Tafsir Surat An-Naba ayat 20 , Wa Suyyirati Al-Jibalu Fakanat Sarabaan

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat An-Naba ayat 20 | Wa Suyyirati Al-Jibalu Fakanat Sarabaan - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا﴾
[ النبأ: 20]

dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. [An Naba: 20]

Wa Suyyirati Al-Jibalu Fakanat Sarabaan

Tafsir Al-mokhtasar


Dan gunung-gunung dijadikan berjalan sehingga menjadi seperti debu yang beterbangan, laksana fatamorgana.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Dan gunung-gunung dijalankan setelah dicabut dan diporak-porandakan dari tempatnya.
Kamu melihatnya sebagai gunung padahal ia telah menjadi kumpulan debu, persis seperti fatamorgana yang kamu sangka air padahal bukan

Tafsir al-Jalalain


( Dan dijalankanlah gunung-gunung ) maksudnya, lenyap dari tempat-tempatnya ( maka menjadi fatamorganalah ia ) menjadi debu yang beterbangan, atau dengan kata lain gunung-gunung itu menjadi sangat ringan jalannya bagaikan debu yang diterbangkan.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Dan gunung-gunung dijalankan setelah dicabut dan diporak-porandakan dari tempatnya.
Kamu melihatnya sebagai gunung padahal ia telah menjadi kumpulan debu, persis seperti fatamorgana yang kamu sangka air padahal bukan.

Tafsir Al-wajiz


Dan pada hari itu gunung-gunung pun yang tadinya kukuh dijalankan oleh Allah dengan terlebih dahulu dihancurluluhkan, lalu diempaskan menjadi abu, lalu menjadi seperti kapas yang beterbangan, lalu pada akhirnya terempas sehingga menjadi fatamorgana.
Seperti halnya fatamorgana di gurun pasir, asap pekat yang menggumpal tampak seperti gunung padahal tidak ada gunung di sana ( Lihat pula: Surah al-Kahf/18: 47, Taha/20: 105-107, an-Naml/27: 88, al-Qari’ah/101: 5 ).

Tafsir Al-tahlili


Dalam ayat ini dijelaskan bawah gunung-gunung pada hari itu tidak lagi seperti sediakala, tetapi akan diguncang sehingga hancur lebur seperti kabut yang dari jauh kelihatan seperti bayangan air.
Akan tetapi jika didekati, ternyata tidak ada apa-apa karena bagian-bagiannya telah terpecah belah, dihancurkan, dan beterbangan ke mana-mana.
Firman Allah dalam hal ini:
وَحُمِلَتِ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَّاحِدَةًۙ ١٤
Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan.
( al-Ḥāqqah/69: 14 )
Kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ ٥ فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ ٦
Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.
( al-Wāqi‘ah/56: 5-6 )
Kemudian gunung-gunung itu akan dihancurleburkan seperti debu yang beterbangan seperti dijelaskan dalam firman Allah:
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ ٥
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
( al-Qāri’ah/101: 5 )
Ayat 17-20 dari Surah an-Naba’/78 di atas tampaknya berbicara mengenai terjadinya kiamat.
Pada ayat yang dibahas, ada penggambaran mengenai tiupan sangkakala.
Ada ayat lain yang juga menggunakan kata sangkakala atau trompet dalam menggambarkan kiamat, seperti Surah an-Nāzi‘āt/79: 6-9, ( Sungguh, kamu akan dibangkitkan ) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, ( tiupan pertama ) itu diiringi dengan tiupan kedua.
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, pandangannya tunduk. ”

Keempat ayat di atas membahas tentang apa yang akan terjadi saat terjadinya hari kiamat.
Salah satu kejadian pada hari itu adalah gempa bumi yang sangat dahsyat.
Pada ayat 6-9 Surah an-Nāzi’āt/79, peristiwa gempa, mungkin saja bumi, digambarkan dengan kata “ tiupan ”.
Apabila kita perhatikan ayat 6 dan 7 dari Surah an-Nāzi’āt/79 di atas tampak adanya kemiripan dalam gambaran tentang hari kiamat.
Namun ada dua pendapat mengenai penggambarannya.
Di satu pihak, para ulama menginterpretasikan kata ar-rājifah sebagai bunyi trompet yang pertama, dan ar-rādifah adalah tiupan trompet yang kedua.
Di pihak lain, ar-rājifah dinyatakan sebagai bumi, dan ar-rādifah sebagai saat terjadinya pengadilan.
Ada juga yang menginterpretasikan ar-rājifah sebagai kekacauan dari unsur-unsur bumi, sedangkan ar-rādifah adalah gempa buminya.
Tampaknya pendapat terakhir yang lebih realistis.
Tidak ada beda antara kekacauan unsur-unsur bumi dan gempa bumi.
Akan tetapi tampaknya ada pendapat lain yang lebih masuk akal.
Mungkin kedua kata yang coba diinterpretasikan oleh banyak ulama sebenarnya menunjukkan adanya gempa utama dan gempa susulan, seperti dapat dilihat pada terjemahan dan tafsir ayat 6 dan 7 Surah an-Nāzi’āt/79 dalam Tafsir Al-Misbah, “ Pada hari ketika berguncang-guncangan yang dahsyat, diikuti oleh yang mengiringi ( nya ). ”
Sebelum terjadinya gempa utama ( main shock ), beberapa gempa kecil ( fore shock ) akan mengawalinya.
Setelah gempa utama terjadi maka diikuti oleh gempa susulan ( after shocks ) yang kekuatannya lebih kecil dan jumlahnya banyak sekali.
Lambat laun gempa susulan ini menurun baik jumlah maupun kekuatannya.
Perlu diketahui bahwa gempa awal sulit diidentifikasi.
Umumnya gempa utama langsung datang, dan memorak-porandakan segalanya tanpa memper-lihatkan adanya gempa awal.
Sebagai gambaran adalah gempa Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dengan magnitudo Mw=9,3 datang tanpa gempa awal.
Gempa yang mematahkan dasar laut sepanjang hampir 1000 km ini menimbulkan tsunami dan menghancurkan wilayah yang berada di sekitar Lautan Hindia.
Gempa Aceh ini kemudian memicu gempa Nias dengan kekuatan sangat besar pula, yakni Mw=8,7.
Jadi, pada hakikatnya gempa Nias bukan gempa susulan melainkan gempa yang dipicu oleh gempa besar yang pertama.
Baik gempa Aceh maupun gempa Nias diikuti gempa susulan masing-masing.
Dengan gambaran tersebut, gempa bumi yang datang pada hari kiamat akan jauh lebih dahsyat dan mampu memicu gempa-gempa yang sama dahsyatnya sehingga bumi hancur lebur.


dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

وسيرت الجبال فكانت سرابا

سورة: النبأ - آية: ( 20 )  - جزء: ( 30 )  -  صفحة: ( 582 )

transliterasi Indonesia

wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku,
  2. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
  3. agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
  4. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia
  5. Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu
  6. seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka.
  7. Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu.
  8. (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal
  9. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran).
  10. Mereka berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?".

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Tuesday, July 16, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب