Tafsir Surat Saba ayat 1 , Al-Hamdu Lillahi Al-Ladhi Lahu Ma Fi As-Samawati Wa
﴿الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ﴾
[ سبأ: 1]
Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Saba: 1]
Al-Hamdu Lillahi Al-Ladhi Lahu Ma Fi As-Samawati Wa Ma Fi Al-Arđi Wa Lahu Al-Hamdu Fi Al-Akhirati Wa Huwa Al-Hakimu Al-Khabiru
Tafsir Al-mokhtasar
Segala puji bagi Allah Pemilik segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi.
Dia lah yang menciptakan, menguasai dan mengaturnya.
Bagi-Nya semata sanjungan di Akhirat.
Dia Maha Bijaksana dalam penciptaan dan pengaturan-Nya, Maha mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya, tidak ada sesuatu pun darinya yang tersembunyi bagi-Nya.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
SABA’ ( KAUM SABA ) Pendahuluan: Makkiyyah, 54 ayat ~ Surat Saba’ diawali dengan ayat yang berisi pernyataan bahwa hanya Allah Swt.
zat yang berhak untuk mendapat pujian atas karunia dan nikmat yang diberkan-Naya kepada manusia.
Semua yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan dan milik Allah Swt.
Surat ini juga memaparkan pendapat dan komentar orang-orang kafir tentang hari kiamat, penolakan mereka terhadap kedatangan hari kebangkitan, dan tuduhan mereka bahwa Nabi Muhammad itu hanya seorang pembohong dan tidak waras.
Allah menyanggah berbagai tuduhan mereka itu dengan memperlihatkan beberapa bukti kekuasaan-Nya.
Allah menakut-nakuti dan mengancam mereka dengan siksaan seperti yang pernah terjadi pada orang-orang terdahulu.
Sebagian ada yang ditelan bumi dan yang lain ditimpa malapetaka dari langit.
Setelah itu, dijelaskan pula sikap Allah terhadap para wali-Nya.
Nabi Dâwûd a.
s., misalnya, diberikan kemampuan meluluhkan besi dan Sulaimân a.
s.
dapat menundukan jin untuk kepentingan dirinya.
Para jin itu membangun gedung-gedung tinggi dan patung-patung atau apa saja yang dikehendaki Sulaimân.
Dâwûd dan Sulaimân adalah hamba Allah yang besyukur, sedangkan kebanyakan manusia tidak demikian.
Ayat-ayat selanjutnya bertutur tentang karunia Allah atas kaum Saba’ yang tidak mereka syukuri.
Mereka memiliki perkebunan luas dan subur di kanan dan kiri kawasan negeri, perkampungan yang saling berdekatan dan mudah dijangkau dengan aman.
Tetapi mereka kemudian menyia-nyiakan nikmat Tuhan itu.
Maka Allah memberikan hukuman orang-orang yang mengingkari nikmat kepada mereka.
Mereka mewujudkan dan mengikuti dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh iblis, padahal iblis tidak memiliki kekuasaan apa pun atas diri mereka.
Disebutkan pula bahwa adanya nikmat merupakan ujian bagi manusia agar dapat diketahui siapa yang beriman pada hari akhir dengan sepenuh hati dan siapa yang meragukan kebenaran itu.
Surat Saba’ juga mengetengahkan ihwal kebodohan dan kelemahan orang-orang yang mempertuhan sesuatu selain Allah, menyatakan dengan tegas bahwa setiap insan bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa yang diperbuat sendiri dan memproklamirkan universalitas misi kerasulan Nabi Muhammad.
Ayat-ayat lainnya menyingung keengganan orang-orang musyrik untuk mempercayai hari pembalasan yang telah ditentukan masanya oleh Allah.
Pada bagian lain, diketengahkan pendapat orang-orang kafir sekitar al-Qur’ân dan perbincangan al-Qur’ân sendiri dengan orang-orang yang sombong dan lemah akal.
Dalam surat ini pula al-Qur’ân memberikan suatu batas sikap membanggakan anak dan harta, menyajikan sebuah konsep bahwa kekayaan duniawi tidak akan dapat mendekatkan diri seseorang kepada Tuhan jika tidak melahirkan hasil guna bagi kepentingan sosial.
Sebab, dalam pandangan al-Qur’ân, harta manusia itu pada hakikatnya adalah milik Allah.
Dialah yang telah menakar dan meluaskan rezeki setiap manusia.
Ayat-ayat selanjutnya melukiskan kembali sosok orang-orang kafir yang telah mengatakan bahwa Muhammad bermaksud membuat batas pemisah antara mereka dengan tradisi para leluhur yang bertuhan selain Allah.
Tentang kitab suci al-Qur’ân, mereka menuduh sebagai kebohongan yang dibuat-buat atau sebuah bentuk sihir.
Mereka menyangkal pula bahwa telah ada sejumlah rasul sebelum Muhammad yang juga mendapatkan wahyu seperti dirinya, padahal Allah benar-benar telah mengutus banyak rasul kepada umat terdahulu.
Allah menghancurkan bangsa yang memiliki kekuatan dan kedigdayaan dengan bencana, lantaran tidak mau mempedulikan ajakan rasul yang ditutus kepada mereka.
Dalam surat ini disinggung pula perintaah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memberikan penjelasan mengenai tugas dan misi yang dibawanya.
Inti dakwah Muhammad tidak lebih dari pemberian peringatan, tanpa paksaan.
Manusia diperintahkan untuk mengenali sendiri karakter Nabi Muhammad, sehingga mereka sadar bahwa Muhammad bukan orang tidak waras atau orang yang hanya mencari kekayaan materi.
Dakwah Muhammad berdasarkan wahyu yang berasal dari Allah, dengan tujuan mendatangkan kedamaian pada umat manusia.
Ketika tiba saatnya nanti, dan orang-orang menjadi panik dan tidak mendapatkan pelarian dari kedahsyatan hari itu, mereka akan berkata, "Kami beriman kepada Allah." Tapi bagaimana keimanan itu akan mendatangkan manfaat bagi mereka, padahal mereka sebelumnya adalah orang-orang kafir.
Sebagaimana orang-orang kafir lainnya, mereka tidak akan diberikan apa yang mereka inginkan.
Mereka adalah orang-orang yang selalu meragukan ajaran-ajaran agama.]] Segala puji hanyalah hak Allah, Tuhan yang mencipta, memiliki dan memelihara semua yang terdapat di langit dan di bumi.
Bagi Allah pula segala puji di akhirat karena kekuasaan-Nya yang mutlak.
Dialah Yang Mahabijaksana dan tidak pernah khilaf.
Allah Maha Mengetahui, dan tidak satu rahasia pun luput dari pengetahuan-Nya
Tafsir al-Jalalain
( Segala puji bagi Allah ) Allah swt.
memuji diri-Nya dengan kalimat ini, maksudnya ialah pujian berikut apa yang terkandung di dalamnya yaitu pujian yang bersifat tetap.
Memuji Allah artinya menyanjung-Nya dengan sebutan-sebutan yang baik ( yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi ) sebagai milik dan makhluk-Nya ( dan bagi-Nya pula segala puji di akhirat ) sebagaimana di dunia, yaitu Dia dipuji oleh kekasih-kekasih-Nya bilamana mereka telah berada di dalam surga.
( Dan Dialah Yang Maha Bijaksana ) di dalam perbuatan-Nya ( lagi Maha Mengetahui ) tentang makhluk-Nya.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
[ [34 ~ SABA' ( KAUM SABA ) Pendahuluan: Makkiyyah, 54 ayat ~ Surat Saba' diawali dengan ayat yang berisi pernyataan bahwa hanya Allah Swt.
zat yang berhak untuk mendapat pujian atas karunia dan nikmat yang diberkan-Naya kepada manusia.
Semua yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan dan milik Allah Swt.
Surat ini juga memaparkan pendapat dan komentar orang-orang kafir tentang hari kiamat, penolakan mereka terhadap kedatangan hari kebangkitan, dan tuduhan mereka bahwa Nabi Muhammad itu hanya seorang pembohong dan tidak waras.
Allah menyanggah berbagai tuduhan mereka itu dengan memperlihatkan beberapa bukti kekuasaan-Nya.
Allah menakut-nakuti dan mengancam mereka dengan siksaan seperti yang pernah terjadi pada orang-orang terdahulu.
Sebagian ada yang ditelan bumi dan yang lain ditimpa malapetaka dari langit.
Setelah itu, dijelaskan pula sikap Allah terhadap para wali-Nya.
Nabi Dâwûd a.
s., misalnya, diberikan kemampuan meluluhkan besi dan Sulaimân a.
s.
dapat menundukan jin untuk kepentingan dirinya.
Para jin itu membangun gedung-gedung tinggi dan patung-patung atau apa saja yang dikehendaki Sulaimân.
Dâwûd dan Sulaimân adalah hamba Allah yang besyukur, sedangkan kebanyakan manusia tidak demikian.
Ayat-ayat selanjutnya bertutur tentang karunia Allah atas kaum Saba' yang tidak mereka syukuri.
Mereka memiliki perkebunan luas dan subur di kanan dan kiri kawasan negeri, perkampungan yang saling berdekatan dan mudah dijangkau dengan aman.
Tetapi mereka kemudian menyia-nyiakan nikmat Tuhan itu.
Maka Allah memberikan hukuman orang-orang yang mengingkari nikmat kepada mereka.
Mereka mewujudkan dan mengikuti dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh iblis, padahal iblis tidak memiliki kekuasaan apa pun atas diri mereka.
Disebutkan pula bahwa adanya nikmat merupakan ujian bagi manusia agar dapat diketahui siapa yang beriman pada hari akhir dengan sepenuh hati dan siapa yang meragukan kebenaran itu.
Surat Saba' juga mengetengahkan ihwal kebodohan dan kelemahan orang-orang yang mempertuhan sesuatu selain Allah, menyatakan dengan tegas bahwa setiap insan bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa yang diperbuat sendiri dan memproklamirkan universalitas misi kerasulan Nabi Muhammad.
Ayat-ayat lainnya menyingung keengganan orang-orang musyrik untuk mempercayai hari pembalasan yang telah ditentukan masanya oleh Allah.
Pada bagian lain, diketengahkan pendapat orang-orang kafir sekitar al-Qur'ân dan perbincangan al-Qur'ân sendiri dengan orang-orang yang sombong dan lemah akal.
Dalam surat ini pula al-Qur'ân memberikan suatu batas sikap membanggakan anak dan harta, menyajikan sebuah konsep bahwa kekayaan duniawi tidak akan dapat mendekatkan diri seseorang kepada Tuhan jika tidak melahirkan hasil guna bagi kepentingan sosial.
Sebab, dalam pandangan al-Qur'ân, harta manusia itu pada hakikatnya adalah milik Allah.
Dialah yang telah menakar dan meluaskan rezeki setiap manusia.
Ayat-ayat selanjutnya melukiskan kembali sosok orang-orang kafir yang telah mengatakan bahwa Muhammad bermaksud membuat batas pemisah antara mereka dengan tradisi para leluhur yang bertuhan selain Allah.
Tentang kitab suci al-Qur'ân, mereka menuduh sebagai kebohongan yang dibuat-buat atau sebuah bentuk sihir.
Mereka menyangkal pula bahwa telah ada sejumlah rasul sebelum Muhammad yang juga mendapatkan wahyu seperti dirinya, padahal Allah benar-benar telah mengutus banyak rasul kepada umat terdahulu.
Allah menghancurkan bangsa yang memiliki kekuatan dan kedigdayaan dengan bencana, lantaran tidak mau mempedulikan ajakan rasul yang ditutus kepada mereka.
Dalam surat ini disinggung pula perintaah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memberikan penjelasan mengenai tugas dan misi yang dibawanya.
Inti dakwah Muhammad tidak lebih dari pemberian peringatan, tanpa paksaan.
Manusia diperintahkan untuk mengenali sendiri karakter Nabi Muhammad, sehingga mereka sadar bahwa Muhammad bukan orang tidak waras atau orang yang hanya mencari kekayaan materi.
Dakwah Muhammad berdasarkan wahyu yang berasal dari Allah, dengan tujuan mendatangkan kedamaian pada umat manusia.
Ketika tiba saatnya nanti, dan orang-orang menjadi panik dan tidak mendapatkan pelarian dari kedahsyatan hari itu, mereka akan berkata, "Kami beriman kepada Allah." Tapi bagaimana keimanan itu akan mendatangkan manfaat bagi mereka, padahal mereka sebelumnya adalah orang-orang kafir.
Sebagaimana orang-orang kafir lainnya, mereka tidak akan diberikan apa yang mereka inginkan.
Mereka adalah orang-orang yang selalu meragukan ajaran-ajaran agama. ]] Segala puji hanyalah hak Allah, Tuhan yang mencipta, memiliki dan memelihara semua yang terdapat di langit dan di bumi.
Bagi Allah pula segala puji di akhirat karena kekuasaan-Nya yang mutlak.
Dialah Yang Mahabijaksana dan tidak pernah khilaf.
Allah Maha Mengetahui, dan tidak satu rahasia pun luput dari pengetahuan-Nya.
Tafsir Al-wajiz
Pada bagian pungkasan Surah al-Ahzab Allah menegaskan pen-tingnya menunaikan amanat.
Di sana Allah juga mengancam orang munafik dan kafir dengan azab yang pedih dan mengampuni dosa orang yang bertobat, karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Surah Saba’ lantas diawali dengan pujian kepada Allah, Pemilik apa saja yang ada di langit dan bumi.
Segala puji bagi Allah yang memiliki, menguasai, dan mengatur apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan segala puji di akhirat juga bagi Allah karena Dialah Penguasa dan Pengendali kehidupan akhirat.
Dan Dialah Yang Mahabijaksana dalam tindakan dan ciptaan-Nya, Mahateliti sehingga mengetahui semua urusan secara rinci.
Tafsir Al-tahlili
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia yang menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi.
Dialah pemilik yang sebenarnya, tidak ada seorang pun yang bersekutu dengan Allah dalam menciptakan dan memilikinya.
Allah pula yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur.
Oleh sebab itu, tidak ada yang patut memperoleh pujian kecuali Allah, tidak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kecuali kepada Allah.
Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung atau yang lainnya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akal.
Banyak sekali bukti yang menunjukkan wujud dan keesaan Allah yang terdapat di bumi dan di langit.
Bila manusia mau memperhatikan, tentu dia akan sampai kepada kesimpulan bahwa Pencipta semua alam ini adalah Allah Yang Maha Esa, Mahakuasa, dan Maha Pencipta.
Hanya Allah yang berhak disembah dan dipuji, walaupun Dia sendiri tidak memerlukan pujian dari hamba dan makhluk-Nya.
Hanya makhluk-makhluk-Nya yang harus memuja dan memuji-Nya, karena begitu besar dan banyaknya karunia yang dilimpahkan kepadanya.
Sekiranya tidak ada yang menyembah dan memuji-Nya atau semua makhluk-Nya kafir dan ingkar terhadap nikmat dan karunia-Nya, maka hal itu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
اِنْ تَكْفُرُوْٓا اَنْتُمْ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ۙفَاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ حَمِيْدٌ
“ Jika kamu dan orang yang ada di bumi semuanya mengingkari ( nikmat Allah ), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji. ” ( Ibrāhīm/14: 8 )
Untuk menyadarkan manusia agar mau menggunakan akalnya, Allah menerangkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya, termasuk burung-burung yang terbang di udara.
Allah berfirman:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ ٤١ ( النّور )
Tidakkah engkau ( Muhammad ) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya.
Masing-masing sungguh, telah mengetahui ( cara ) berdoa dan bertasbih.
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
( an-Nūr/24: 41 )
Ayat selanjutnya menegaskan bahwa Allah yang berhak dipuji di akhirat nanti, karena Dia yang mempunyai kekuasaan di sana, dan bertindak dengan adil dan bijaksana dalam memperhitungkan dan membalas perbuatan hamba-Nya.
Tidak ada seorang pun yang dirugikan dalam perhitungan perbuatannya, yang baik dibalas dengan kebaikan, dan yang jahat dibalas dengan siksa yang setimpal, bahkan dengan rahmat dan karunia-Nya satu perbuatan yang baik dibalas dengan berlipat ganda.
Di dalam ayat lain diterangkan bagaimana besarnya pujian hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang dikaruniakan kepada mereka sebagai balasan atas perbuatannya selama hidup di dunia dengan firman-Nya:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهٗ وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ ۚفَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ ٧٤ ( الزمر )
Dan mereka berkata, “ Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami ( diperkenankan ) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki. ” Maka ( surga itulah ) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.
( az-Zumar/39: 74 )
Dan firman-Nya:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَۗ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌۙ ٣٤ ۨالَّذِيْٓ اَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهٖۚ لَا يَمَسُّنَا فِيْهَا نَصَبٌ وَّلَا يَمَسُّنَا فِيْهَا لُغُوْبٌ ٣٥ ( فاطر )
Dan mereka berkata, “ Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami.
Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri, yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal ( surga ); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu. ” ( Fāṭir/35: 34-35 )
Kemudian Allah menegaskan bahwa Dialah Yang Mahabijaksana, berbuat dan bertindak, serta mengatur dan mengendalikan urusan dunia dan akhirat serta alam seluruhnya.
Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan segala urusan.
Dia Mengetahui segala-galanya dengan ilmu-Nya Yang Mahaluas.
Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
الحمد لله الذي له ما في السموات وما في الأرض وله الحمد في الآخرة وهو الحكيم الخبير
سورة: سبأ - آية: ( 1 ) - جزء: ( 22 ) - صفحة: ( 428 )transliterasi Indonesia
al-ḥamdu lillāhillażī lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa lahul-ḥamdu fil`ākhirah, wa huwal-ḥakīmul-khabīr
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya
- Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya
- Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
- Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya
- Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
- Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan
- Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka
- Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
- (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu
- Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, December 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب