Tafsir Surat Al-Furqan ayat 1 , Tabaraka Al-Ladhi Nazzala Al-Furqana Ala Abdihi Liyakuna Lilalamina
﴿تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا﴾
[ الفرقان: 1]
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, [Furqan: 1]
Tabaraka Al-Ladhi Nazzala Al-Furqana Ala Abdihi Liyakuna Lilalamina Nadhiraan
Tafsir Al-mokhtasar
Sungguh Maha Agung dan begitu banyak kebaikan Allah yang telah menurunkan Kitab Al-Qur`ān sebagai pembeda ( furqan ) antara yang hak dan yang batil kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad -ṣallallāhu ’alaihi wa sallam-, agar dia menjadi Rasul kepada dua jenis makhluk; jin dan manusia, dan menjadi pemberi peringatan kepada mereka tentang azab Allah.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
AL-FURQAN ( PEMBEDA ) Pendahuluan: Makkiyyah, 77 ayat ~ Surat ini memuat 77 ayat.
Semuanya diturunkan di Mekkah, kecuali ayat 68, 69, 70 yang diturunkan di Madinah.
Surat ini dimulai dengan menerangkan kedudukan al-Qur’ân, luasnya kerajaan Yang telah menurunkannya, yaitu Pemilik kerajaan langit dan bumi.
Dengan besarnya kekuasaan Allah, orang-orang musyrik masih saja menyembah berhala-berhala.
Mereka mendustakan al-Qur’ân dan menolak risalah nabi Muhammad s.
a.
w dengan alasan bahwa dia itu manusia yang juga memakan makanan dan pergi ke pasar.
Dengan sombong mereka meminta agar malaikat saja yang menyampaikan risalah kepada mereka.
Sebenarnya, seandainyapun para rasul itu terdiri atas malaikat--yang tentunya akan berbentuk manusia agar dapat berkomunikasi dengan mereka--maka hal itupun akan tetap samar.
Selain itu, mereka pun membantah al-Qur’ân karena diturunkan secara berangsur-angsur.
Jawabannya adalah dengan menerangkan hikmah di balik itu semua.
Kesombongan mereka masih diikuti oleh contoh-contoh lain yang bisa dilihat dari kasus para rasul dengan kaumnya.
Kaum para rasul itu mengikuti hawa nafsu mereka.
Maka mereka itu seperti binatang ternak, atau lebih sesat lagi jalannya.
Di sini juga disebut beberapa ayat kawniyah yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaan Allah yang menganjurkan menggunakan nalar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Surat akhirnya ditutup dengan menyebutkan sifat-sifat orang Mukmin yang membuat mereka menerima tempat mulia di surga dengan diberi salam dan penghormatan.]] Mahasuci Allah dan Mahaberkah dengan segala kebaikannya.
Dialah yang menurunkan al-Qur’ân sebagai pembeda antara kebenaran dan kepalsuan kepada hamba-Nya Muhammad saw.
agar menjadi pemberi peringatan dan penyampai pesan-pesan-Nya kepada seluruh alam
Tafsir al-Jalalain
( Maha Suci ) Allah swt.
( yang telah menurunkan Alfurqan ) yakni Alquran, ia dinamakan Alfurqan karena kandungannya membedakan antara perkara yang hak dan perkara yang batil ( kepada hamba-Nya ) yakni Nabi Muhammad ( agar dia menyampaikannya kepada seluruh alam ) yaitu kepada bangsa manusia dan bangsa jin, selain bangsa malaikat ( sebagai pemberi peringatan ) kepada mereka, dengan memperingatkan mereka akan azab Allah.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
[ [25 ~ AL-FURQAN ( PEMBEDA ) Pendahuluan: Makkiyyah, 77 ayat ~ Surat ini memuat 77 ayat.
Semuanya diturunkan di Mekkah, kecuali ayat 68, 69, 70 yang diturunkan di Madinah.
Surat ini dimulai dengan menerangkan kedudukan al-Qur'ân, luasnya kerajaan Yang telah menurunkannya, yaitu Pemilik kerajaan langit dan bumi.
Dengan besarnya kekuasaan Allah, orang-orang musyrik masih saja menyembah berhala-berhala.
Mereka mendustakan al-Qur'ân dan menolak risalah nabi Muhammad s.
a.
w dengan alasan bahwa dia itu manusia yang juga memakan makanan dan pergi ke pasar.
Dengan sombong mereka meminta agar malaikat saja yang menyampaikan risalah kepada mereka.
Sebenarnya, seandainyapun para rasul itu terdiri atas malaikat--yang tentunya akan berbentuk manusia agar dapat berkomunikasi dengan mereka--maka hal itupun akan tetap samar.
Selain itu, mereka pun membantah al-Qur'ân karena diturunkan secara berangsur-angsur.
Jawabannya adalah dengan menerangkan hikmah di balik itu semua.
Kesombongan mereka masih diikuti oleh contoh-contoh lain yang bisa dilihat dari kasus para rasul dengan kaumnya.
Kaum para rasul itu mengikuti hawa nafsu mereka.
Maka mereka itu seperti binatang ternak, atau lebih sesat lagi jalannya.
Di sini juga disebut beberapa ayat kawniyah yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaan Allah yang menganjurkan menggunakan nalar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Surat akhirnya ditutup dengan menyebutkan sifat-sifat orang Mukmin yang membuat mereka menerima tempat mulia di surga dengan diberi salam dan penghormatan. ]] Mahasuci Allah dan Mahaberkah dengan segala kebaikannya.
Dialah yang menurunkan al-Qur'ân sebagai pembeda antara kebenaran dan kepalsuan kepada hamba-Nya Muhammad saw.
agar menjadi pemberi peringatan dan penyampai pesan-pesan-Nya kepada seluruh alam.
Tafsir Al-wajiz
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan, yaitu Al-Qur’an yang menjelaskan dengan gamblang perbedaan antara hak dan batil.
Dia menurunkannya kepada hamba-Nya, Nabi Muhammad, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, baik jin maupun manusia, dan tidak dikhususkan bagi kelompok tertentu.
Tafsir Al-tahlili
Pada ayat ini Allah memuji diri-Nya dengan menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw yang disebutnya “ hamba-Nya ” untuk menjadi peringatan bagi alam semesta ( manusia dan jin ).
Dengan pujian terhadap diri-Nya karena Dia menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad dapatlah dipahami bahwa Al-Qur’an itu adalah suatu kitab yang amat penting dan amat tinggi nilainya di sisi Allah, karena Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan pedoman hidup bagi makhluk-Nya yang dimuliakan-Nya yaitu manusia, sedangkan ciptaan-ciptaan lainnya baik di langit maupun di bumi adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pada ayat ini Allah tidak menyebut Al-Qur’an tetapi al-Furqān karena Al-Qur’an itu adalah pembeda yang hak dan yang batil antara petunjuk dan kesesatan.
Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh umat manusia di masa Nabi Muhammad dan masa sesudahnya sampai hari Kiamat, karena nabi-nabi sebelum Muhammad saw hanya diutus untuk kaumnya sedang Nabi Muhammad diutus untuk manusia di segala masa dan di semua tempat.
Demikian pula Allah tidak menyebut nama Muhammad atau Rasul-Nya tetapi menyebut “ hamba-Nya ” karena hendak memuliakan-Nya dengan gelar itu.
Manusia yang benar-benar memperhambakan dirinya kepada Allah mengaku keesaan dan kekuasaan-Nya, taat dan patuh menjalankan perintah-Nya selalu menjadikan petunjuk-Nya sebagai pedoman hidupnya, mencintai Allah secara hakiki lebih daripada apa pun di dunia ini, itulah hamba Allah yang hakiki, hamba Allah terkandung di dalam Surah al-Furqān ini.
Di dalam ayat-ayat lain Allah menyebut Nabi Muhammad saw dengan predikat “ hamba-Nya ” seperti firman-Nya:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١
Mahasuci ( Allah ), yang telah memperjalankan hamba-Nya ( Muhammad ) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya.
( al-Isrā’/17: 1 )
Dan firman-Nya:
وَّاَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللّٰهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًاۗ ࣖ ١٩
Dan sesungguhnya ketika hamba Allah ( Muhammad ) berdiri menyembah-Nya ( melaksanakan salat ), mereka ( jin-jin ) itu berdesakan mengerumuninya.
( al-Jinn/72: 19 )
Dan firman-Nya:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ ١
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab ( Al-Qur’an ) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok.
( al-Kahf/18: 1 )
Setelah Allah menyebutkan diri-Nya Yang menurunkan al-Furqān kepada hamba-Nya, barulah Dia mensifati diri-Nya bahwa Dialah pemilik langit dan bumi dan yang berkuasa atas keduanya, mengutus dan mengurusnya menurut hikmah kebijaksanaan-Nya sesuai dengan kepentingan dan kemaslahatan masing-masing ciptaan-Nya itu.
Allah menyatakan pula bahwa Dia tidak mempunyai anak sebagaimana dituduhkan oleh kaum Nasrani, orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ عُزَيْرُ ِۨابْنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ النَّصٰرَى الْمَسِيْحُ ابْنُ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْۚ يُضَاهِـُٔوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ ۗقَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۚ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ ٣٠
Dan orang-orang Yahudi berkata, “ Uzair putra Allah, ” dan orang-orang Nasrani berkata, “ Al-Masih putra Allah. ” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka.
Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu.
Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? ( at-Taubah/9: 30 )
Dan firman-Nya:
فَاسْتَفْتِهِمْ اَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُوْنَۚ ١٤٩ اَمْ خَلَقْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةَ اِنَاثًا وَّهُمْ شٰهِدُوْنَ ١٥٠ اَلَآ اِنَّهُمْ مِّنْ اِفْكِهِمْ لَيَقُوْلُوْنَۙ ١٥١ وَلَدَ اللّٰهُ ۙوَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَۙ ١٥٢ اَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِيْنَۗ ١٥٣
Maka tanyakanlah ( Muhammad ) kepada mereka ( orang-orang kafir Mekah ), “ Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki? ” atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan( nya )? Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, “ Allah mempunyai anak. ” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta.
Apakah Dia ( Allah ) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? ( aṣ-Ṣāffāt/37: 149-153 )
Selanjutnya Allah menyatakan lagi bahwa Dia tidak bersekutu dengan lainnya dalam kekuasaan-Nya, hanya Dialah yang patut disembah dan kepada-Nya sajalah manusia harus memohonkan sesuatu, bukan seperti yang dilakukan oleh manusia-manusia yang telah sesat yang menyembah makhluk-Nya seperti menyembah manusia, berhala dan benda-benda lainnya.
Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan mengaturnya menurut kehendak dan Ilmu-Nya.
Ringkasnya segala sesuatu dalam alam ini baik di langit maupun di bumi adalah makhluk-Nya.
Dialah Penciptanya tidak ada Pencipta selain Dia tidak ada sekutu bagi-Nya yang patut disembah, semua berada di bawah kekuasaan-Nya dan tunduk patuh kepada sunnah dan peraturan yang telah ditetapkan-Nya.
Janganlah sekali-kali terbayang atau terlintas dalam pikiran manusia bahwa Dia mempunyai anak atau mempunyai sekutu.
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
تبارك الذي نـزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا
سورة: الفرقان - آية: ( 1 ) - جزء: ( 18 ) - صفحة: ( 359 )transliterasi Indonesia
tabārakallażī nazzalal-furqāna 'alā 'abdihī liyakụna lil-'ālamīna nażīrā
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan
- dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,
- sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang-senanglah kamu sekalian,
- Alif laam miim.
- Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).
- Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir
- Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka
- dan anak-anak yang selalu bersama dia,
- Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
- Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, December 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب