Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 73 , Faqulna Ađribuhu Bibađiha Kadhalika Yuhyi Allahu Al-Mawta Wa
﴿فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْيِي اللَّهُ الْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ﴾
[ البقرة: 73]
Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. [Baqarah: 73]
Faqulna Ađribuhu Bibađiha Kadhalika Yuhyi Allahu Al-Mawta Wa Yurikum Ayatihi Laallakum Taqiluna
Tafsir Al-mokhtasar
Lalu Kami berfirman kepada kalian, “Pukullah korban pembunuhan itu dengan bagian dari tubuh sapi betina yang kalian sembelih atas perintah Allah.
Karena Allah akan menghidupkannya kembali untuk memberitahukan siapa pembunuhnya.” Mereka benar-benar melakukan hal itu dan korban pembunuhan itupun memberitahukan siapa pembunuhnya.
Sebagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang sudah mati itu, begitulah kelak Allah akan menghidupkan kembali orang-orang yang mati di hari kiamat.
Allah memperlihatkan kepada kalian bukti-bukti kekuasaan-Nya secara nyata, agar kalian memahaminya dan beriman kepada Allah -Ta’ālā- dengan sungguh-sungguh.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Kemudian Kami berfirman melalui Mûsâ, "Pukullah mayat itu dengan bagian tubuh sapi ini." Kalian pun lalu melakukannya.
Allah menghidupkan mayat itu agar menyebut nama orang yang membunuhnya untuk kemudian jatuh kembali dan mati.
Hal ini menjadi mukjizat Mûsâ dari Allah.
( 1 ) Karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, maka dengan kekuasaan-Nya inilah Dia menghidupkan orang-orang mati pada hari kiamat.
Dia menunjukkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian memikirkan dan mengambil pelajaran darinya.
{( 1 ) Beberapa penulis kontemporer, di antaranya Syaikh ’Abd al-Wahhâb al-Najjâr, mengatakan bahwa maksud firman Allah "idlribûhu bi ba’dlihâ" adalah ’pukullah dengan bagian tubuh orang yang mati’.
Sedang maksud "ihyâ’ihâ" ( menghidupkannya kembali ) adalah untuk memberikan kisas kepada si pembunuh.
Sebab, memukul dengan bagian tubuh si terbunuh akan membuat si pembunuh mengaku.
Pada umumnya, dengan melihat si terbunuh, seorang pembunuh akan terdorong untuk mengakui perbuatannya.
Kisah ini terpisah dari hal penyembelihan dan perintah Allah untuk penyembelihan sapi.
Dan sebenarnya perintah Allah kepada mereka untuk menyembelih sapi adalah untuk dimakan.
Dalam hal ini terdapat pendidikan jiwa bagi mereka, karena sebelumnya mereka memuja dan mendewakan sapi bersama orang-orang Mesir.
Pada diri mereka terdapat sisa pengultusan itu dengan bukti bahwa mereka setelah itu menyembah patung anak sapi.
Maka, untuk menghilangkan sisa-sisa pengultusan pada mental mereka, mereka diperintahkan untuk menyembelih sapi.
Dari sini turunlah perintah untuk menyembelih.
Dan, karena itu pula, terjadi pertengkaran di antara mereka.
Mereka akhirnya menyembelih sapi yang diperintahkan itu, dan hampir-hampir mereka tidak melakukannya
Tafsir al-Jalalain
( Lalu firman Kami, "Pukullah dia ) maksudnya mayat dari orang yang terbunuh tadi ( dengan salah satu anggota badan sapi betina itu!" ) Lalu mereka pukul dengan lidah atau pangkal ekornya sehingga ia pun hidup kembali dan mengatakan siapa pembunuhnya yang tiada lain dari dua orang saudara sepupunya yang disebutkan namanya masing-masing.
Kemudian ia menjadi mayat kembali, maka kedua pembunuhnya tidak diperbolehkan untuk mendapatkan harta warisan, bahkan mereka pun dibunuh pula lalu firman Allah Taala, ( "Demikianlah ) maksudnya caranya ( Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda-Nya ) bukti-bukti kekuasaan-Nya ( agar kamu memikirkan" ) dan merenungkannya sehingga mengerti dan mengimani Allah yang kuasa menghidupkan seorang manusia yang telah meninggal juga sanggup menghidupkan berjuta-juta manusia lainnya.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Kemudian Kami berfirman melalui Mûsâ, "Pukullah mayat itu dengan bagian tubuh sapi ini." Kalian pun lalu melakukannya.
Allah menghidupkan mayat itu agar menyebut nama orang yang membunuhnya untuk kemudian jatuh kembali dan mati.
Hal ini menjadi mukjizat Mûsâ dari Allah.
( 1 ) Karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, maka dengan kekuasaan-Nya inilah Dia menghidupkan orang-orang mati pada hari kiamat.
Dia menunjukkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian memikirkan dan mengambil pelajaran darinya.
{( 1 ) Beberapa penulis kontemporer, di antaranya Syaikh 'Abd al-Wahhâb al-Najjâr, mengatakan bahwa maksud firman Allah "idlribûhu bi ba'dlihâ" adalah 'pukullah dengan bagian tubuh orang yang mati'.
Sedang maksud "ihyâ'ihâ" ( menghidupkannya kembali ) adalah untuk memberikan kisas kepada si pembunuh.
Sebab, memukul dengan bagian tubuh si terbunuh akan membuat si pembunuh mengaku.
Pada umumnya, dengan melihat si terbunuh, seorang pembunuh akan terdorong untuk mengakui perbuatannya.
Kisah ini terpisah dari hal penyembelihan dan perintah Allah untuk penyembelihan sapi.
Dan sebenarnya perintah Allah kepada mereka untuk menyembelih sapi adalah untuk dimakan.
Dalam hal ini terdapat pendidikan jiwa bagi mereka, karena sebelumnya mereka memuja dan mendewakan sapi bersama orang-orang Mesir.
Pada diri mereka terdapat sisa pengultusan itu dengan bukti bahwa mereka setelah itu menyembah patung anak sapi.
Maka, untuk menghilangkan sisa-sisa pengultusan pada mental mereka, mereka diperintahkan untuk menyembelih sapi.
Dari sini turunlah perintah untuk menyembelih.
Dan, karena itu pula, terjadi pertengkaran di antara mereka.
Mereka akhirnya menyembelih sapi yang diperintahkan itu, dan hampir-hampir mereka tidak melakukannya.
}
Tafsir Al-wajiz
Sesudah sapi yang ditetapkan itu disembelih, lalu Kami berfirman,” Pukullah mayat itu dengan bagian dari potongan atau daging sapi itu!” Dengan izin-Nya hiduplah orang yang sudah terbunuh itu.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan menghidupkan kembali orang yang telah mati untuk mengungkap pelaku pembunuhan, dan Dia dengan peristiwa ini memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti dan percaya akan adanya hari Kebangkitan yang pasti akan terjadi kelak.
Tafsir Al-tahlili
Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar orang yang terbunuh itu dipukul dengan sebagian anggota tubuh sapi itu agar orang itu hidup kembali.
Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan menjadi saksi atas kematiannya sehingga si pembunuh terbongkar sesuai dengan tradisi Israil.
Diriwayatkan bahwa ketika Bani Israil memukul orang yang terbunuh itu, maka dengan izin Allah berdirilah dia.
Urat-urat lehernya mengucurkan darah seraya berkata, "Saya dibunuh oleh si Anu dan si Anu.” Kedua pembunuh itu adalah anak paman orang yang dibunuh.
Kemudian dia pun mati kembali.
Maka kedua pembunuh tersebut ditangkap dan dibunuh.
Nabi Musa a.s.
menyuruh mereka memukulkan sebagian tubuh sapi itu dan bukan Nabi Musa sendiri yang melakukannya.
Hal itu dilakukan untuk menghindari tuduhan bahwa ia berbuat sihir.
Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada bangsa Yahudi agar mereka memahami rahasia syariat agama sehingga mereka tunduk kepada syariat itu, agar mereka mencegah diri dari mengikuti hawa nafsu dan agar mereka menaati Allah dalam semua perintah-Nya.
Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
فقلنا اضربوه ببعضها كذلك يحي الله الموتى ويريكم آياته لعلكم تعقلون
سورة: البقرة - آية: ( 73 ) - جزء: ( 1 ) - صفحة: ( 11 )transliterasi Indonesia
fa qulnaḍribụhu biba'ḍihā, każālika yuḥyillāhul-mautā wa yurīkum āyātihī la'allakum ta'qilụn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
- Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu,
- dan kami sekali-kali tidak akan di "azab".
- 'Ain Siin Qaaf.
- (Yaitu) kitab yang bertulis,
- Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
- Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu
- di tangan para penulis (malaikat),
- Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya 'Arsy, dari apa yang
- Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, December 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب