Tafsir Surat Al-Araf ayat 91 , Faakhadhat/humu Ar-Rajfatu Faasbahu Fi Darihim Jathimina
Tafsir Al-mokhtasar
Kemudian mereka dilanda gempa bumi yang sangat dahsyat hingga mereka tewas di dalam rumah-rumah mereka sendiri.
Mereka tewas dalam posisi telungkup dengan lutut bertekuk dan wajah tersungkur di dalam rumah-rumah mereka.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Siksa Allah pantas mereka terima.
Maka Allah menimpakan mereka gempa bumi yang membuat hati mereka kacau.
Lalu matilah mereka, bergelimpangan di rumah-rumah dengan muka terjerumus
Tafsir al-Jalalain
( Kemudian mereka ditimpa gempa ) gempa bumi yang dahsyat ( maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka ) mereka mati dalam keadaan bertekuk-lutut.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Siksa Allah pantas mereka terima.
Maka Allah menimpakan mereka gempa bumi yang membuat hati mereka kacau.
Lalu matilah mereka, bergelimpangan di rumah-rumah dengan muka terjerumus.
Tafsir Al-wajiz
Tak berselang lama, lalu datanglah gempa yang dahsyat menimpa mereka, sebagai bentuk siksa Allah yang pantas mereka terima, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.
Tafsir Al-tahlili
Keingkaran kepada Allah serta perbuatan menghalangi orang lain untuk menganut agama Allah adalah kejahatan yang amat besar.
Orang-orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman yang setimpal.
Oleh sebab itu, Allah telah menimpakan kepada mereka azab yang berat berupa gempa dan petir yang dahsyat yang membinasakan mereka, sehingga mereka mati bergelimpangan di bawah reruntuhan rumah-rumah mereka, seolah-olah mereka tidak pernah ada di negeri itu.
Kisah Nabi Syu’aib ini, selain ditemukan dalam surah al-A‘rāf, juga ditemukan dalam surah Hūd/11: 85-95).
Akan tetapi ada perbedaan yang menyebutkan nama azab yang ditimpakan kepada kaumnya yang kafir.
Dalam Surah al-A‘rāf ayat 91 disebutkan, bahwa azab tersebut adalah berupa “ ar rajfah ”, yaitu gempa yang dahsyat.
Sedangkan dalam Surah Hūd ayat 94 disebutkan, bahwa azab tersebut adalah berupa “ Aṣ Ṣaihatu ”, yaitu suara keras yang mengguntur.
Namun kedua ayat itu tidaklah berlawanan, karena kedua macam azab ini dapat terjadi dalam satu rentetan dan menimbulkan akibat yang sama, suara kilat yang keras dan gempa telah membinasakan mereka, sehingga mereka mati bergelimpangan di bawah reruntuhan rumah-rumah mereka.
Kisah Nabi Syu’aib juga terdapat dalam surah asy-Syu’arā, di sini disebutkan bahwa Nabi Syu’aib diutus Allah kepada penduduk negeri Aikah ( asy-Syu’arā/26: 176 ).
Sedangkan dalam surah al-A‘rāf disebutkan bahwa Nabi Syu’aib adalah saudara sebangsa dari kaum Madyan, yaitu penduduk negeri Madyan.
Menurut keterangan Ishak Ibnu Basyar yang dikutip dari Ibnu Asakir, mengatakan bahwa Ibnu ‘Abbas telah memberikan penjelasan sebagai berikut: “ Penduduk Aikah adalah orang-orang yang mendiami daerah rawa-rawa yang terletak antara pantai Laut Merah dan negeri Madyan ”.
Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa Nabi Syu’aib telah diutus Allah kepada kaumnya yang telah mempunyai hubungan dengan mereka, sampai ke Laut Merah.
Kedua kaum mempunyai kesamaan, baik mengenai kekafiran mereka, maupun mengenai berbagai perbuatan maksiat yang mereka lakukan, misalnya ketidakjujuran mereka dalam menimbang dan menakar ketika berjual beli.
Nabi Syu’aib menyiarkan agama kepada mereka semua.
Azab Allah telah menimpa kedua golongan itu dalam waktu yang sama, atau dalam waktu yang berdekatan jaraknya, maka azab yang ditimpakan kepada penduduk Madyan adalah berupa “ Ar rajfah ”, yaitu gempa yang amat dahsyat yang disertai suara gemuruh yang amat keras, sedang azab yang ditimpakan kepada penduduk Aikah adalah berwujud angin samum dan udara yang sangat panas, yang berakhir dengan datangnya gumpalan awan.
Mereka lalu berkumpul di bawah awan yang menaungi mereka untuk mendapatkan udara yang sejuk, karena mereka menyangka awan itu akan menurunkan hujan akan tetapi gumpalan awan itu ternyata awan panas yang akan ditimpakan kepada mereka sehingga semuanya mati tertimpa awan panas.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa azab yang ditimpakan kepada kedua golongan itu sama.
( Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut ketika menafsirkan surah asy-Syu’ara )
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya
- Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami,
- Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?
- Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah
- "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,
- Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah
- Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang
- Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap
- Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua
- Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, March 30, 2025
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب