dimaksud dengan manusia adalah jenis manusia selain dia, maka yang dimaksud dengan lafal Al-Hiin atau masa ialah masa mengandung, jadi bukan empat puluh tahun.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

[ [76 ~ AL-INSAN ( MANUSIA ) Pendahuluan: Madaniyyah, 31 ayat ~ Dalam surat ini dibicarakan perihal penciptaan dan cobaan kepada umat manusia yang berpotensi untuk bersyukur kepada Allah atau mengingkari-Nya.
Balasan yang akan diberikan kepada orang-orang kafir, dalam surat ini, dibicarakan secara global.
Sementara mengenai kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada orang-orang Mukmin dipaparkan secara lebih rinci.
Surat ini kemudian mengkhususkan pembicaraan kepada Rasulullah saw.
yang dikaruniai al-Qur'ân.
Rasul diperintahkan agar bersabar dan selalu melakukan ketaatan.
Surat ini juga memuat peringatan bagi mereka yang mencintai kehidupan dunia dengan tidak mempedulikan akhirat.
Dibicarakan pula mengenai ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai nasihat dan peringatan dengan kehendak Allah.
Sesungguhnya rahmat dan azab Allah akan diberikan sesuai dengan kehendak dan kemahakuasaan-Nya.
]] Sungguh, manusia telah melewati suatu masa sebelum ditiupkan ruh ke dalam dirinya.
Ketika itu, manusia adalah sesuatu yang tak bernama dan belum diketahui akan diperlakukan apa.

Tafsir Al-wajiz


Surah ini diawali dengan peringatan kepada manusia tentang kehadirannya di pentas bumi sekaligus menjelaskan tentang tujuan penciptaannya.
Bukankah, yaitu sungguh, pernah datang kepada manusia waktu dari masa yaitu sebelum ia diciptakan, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Ketika itu manusia dalam ketiadaan, jangankan wujudnya, namanya pun belum ada.

Tafsir Al-tahlili


Ayat pertama ini menegaskan tentang proses kejadian manusia dari tidak ada menjadi ada, pada saat manusia belum berwujud sama sekali.
Disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah yang tidak dikenal dan tidak disebut-sebut sebelumnya.
Apa dan bagaimana jenis tanah itu tidak dikenal sama sekali.
Kemudian Allah meniupkan roh kepadanya, sehingga jadilah dia makhluk yang bernyawa.
Ayat di atas dapat diinterpretasikan sebagai salah satu bagian yang menceritakan evolusi manusia.
Uraian sepenuhnya mengenai hal ini dapat dilihat di bawah ini.
Pada abad-19, Charles Darwin mengemukakan teori bahwa jenis manusia ada di muka bumi melalui suatu proses panjang evolusi.
Mereka tidak langsung ada sebagaimana dinyatakan pada banyak kitab suci.
Dia menyatakan bahwa waktu yang diperlukan untuk proses evolusi, yang berujung pada terbentuknya manusia, kemungkinan besar memerlukan waktu jutaan tahun.
Hal kedua yang dikemukakan oleh teori Darwin adalah bahwa manusia berkembang dari binatang.
Pada permulaan adanya kehidupan, demikian dinyatakan oleh teori ini, bentuk kehidupan yang ada adalah binatang-binatang tingkat rendah.
Dengan berjalannya waktu, muncul binatang-binatang tingkat tinggi dan berukuran lebih besar.
Dengan tidak sengaja, dari salah satu binatang berkembang menjadi manusia.
Hal demikian ini dibuktikannya dengan adanya sederet bukti dari tengkorak hewan yang secara runut mengarah ke tengkorak manusia saat ini.
Bukti lain juga dikemukakan dari perkembangan bentuk embrio.
Dalam perkembangannya, embrio manusia berubah-ubah bentuk.
Dimulai dari mirip bentuk embrio ikan, kelinci, dan jenis binatang lainnya, dan berakhir berbentuk manusia.
Dari temuan terakhir ini, kemudian disimpulkan bahwa evolusi panjang manusia berasal dari bintang tingkat rendah.
Point kedua dari teori Darwin adalah bahwa manusia dan kera datang dari satu moyang yang sudah punah saat ini.
Moyang yang punah ini disebutnya sebagai “ missing link ”, rantai yang hilang.
Haekel, seorang peneliti setelah masa Darwin, berpendapat bahwa binatang yang menjadi “ missing link ” adalah yang disebut Lypotilu.
Apabila binatang ini atau sisa-sisa dari binatang ini dapat ditemukan, maka teka-teki mengenai evolusi manusia dapat dijelaskan dengan lebih baik.
Para pemikir yang mempercayai teori ini menganggap bahwa gorila dan simpanse ada pada jalur evolusi manusia.
Peneliti lain yang bernama Huxley mempunyai pemikiran yang sedikit berbeda.
Ia menyimpulkan bahwa garis manusia dapat saja terjadi jauh sebelum munculnya jenis-jenis kera.
Jadi, manusia dan kera tidak pernah berhubungan.
Penelitian yang lebih kemudian yang dilakukan oleh Prof.
Jones dan Prof.
Osborne, cenderung untuk menyimpulkan bahwa walaupun manusia ada melalui proses evolusi, namun prosesnya sudah terpisah dari binatang lainnya di masa yang lebih jauh.
Dan dari saat itu, manusia berevolusi pada garisnya sendiri, tanpa bercampur dengan evolusi binatang lainnya.
Dengan kata lain, manusia bukanlah cabang dari binatang lain, katakanlah kera, sebagaimana dipercaya oleh Darwin.
Para ahli arkeologi dan antropologi menemukan bahwa peradaban manusia terjadi melalui jalur yang terbagi secara jelas.
Pada zaman batu, manusia pertama kali melangkah masuk ke daerah budaya dan kemasyarakatan.
Sejak masa itu, manusia melakukan evolusi dalam mempertahankan hidup sebagai “ binatang yang lemah ”.
Karena tidak memiliki kekuatan, cakar, dan taring yang kuat sebagaimana binatang lain, manusia menggunakan batu sebagai alat mempertahankan diri dan kegunaan lainnya.
Kemudian datang zaman perunggu, dimana manusia mulai menggunakan bahan metal untuk membuat peralatan.
Zaman ini diikuti oleh zaman besi.
Dari berbagai situs yang ditemukan para arkeologi disimpulkan bahwa berbagai zaman dari kehidupan manusia dilakukan dengan perubahan budaya dari satu masa ke masa lainnya.
Di dalam Al-Qur’an, ada satu ayat yang berkaitan erat dengan penciptaan manusia yang bertahap, yaitu:
مَا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ لِلّٰهِ وَقَارًاۚ ١٣ وَقَدْ خَلَقَكُمْ اَطْوَارًا ١٤ اَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللّٰهُ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۙ ١٥ وَّجَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَّجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا ١٦ وَاللّٰهُ اَنْۢبَتَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ نَبَاتًاۙ ١٧ ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَيُخْرِجُكُمْ اِخْرَاجًا ١٨ وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ بِسَاطًاۙ ١٩ لِّتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا ࣖ ٢٠
Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan ( kejadian ).
Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita ( yang cemerlang )? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh ( berangsur-angsur ), kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya ( tanah ) dan mengeluarkan kamu ( pada hari Kiamat ) dengan pasti.
Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas.
( Nūh/71: 13-20 )
Ayat di atas mencela manusia yang masih meragukan bahwa penciptaan tidak dilakukan berdasarkan perencanaan yang baik.
Diperlihatkan bagaimana semuanya dilakukan melalui fase-fase atau masa-masa, yang teratur dan didasarkan pada perencanaan yang bijak.
Penciptaan dilakukan bukan tanpa tujuan, dan mengarah pada kesempurnaan.
Ternyata hukum evolusi yang dikembangkan para peneliti di Eropa telah dijelaskan secara sangat rinci oleh Al-Qur’an pada 1400 tahun sebelumnya.
Dijelaskan oleh Al-Qur’an bahwa manusia tidak diciptakan secara mendadak dan dalam bentuk dan rupa sebagaimana kita saat ini.
Allah tidak membuat model dari tanah liat dan “ meniupkan ” kehidupan ke dalamnya untuk menjadi manusia pertama di muka bumi.
Manusia mencapai tahap seperti saat ini setelah melalui proses beberapa masa perubahan.
Hal kedua yang diungkapkan Al-Qur’an dalam kaitan penciptaan manusia adalah dari kondisi ketiadaan.
Suatu subjek yang bertolak belakang dengan penjelasan sebelumnya.
اَوَلَا يَذْكُرُ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْـًٔا ٦٧
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, padahal ( sebelumnya ) dia belum berwujud sama sekali? ( Maryam/19: 67 )
Ayat di atas menunjuk pada ciptaan pertama dari jenis manusia.
Sangat berbeda dengan apa yang terjadi sekarang.
Reproduksi manusia pada saat ini terjadi dengan bibit yang diproduksi dari organ laki-laki dan perempuan.
Harus diperhatikan secara cermat bahwa dalam ayat tersebut, ada pernyataan bahwa sesuatu ada dari bukan sesuatu.
Ayat tersebut menyatakan bahwa sebelum tahapan dimana material dan benda lain menjadi benda hidup, ada satu tahapan lain dimana tidak ada eksistensi apa pun.
Kita dapat menyatakan bahwa kursi dibuat dari kayu; atau rantai dibuat dari besi.
Di sini kita memiliki material yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat barang tertentu.
Mereka yang tidak mempercayai agama seringkali menyatakan ayat di atas sebagai dongeng saja.
Akan tetapi, ayat di atas tidak menyatakan hal yang demikian.
Arti ayat di atas jelas memberitahukan bahwa sebelum adanya penciptaan, tidak ada apa-apa di alam semesta.
Setelah ada penciptaan alam semesta, menyusul kemudian penciptaan-penciptaan lainnya, termasuk penciptaan manusia.
Tahap kedua perkembangan manusia tampaknya terjadi pada saat manusia ada secara fisik, namun otak belum berkembang baik.
Dengan demikian, posisinya masih sama atau lebih rendah dari binatang.
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut ( al-Insān/76: 1 ).
Tahap ketiga evolusi manusia dicapai saat reproduksi antara manusia laki-laki dan perempuan mulai terjadi.
Di dalam Al-Qur’an, Dinyatakan suatu masa dari evolusi manusia.
Ketika itu manusia mempunyai karakter binatang tingkat tinggi.
Karakter ini adalah adanya perbedaan didasarkan pada seks, terbagi menjadi jantan dan betina.
Pada masa ini, perkembangbiakan sudah melalui sperma yang dihasilkan manusia laki-laki.
Keadaan demikian ini menjadikan manusia sudah memiliki ciri yang sama dengan binatang tingkat tinggi.
Dua penggalan ayat di bawah ini menunjukkan hal tersebut:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚفَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ ١٨٩
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu ( Adam ) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya.
Maka setelah dicampurinya, ( istrinya ) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan ( beberapa waktu ).
Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya ( suami istri ) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka ( seraya berkata ), “ Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur. ” ( al-A‘rāf/7: 189 )
Dan firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu ( Adam ), dan ( Allah ) menciptakan pasangannya ( Hawa ) dari ( diri )-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
( an-Nisā’/4: 1 )
Lebih lanjut Al-Qur’an memperlihatkan perkembangan manusia ke tingkat yang lebih lanjut, yaitu menggunakan nalarnya, demikian:
اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا ٢
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya ( dengan perintah dan larangan ), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
( al-Insān/76: 2 )
Mulai dari masa ini, karena peran pentingnya di alam semesta, manusia mulai mempelajari alam.
Untuk dapat mengelola dengan baik, manusia memerlukan penguasaan pengetahuan secara luas.
Tahap keempat ini dicapai saat otak manusia telah mencapai kesempurnaannya.
Diciri dari perkembangan kecerdasan dan kepedulian terhadap lingkungan yang sangat cepat.
Dengan kemampuannya dalam mendengarkan dan melihat, sebagaimana juga dapat dilakukan oleh binatang, manusia kemudian mulai melatih kecerdasannya sampai pada tingkat dapat melakukan penemuan-penemuan yang berguna untuk kehidupannya.
Di sini manusia telah menempatkan dirinya jauh di atas binatang.
Ia menjadi jenis binatang yang dapat bertahan hidup melalui kemampuan berpikir dan berbicara.
Uraian evolusi manusia ini tidak dengan eksplisit disampaikan dalam Al-Qur’an.
Mengapa? Karena kitab ini tidak dimaksudkan sebagai buku ilmiah.
Al-Qur’an diciptakan untuk mengungkapkan kebenaran, dan meninggalkan beberapa gap atau rumpang yang akan diisi oleh kemajuan pengetahuan manusia.


Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

هل أتى على الإنسان حين من الدهر لم يكن شيئا مذكورا

سورة: الإنسان - آية: ( 1 )  - جزء: ( 29 )  -  صفحة: ( 578 )

transliterasi Indonesia

hal atā 'alal-insāni ḥīnum minad-dahri lam yakun syai`am mażkụrā



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka
  2. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan;
  3. Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak
  4. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan
  5. Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya
  6. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu
  7. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna
  8. Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik)
  9. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya".
  10. Mereka berkata: "Kapankah janji itu akan datang, jika kamu sekaIian adalah orang-orang yang benar?"

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Wednesday, December 18, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب