Tafsir Surat Al-Hujuraat ayat 1 , Ya Ayyuha Al-Ladhina Amanu La Tuqaddimu Bayna Yadayi
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾
[ الحجرات: 1]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Hujurat: 1]
Ya Ayyuha Al-Ladhina Amanu La Tuqaddimu Bayna Yadayi Allahi Wa Rasulihi Wa Attaqu Allaha Inna Allaha Samiun Alimun
Tafsir Al-mokhtasar
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti apa yang disyariatkan! Janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya dengan ucapan atau perbuatan, dan bertakwalah kepada Allah dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar segala ucapan kalian dan Maha Mengetahui segala perbuatan kalian, tidak ada sedikitpun dari perbuatan kalian yang luput dari-Nya, dan Dia akan membalas kalian karenanya.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
AL-HUJURAT ( KAMAR-KAMAR ) Pendahuluan: Madaniyyah, 18 ayat ~ Surat ini dimulai dengan larangan kepada orang-orang Mukmin untuk menilai sesuatu sebelum datang perintah Allah dan Rasul-Nya, larangan mengangkat suara lebih tinggi di atas suara Rasul saw., pujian terhadap orang-orang yang merendahkan suaranya di hadapan Rasul, dan celaan terhadap orang-orang yang tidak beradab dan memanggil Rasul dari luar kamarnya.
Kemudian dijelaskan perintah kepada orang-orang Mukmin untuk selalu bersikap selektif dan teliti dalam menerima suatu berita dari orang-orang fasik dan lemah imannya, perintah yang harus dilakukan oleh para pemimpin dalam menghadapi dua kelompok orang-orang Mukmin yang sedang berperang, larangan bagi orang-orang Mukmin untuk saling mengolok-olok dan mencela sesamanya, larangan berburuk sangka dan memata-matai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Selain itu, surat ini juga menjelaskan larangan bagi orang-orang Arab Badui untuk mengaku bahwa mereka telah beriman sebelum iman itu menetap dalam hati mereka dan keterangan tentang siapakah orang-orang Mukmin yang sebenarnya.
Kemudian dalam akhir surat ini dijelaskan larangan terhadap orang-orang yang menganggap bahwa mereka telah memberi nikmat kepada Rasulullah dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam.
Namun sesungguhnya nikmat itu hanyalah milik Allah yang dianugerahkan kepada mereka dengan memberi petunjuk mereka kepada keimanan jika mereka termasuk orang-orang yang benar.]] Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam menetapkan hukum masalah keagamaan dan keduniaan.
Jagalah diri kalian dari azab Allah dengan jalan menaati perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua yang kalian katakan dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu
Tafsir al-Jalalain
( Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului ) berasal dari lafal Qadima yang maknanya sama dengan lafal Taqaddama artinya, janganlah kalian mendahului baik melalui perkataan atau perbuatan kalian ( di hadapan Allah dan Rasul-Nya ) yang menyampaikan wahyu dari-Nya, makna yang dimaksud ialah janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya tanpa izin dari keduanya ( dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar ) semua perkataan kalian ( lagi Maha Mengetahui ) semua perbuatan kalian.
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan perdebatan antara Abu Bakar r.a., dan sahabat Umar r.a.
Mereka berdua melakukan perdebatan di hadapan Nabi saw.
mengenai pengangkatan Aqra’ bin Habis atau Qa’qa’ bin Ma’bad.
Ayat selanjutnya diturunkan berkenaan dengan orang yang mengangkat suaranya keras-keras di hadapan Nabi saw.
yaitu firman-Nya:
Tafseer Muntakhab - Indonesian
[ [49 ~ AL-HUJURAT ( KAMAR-KAMAR ) Pendahuluan: Madaniyyah, 18 ayat ~ Surat ini dimulai dengan larangan kepada orang-orang Mukmin untuk menilai sesuatu sebelum datang perintah Allah dan Rasul-Nya, larangan mengangkat suara lebih tinggi di atas suara Rasul saw., pujian terhadap orang-orang yang merendahkan suaranya di hadapan Rasul, dan celaan terhadap orang-orang yang tidak beradab dan memanggil Rasul dari luar kamarnya.
Kemudian dijelaskan perintah kepada orang-orang Mukmin untuk selalu bersikap selektif dan teliti dalam menerima suatu berita dari orang-orang fasik dan lemah imannya, perintah yang harus dilakukan oleh para pemimpin dalam menghadapi dua kelompok orang-orang Mukmin yang sedang berperang, larangan bagi orang-orang Mukmin untuk saling mengolok-olok dan mencela sesamanya, larangan berburuk sangka dan memata-matai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Selain itu, surat ini juga menjelaskan larangan bagi orang-orang Arab Badui untuk mengaku bahwa mereka telah beriman sebelum iman itu menetap dalam hati mereka dan keterangan tentang siapakah orang-orang Mukmin yang sebenarnya.
Kemudian dalam akhir surat ini dijelaskan larangan terhadap orang-orang yang menganggap bahwa mereka telah memberi nikmat kepada Rasulullah dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam.
Namun sesungguhnya nikmat itu hanyalah milik Allah yang dianugerahkan kepada mereka dengan memberi petunjuk mereka kepada keimanan jika mereka termasuk orang-orang yang benar. ]] Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam menetapkan hukum masalah keagamaan dan keduniaan.
Jagalah diri kalian dari azab Allah dengan jalan menaati perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua yang kalian katakan dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
Tafsir Al-wajiz
Pada permulaan Surah al-Hujurat ini Allah mengajarkan akhlak kepada kaum muslim ketika berhubungan dengan Allah dan Rasul-Nya.
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya, yakni jangan kamu tergesa-gesa dalam memutuskan suatu perkara sebelum mendapat keputusan Allah dan Rasul-Nya, dan bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Sungguh, Allah Maha Mendengar ucapan kamu, Maha Mengetahui segala gerak-gerik dan perbuatan kamu.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada kaum muslim agar ja-ngan mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam menetapkan hukum keagamaan atau persoalan duniawi yang menyangkut kehidupan me-reka.
Hal ini bertujuan agar keputusan mereka tidak menyalahi syariat Islam sehingga menimbulkan kemurkaan Allah.
Tafsir Al-tahlili
Pada ayat ini, Allah mengajarkan kesopanan kepada kaum muslim ketika berhadapan dengan Rasulullah saw dalam hal perbuatan dan percakapan.
Allah memperingatkan kaum mukmin supaya jangan men-dahului Allah dan rasul-Nya dalam menentukan suatu hukum atau pen-dapat.
Mereka dilarang memutuskan suatu perkara sebelum membahas dan meneliti lebih dahulu hukum Allah dan ( atau ) ketentuan dari rasul-Nya terhadap masalah itu.
Hal ini bertujuan agar keputusan mereka tidak menyalahi apalagi bertentangan dengan syariat Islam, sehingga dapat menimbulkan kemurkaan Allah.
Yang demikian ini sejalan dengan yang dialami oleh sahabat Nabi Muhammad yaitu Mu‘āż bin Jabal ketika akan diutus ke negeri Yaman.
Rasulullah saw bertanya, “ Kamu akan memberi keputusan dengan apa? ” Dijawab oleh Mu‘āż, “ Dengan kitab Allah. ” Nabi bertanya lagi, “ Jika tidak kamu jumpai dalam kitab Allah, bagaimana? ” Mu‘āż menjawab, “ Dengan sunah Rasulullah. ” Nabi Muhammad bertanya lagi, “ Jika dalam Sunah Rasulullah tidak kamu jumpai, bagaimana? ” Mu‘āż menjawab, “ Aku akan ijtihad dengan pikiranku. ” Lalu Nabi Muhammad saw menepuk dada Mu‘āż seraya berkata, “ Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik kepada utusan rasul-Nya tentang apa yang diridai Allah dan rasul-Nya. ” ( Riwayat Abū Dāwud, at-Tirmiżī dan Ibnu Mājah dari Mu‘āż bin Jabal ).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada kaum mukmin supaya melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan tidak tergesa-gesa melakukan perbuatan atau mengemukakan pendapat dengan mendahului Al-Qur’an dan hadis Nabi yang ada hubungannya dengan sebab turunnya ayat ini.
Tersebut dalam kitab al-Iklil bahwa mereka dilarang menyembelih kurban pada hari Raya Idul Adha sebelum Nabi menyembelih, dan dilarang berpuasa pada hari yang diragukan, seperti apakah telah datang awal Ramadan atau belum, sebelum jelas hasil ijtihad untuk penetapannya.
Kemudian Allah meme-rintahkan supaya mereka tetap bertakwa kepada-Nya karena Allah Maha Mendengar segala percakapan dan Maha Mengetahui segala yang terkandung dalam hati hamba-hamba-Nya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
ياأيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم
سورة: الحجرات - آية: ( 1 ) - جزء: ( 26 ) - صفحة: ( 515 )transliterasi Indonesia
yā ayyuhallażīna āmanụ lā tuqaddimụ baina yadayillāhi wa rasụlihī wattaqullāh, innallāha samī'un 'alīm
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat,
- Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal,
- Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan
- Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): "Inikah
- (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,
- Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
- Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan
- Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.
- dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
- Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Monday, November 4, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب