Tafsir Surat An-Naml ayat 8 , Falamma Jaaha Nudiya An Burika Man Fi An-Nari

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat An-Naml ayat 8 | Falamma Jaaha Nudiya An Burika Man Fi An-Nari - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿فَلَمَّا جَاءَهَا نُودِيَ أَن بُورِكَ مَن فِي النَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَا وَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ﴾
[ النمل: 8]

Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: "Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam". [Naml: 8]

Falamma Jaaha Nudiya An Burika Man Fi An-Nari Wa Man Hawlaha Wa Subhana Allahi Rabbi Al-Alamina

Tafsir Al-mokhtasar


Maka tatkala dia tiba di tempat api yang ia lihat itu, Allah pun menyerunya, " Bahwa telah disucikan orang-orang yang berada di dekat api itu, dan siapa saja yang berada di sekitarnya dari kalangan para Malaikat, dan sebagai bentuk pengagungan terhadap Tuhan segala makhluk serta penyucian-Nya dari segala sifat yang tidak pantas bagi-Nya yang disandarkan pada-Nya oleh orang-orang yang sesat ".


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Tatkala Mûsâ sampai ke tempat api itu, ia diseru, "Mereka yang berada di dekat atau di sekitar perapian, yaitu malaikat dan Mûsâ sendiri, akan mendapatkan berkah.
Allah Mahasuci dari segala sifat yang tidak layak disandangkan kepada-Nya

Tafsir al-Jalalain


( Maka tatkala ia tiba di tempat api itu, diserulah dia, "Bahwa telah diberkati ) yakni semoga Allah memberkati ( orang yang berada di dekat api itu ) yaitu Nabi Musa ( dan orang-orang yang berada di sekitarnya ) yang terdiri dari para Malaikat.
Atau maknanya terbalik, yakni malaikat dahulu kemudian Nabi Musa.
Lafal Baraka ini bermuta’addi dengan sendirinya sebagaimana dapat bermuta’addi dengan huruf.
Kemudian setelah lafal Fi diperkirakan adanya lafal Makani, maksudnya Fi Makanin Nari, yaitu orang-orang yang ada di sekitar api.
( Dan Maha Suci Allah, Rabb semesta alam ) dari semua apa yang diserukan-Nya, maksudnya Maha Suci Allah dari keburukan.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Tatkala Mûsâ sampai ke tempat api itu, ia diseru, "Mereka yang berada di dekat atau di sekitar perapian, yaitu malaikat dan Mûsâ sendiri, akan mendapatkan berkah.
Allah Mahasuci dari segala sifat yang tidak layak disandangkan kepada-Nya.

Tafsir Al-wajiz


Maka tidak berapa lama ketika Nabi Musa tiba di sana, yaitu tempat api itu, dia diseru oleh satu suara yang tidak ada rupanya, “Telah diberkahi, diberikan kebaikan yang sangat banyak orang yang berada di dekat api, yaitu Nabi Musa sendiri dan orang-orang yang berada di sekitarnya yaitu penduduk negeri Syam, tempat diutusnya para nabi.
Mahasuci Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam dari segala sesuatu yang yang tak layak bagi-Nya.”

Tafsir Al-tahlili


Ketika Musa datang mendekat ke arah api itu, ternyata yang disangkanya api itu bukan seperti api yang biasa dilihatnya, tetapi cahaya yang memancar dari sejenis tumbuh-tumbuhan rambut berwarna hijau yang melilit dan menjuntai pada sebuah dahan kayu.
Cahaya yang terpancar dari pohon itu bersinar cemerlang, sedang dahan pohon itu tetap hijau dan segar, tidak terbakar atau layu.
Musa tidak menemukan seorang pun di tempat itu, sehingga ia merasa heran dan tercengang melihat keadaan yang demikian.
Ia bermaksud hendak memetik sebagian dari nyala api itu dari dahan yang condong kepadanya.
Waktu ia mencoba menyulut nyala api itu, Musa merasa takut.
Dalam keadaan yang demikian, tiba-tiba ia diseru oleh satu suara yang datangnya dari arah pohon itu.
Suara yang menyeru itu menyatakan bahwa yang berada di dekat api itu pasti diberkahi, yaitu Musa dan para malaikat.
Pernyataan itu merupakan salam dan penghormatan dari Allah kepada Nabi Musa sebagaimana salam para malaikat kepada Nabi Ibrahim dalam firman-Nya:
رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ
Rahmat Allah dan berkat-Nya, dicurahkan atas kamu wahai ahlulbait.
( Hūd/11: 73 )
‘Abdullāh bin ‘Abbās menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “ diberkahi ” di sini ialah yang disucikan Allah.
Menurutnya, yang kelihatan oleh Nabi Musa seperti api itu bukanlah api, melainkan cahaya yang menyala-nyala seperti api.
Cahaya itu adalah cahaya Tuhan Semesta Alam.
Hal ini dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan Abū ‘Ubaidah dari Abū Mūsa al-Asy’arī bahwa Nabi Muhammad bersabda:
اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَنَامُ وَلاَ يَنْبَغِىْ لَهُ اَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ يُرْفَعُ اِلَيْهِ عَمَلُ الَّليْلِ قَبْلَ النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّوْرُ لَوْ كَشَفَهُ َلأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَاانْتَهَى اِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ.
( رواه مسلم )
Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak pantas bagi Allah itu tidur, Dia menurunkan dan menaikkan timbangan, amal malam hari diangkat ke hadapan-Nya sebelum siang, dan amal siang sebelum malam, dan tabir-Nya adalah cahaya.
Andaikata Ia membuka tabir-Nya, pasti kesucian cahaya wajah-Nya membakar segala sesuatu yang tercapai oleh pandangan-Nya di antara ciptaan-Nya.
( Riwayat Muslim )
Peristiwa itu terjadi ketika Musa sampai di tempat yang diberkahi, yaitu lembah suci yang bernama Lembah Ṭuwa, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
نُوْدِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْاَيْمَنِ فِى الْبُقْعَةِ الْمُبٰرَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ
...
Dia diseru dari ( arah ) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang diberkahi....
( al-Qaṣaṣ/28: 30 ).
Dan firman Allah yang berbunyi:
اِذْ نَادٰىهُ رَبُّهٗ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًىۚ ١٦
Ketika Tuhan memanggilnya ( Musa ) di lembah suci yaitu Lembah Ṭuwa.
( an-Nāziāt/79: 16 ).
Seruan Allah yang didengar Musa di lembah suci Ṭuwa ini merupakan wahyu pengangkatan Nabi Musa sebagai rasul.
Ia diutus Allah untuk menyampaikan risalah kepada Fir‘aun di Mesir, dengan dibekali bermacam-macam mukjizat.
Musa berhadapan langsung dengan Allah ketika menerima wahyu, tetapi Musa tidak dapat melihat-Nya, karena terhalang oleh tabir berupa cahaya.
Penerimaan wahyu semacam ini merupakan salah satu macam cara penyampaian wahyu Allah kepada para nabi-Nya.
Hal ini disebut Allah dalam firman-Nya:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗ
Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan ( malaikat ) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki....
( asy-Syūrā/42: 51 ).
Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam yang berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.
Tidak ada satu makhluk pun yang menyamai-Nya.
Dia Mahaagung dan Mahatinggi dari seluruh makhluk-Nya.
Yang didengar Musa itu ialah suara firman Allah.
Hal ini dinyatakan Allah dalam ayat kesembilan bahwa yang menyeru dan memanggilnya ialah Allah, bukan suara makhluk.
Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu, Mahabijaksana dalam firman dan perbuatan-Nya.


Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: "Bahwa telah - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

فلما جاءها نودي أن بورك من في النار ومن حولها وسبحان الله رب العالمين

سورة: النمل - آية: ( 8 )  - جزء: ( 19 )  -  صفحة: ( 377 )

transliterasi Indonesia

fa lammā jā`ahā nụdiya am bụrika man fin-nāri wa man ḥaulahā, wa sub-ḥānallāhi rabbil-'ālamīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia


Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب