Tafsir Surat An-Naba ayat 20 , Wa Suyyirati Al-Jibalu Fakanat Sarabaan
Tafsir Al-mokhtasar
Dan gunung-gunung dijadikan berjalan sehingga menjadi seperti debu yang beterbangan, laksana fatamorgana.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Dan gunung-gunung dijalankan setelah dicabut dan diporak-porandakan dari tempatnya.
Kamu melihatnya sebagai gunung padahal ia telah menjadi kumpulan debu, persis seperti fatamorgana yang kamu sangka air padahal bukan
Tafsir al-Jalalain
( Dan dijalankanlah gunung-gunung ) maksudnya, lenyap dari tempat-tempatnya ( maka menjadi fatamorganalah ia ) menjadi debu yang beterbangan, atau dengan kata lain gunung-gunung itu menjadi sangat ringan jalannya bagaikan debu yang diterbangkan.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Dan gunung-gunung dijalankan setelah dicabut dan diporak-porandakan dari tempatnya.
Kamu melihatnya sebagai gunung padahal ia telah menjadi kumpulan debu, persis seperti fatamorgana yang kamu sangka air padahal bukan.
Tafsir Al-wajiz
Dan pada hari itu gunung-gunung pun yang tadinya kukuh dijalankan oleh Allah dengan terlebih dahulu dihancurluluhkan, lalu diempaskan menjadi abu, lalu menjadi seperti kapas yang beterbangan, lalu pada akhirnya terempas sehingga menjadi fatamorgana.
Seperti halnya fatamorgana di gurun pasir, asap pekat yang menggumpal tampak seperti gunung padahal tidak ada gunung di sana ( Lihat pula: Surah al-Kahf/18: 47, Taha/20: 105-107, an-Naml/27: 88, al-Qari’ah/101: 5 ).
Tafsir Al-tahlili
Dalam ayat ini dijelaskan bawah gunung-gunung pada hari itu tidak lagi seperti sediakala, tetapi akan diguncang sehingga hancur lebur seperti kabut yang dari jauh kelihatan seperti bayangan air.
Akan tetapi jika didekati, ternyata tidak ada apa-apa karena bagian-bagiannya telah terpecah belah, dihancurkan, dan beterbangan ke mana-mana.
Firman Allah dalam hal ini:
وَحُمِلَتِ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَّاحِدَةًۙ ١٤
Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan.
( al-Ḥāqqah/69: 14 )
Kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ ٥ فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ ٦
Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.
( al-Wāqi‘ah/56: 5-6 )
Kemudian gunung-gunung itu akan dihancurleburkan seperti debu yang beterbangan seperti dijelaskan dalam firman Allah:
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ ٥
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
( al-Qāri’ah/101: 5 )
Ayat 17-20 dari Surah an-Naba’/78 di atas tampaknya berbicara mengenai terjadinya kiamat.
Pada ayat yang dibahas, ada penggambaran mengenai tiupan sangkakala.
Ada ayat lain yang juga menggunakan kata sangkakala atau trompet dalam menggambarkan kiamat, seperti Surah an-Nāzi‘āt/79: 6-9, “ ( Sungguh, kamu akan dibangkitkan ) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, ( tiupan pertama ) itu diiringi dengan tiupan kedua.
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, pandangannya tunduk. ”
Keempat ayat di atas membahas tentang apa yang akan terjadi saat terjadinya hari kiamat.
Salah satu kejadian pada hari itu adalah gempa bumi yang sangat dahsyat.
Pada ayat 6-9 Surah an-Nāzi’āt/79, peristiwa gempa, mungkin saja bumi, digambarkan dengan kata “ tiupan ”.
Apabila kita perhatikan ayat 6 dan 7 dari Surah an-Nāzi’āt/79 di atas tampak adanya kemiripan dalam gambaran tentang hari kiamat.
Namun ada dua pendapat mengenai penggambarannya.
Di satu pihak, para ulama menginterpretasikan kata ar-rājifah sebagai bunyi trompet yang pertama, dan ar-rādifah adalah tiupan trompet yang kedua.
Di pihak lain, ar-rājifah dinyatakan sebagai bumi, dan ar-rādifah sebagai saat terjadinya pengadilan.
Ada juga yang menginterpretasikan ar-rājifah sebagai kekacauan dari unsur-unsur bumi, sedangkan ar-rādifah adalah gempa buminya.
Tampaknya pendapat terakhir yang lebih realistis.
Tidak ada beda antara kekacauan unsur-unsur bumi dan gempa bumi.
Akan tetapi tampaknya ada pendapat lain yang lebih masuk akal.
Mungkin kedua kata yang coba diinterpretasikan oleh banyak ulama sebenarnya menunjukkan adanya gempa utama dan gempa susulan, seperti dapat dilihat pada terjemahan dan tafsir ayat 6 dan 7 Surah an-Nāzi’āt/79 dalam Tafsir Al-Misbah, “ Pada hari ketika berguncang-guncangan yang dahsyat, diikuti oleh yang mengiringi ( nya ). ”
Sebelum terjadinya gempa utama ( main shock ), beberapa gempa kecil ( fore shock ) akan mengawalinya.
Setelah gempa utama terjadi maka diikuti oleh gempa susulan ( after shocks ) yang kekuatannya lebih kecil dan jumlahnya banyak sekali.
Lambat laun gempa susulan ini menurun baik jumlah maupun kekuatannya.
Perlu diketahui bahwa gempa awal sulit diidentifikasi.
Umumnya gempa utama langsung datang, dan memorak-porandakan segalanya tanpa memper-lihatkan adanya gempa awal.
Sebagai gambaran adalah gempa Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dengan magnitudo Mw=9,3 datang tanpa gempa awal.
Gempa yang mematahkan dasar laut sepanjang hampir 1000 km ini menimbulkan tsunami dan menghancurkan wilayah yang berada di sekitar Lautan Hindia.
Gempa Aceh ini kemudian memicu gempa Nias dengan kekuatan sangat besar pula, yakni Mw=8,7.
Jadi, pada hakikatnya gempa Nias bukan gempa susulan melainkan gempa yang dipicu oleh gempa besar yang pertama.
Baik gempa Aceh maupun gempa Nias diikuti gempa susulan masing-masing.
Dengan gambaran tersebut, gempa bumi yang datang pada hari kiamat akan jauh lebih dahsyat dan mampu memicu gempa-gempa yang sama dahsyatnya sehingga bumi hancur lebur.
dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu". Maka
- Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,
- Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah,
- Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
- Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi
- dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan
- Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan
- Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".
- dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
- Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Wednesday, December 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب