Tafsir Surat Yusuf ayat 4 , Idh Qala Yusufu Liabihi Ya Abati Inni Raaytu
﴿إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ﴾
[ يوسف: 4]
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". [Yusuf: 4]
Idh Qala Yusufu Liabihi Ya Abati Inni Raaytu Ahada Ashara Kawkabaan Wa Ash-Shamsa Wa Al-Qamara Raaytuhum Li Sajidina
Tafsir Al-mokhtasar
Kami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- tatkala Yusuf berkata kepada ayahnya Ya’qūb, " Wahai Ayahku! Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang.
Dan aku juga melihat matahari dan bulan.
Aku melihat semuanya bersujud kepadaku. " Mimpi itu adalah kabar gembira yang disegerakan untuk Yusuf -’alaihissalām-.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Di antara kisah-kisah itu adalah kisah Yûsuf( 1 ) ketika ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." ( 1 ) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini
Tafsir al-Jalalain
Ingatlah ( Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya ) Nabi Yakub ( "Wahai ayahku! ) dibaca kasrah, yaitu abati untuk menunjukkan adanya ya idhafat yang tidak disebutkan.
Sedangkan bila dibaca fatah, maka menunjukkan adanya huruf alif yang tidak disebutkan, yaitu abata, kemudian alif ditukar dengan ya ( Sesungguhnya aku telah melihat ) di dalam tidurku, yakni bermimpi ( sebelas buah bintang dan matahari serta bulan, kulihat semuanya ) lafal ra-aytuhum berkedudukan menjadi taukid atau pengukuh dari lafal ra-aytu di muka tadi ( sujud kepadaku." ) lafal saajidiina adalah bentuk jamak, yang alamat i’rabnya memakai ya dan nun karena menggambarkan keadaan sujud, hal ini merupakan ciri khas daripada makhluk yang berakal.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Di antara kisah-kisah itu adalah kisah Yûsuf( 1 ) ketika ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." ( 1 ) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini.
Tafsir Al-wajiz
Setelah dijelaskan bahwa di antara wahyu Al-Qur’an yang diturunkan Allah berupa kisah-kisah umat terdahulu yang belum diketahui secara jelas oleh Nabi Muhammad dan umatnya, ayat ini menjelaskan tentang salah satu kisah tersebut, yaitu kisah Nabi Yusuf.
Allah memulai kisah Nabi Yusuf dengan menceritakan perihal mimpinya.
Ketika Yusuf putra Nabi Yakub berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, yakni saudaranya yang berjumlah sebelas, matahari, yakni ayahnya dan bulan, yakni ibunya; kulihat semuanya sujud atau mengarahkan pandangannya dan hormat kepadaku.”
Tafsir Al-tahlili
Pada suatu ketika Nabi Yusuf a.s.
memberitahukan kepada ayahnya Nabi Yakub bin Ishak bin Ibrahim bahwa ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, semuanya tunduk dan sujud kepadanya.
Tentu saja sujud di sini bukan dengan arti menyembah seperti yang kita kenal, tetapi hanyalah sujud dalam arti kiasan yaitu tunduk dan patuh.
Sujud dengan arti tunduk dan patuh itu ada juga terdapat dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah:
وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ ٦ ( الرحمن )
Dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk ( kepada-Nya ).
( ar-Raḥmān/55: 6 )
Setelah mendengar cerita itu, Nabi Yakub a.s.
menyadari bahwa mimpi anaknya bukan mimpi biasa, tetapi merupakan ilham dari Allah sebagaimana kerapkali dialami oleh para nabi.
Ia yakin bahwa anaknya ini akan menghadapi urusan yang sangat penting dan setelah dewasa menjadi pemimpin dimana masyarakat akan tunduk kepadanya tidak terkecuali saudara-saudaranya dan ibu-bapaknya.
Ia merasa khawatir kalau hal ini diketahui oleh saudara-saudaranya, dan tentulah mereka akan merasa iri dan dengki terhadapnya serta berusaha untuk menyingkirkan atau membinasa-kannya apalagi mereka telah merasa bahwa ayah mereka lebih banyak menumpahkan kasih sayangnya kepadanya.
Tergambarlah dalam khayal Nabi Yakub bagaimana nasib anaknya bila mimpi itu diketahui oleh saudara-saudaranya, tentulah mereka dengan segala usaha dan tipu daya akan mencelakakannya.
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
- Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama
- Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu
- (Allah berfirman): "Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,
- Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk;
- Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan
- Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
- Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan)
- dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.
- (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Monday, May 13, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب