Tafsir Surat Yunus ayat 11 , Wa Law Yuajjilu Allahu Lilnnasi Ash-Sharra Astijalahum Bil-Khayri

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Yunus ayat 11 | Wa Law Yuajjilu Allahu Lilnnasi Ash-Sharra Astijalahum Bil-Khayri - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿۞ وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُم بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ﴾
[ يونس: 11]

Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka. [Yunus: 11]

Wa Law Yuajjilu Allahu Lilnnasi Ash-Sharra Astijalahum Bil-Khayri Laquđiya Ilayhim Ajaluhum Fanadharu Al-Ladhina La Yarjuna Liqaana Fi Tughyanihim Yamahuna

Tafsir Al-mokhtasar


Seandainya Allah -Subḥānahu- segera mengabulkan doa jahat yang diucapkan oleh manusia untuk kebinasaan diri mereka sendiri, anak-anak dan harta benda mereka ketika mereka marah, sebagaimana Allah mengabulkan doa baik mereka, niscaya mereka sudah binasa.
Akan tetapi Allah memberikan tenggang waktu kepada mereka.
Maka Allah membiarkan orang-orang yang tidak menunggu perjumpaan dengan-Nya, karena mereka tidak takut terhadap hukuman-Nya dan tidak mengharapkan ganjaran-Nya, Allah membiarkan mereka mondar-mandir dalam kebingungan dan kebimbangan terhadap hari penghitungan amal ( Hari Kiamat ).


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Dan kalau sekiranya Allah mengabulkan untuk menyegerakan permohonan keburukan yang mereka pinta--sebagaimana kebaikan--pasti Allah akan membinasakan mereka semua.
Namun Dia berlemah lembut dengan mereka, sehingga menangguhkan kebinasaan mereka, untuk menunggu apa yang tampak dari diri mereka, sesuai dengan apa yang diketahui-Nya tentang mereka.
Maka dari sini tampak keadilan-Nya dalam memberikan ganjaran kepada mereka karena mereka memang telah meninggalkan ( kebenaran ) sedangkan dalil-dalil telah jelas mereka dapati.
Mereka telah dengan sengaja melenceng dan berjalan dalam kesesatan dan kegelapan

Tafsir al-Jalalain


( Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan ) artinya sama seperti mereka meminta mendapatkan dengan segera ( kebaikan, pastilah diakhiri ) boleh dibaca laqudhiya atau laqadha ( umur mereka ) lafal ajaluhum dapat dibaca rafa` yakni menjadi ajaluhum dan dapat pula dibaca nashab hingga menjadi ajalahum; seumpamanya Allah membinasakan mereka dengan segera akan tetapi ternyata Allah menangguhkan ( Maka Kami biarkan ) Kami tinggalkan ( orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami bergelimang di dalam kesesatan mereka ) mereka hidup diselimuti oleh keraguan yang membingungkan.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Dan kalau sekiranya Allah mengabulkan untuk menyegerakan permohonan keburukan yang mereka pinta--sebagaimana kebaikan--pasti Allah akan membinasakan mereka semua.
Namun Dia berlemah lembut dengan mereka, sehingga menangguhkan kebinasaan mereka, untuk menunggu apa yang tampak dari diri mereka, sesuai dengan apa yang diketahui-Nya tentang mereka.
Maka dari sini tampak keadilan-Nya dalam memberikan ganjaran kepada mereka karena mereka memang telah meninggalkan ( kebenaran ) sedangkan dalil-dalil telah jelas mereka dapati.
Mereka telah dengan sengaja melenceng dan berjalan dalam kesesatan dan kegelapan.

Tafsir Al-wajiz


Setelah dijelaskan pada ayat sebelumnya bahwa Allah Mahasuci dari segala kekurangan, Mahasempurna dengan segala ciptaan-Nya, Mahaadil dalam memberikan hukuman atau pahala, lalu dijelaskan pada ayat ini bahwa Dia Maha Terpuji karena tidak segera menghukum orang yang durhaka sebagaimana permintaan mereka agar Allah menyegerakan siksa.
Mereka diberi kesempatan untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur’an.
Dan kalau Allah menyegerakan keburukan, sebagai hukuman atas perbuatan jahat bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pasti diakhiri umur mereka, yakni dibinasakan.
Namun Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, yakni tidak percaya pada hari Kiamat dalam keadaan bingung dan tetap berada di dalam kesesatan mereka sesuai kemauan mereka.

Tafsir Al-tahlili


Salah satu sifat dan watak manusia, adalah ingin segala sesuatu yang akan terjadi padanya dipercepat atau disegerakan, baik itu berupa hukuman atau kemudaratan, kebaikan atau pahala.
Padahal, mereka telah mengetahui bahwa semuanya itu terjadi atas kehendak Allah, sesuai dengan hukum-hukum-Nya dan sesuai pula dengan ketetapan dan aturannya.
Allah berfirman:
فَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا سُنَّتَ الْاَوَّلِيْنَۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ەۚ
...Mereka hanyalah menunggu ( berlakunya ) ketentuan kepada orang-orang terdahulu.
Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi ketentuan Allah dan tidak ( pula ) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu.
( Fāṭir/35: 43 )
Dan firman Allah:
سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ٢٣ ( الفتح )
( Demikianlah ) hukum Allah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu.
( al-Fatḥ/48: 23 )
Pada ayat-ayat Al-Qur’an yang lain dijelaskan sifat tergesa-gesa yang ada pada manusia, sebagaimana firman Allah:
وَيَدْعُ الْاِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاۤءَهٗ بِالْخَيْرِۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًا ١١ ( الاسراۤء )
Dan manusia ( seringkali ) berdoa untuk kejahatan sebagaimana ( biasanya ) dia berdoa untuk kebaikan.
Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa.
( al-Isrā’/17: 11 )
Dan firman Allah:
خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍۗ سَاُورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْنِ ٣٧ ( الانبياۤء )
Manusia diciptakan ( bersifat ) tergesa-gesa.
Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda ( kekuasaan )-Ku.
Maka janganlah kamu minta Aku menyegerakannya.
( al-Anbiyā’/21: 37 )
Sifat tergesa-gesa ingin memperoleh kebaikan dan kesenangan pada manusia itu, adalah karena keinginan mereka memperoleh manfaat dari sesuatu dalam waktu singkat, padahal mereka mengetahui bahwa segala sesuatu ada prosesnya.
Proses itu memerlukan tekad/niat yang kuat, kesabaran dan keuletan.
Mustahil mereka akan mencapai suatu kesenangan, tetapi mereka tidak berusaha mencapainya dengan mengikuti syarat-syarat tercapainya sesuatu.
Lain halnya dengan keinginan manusia mengalami suatu siksaan, bahaya atau malapetaka.
Keinginan ini timbul karena kebodohan, ketidakimanan, kedurhakaan, dan keingkaran mereka terhadap Nabi Muhammad saw atau karena mereka ingin memperolok-olokan sesuatu yang tidak mereka inginkan itu, atau karena kemarahan dan kebencian mereka terhadap sesuatu dan sebagainya, seperti yang terjadi atas orang-orang yang putus asa dalam kehidupannya, maka ia memohon kematian atas dirinya.
Demikian pula orang-orang kafir yang tidak menginginkan sesuatu yang disampaikan Rasul Allah, lalu minta bukti dengan cara segera mendatangkan azab yang dijanjikan kepada mereka.
Keinginan dan permintaan mereka itu dijawab oleh Allah dengan tegas melalui firman-Nya dalam ayat ini, yaitu seandainya Allah mau memperkenankan doa dan permintaan manusia, supaya ditimpakan azab kepada mereka atau suatu malapetaka, sesuai dengan permintaan yang mereka ajukan semata-mata karena kebodohan atau ingin melemahkan bukti-bukti kenabian yang disampaikan kepada mereka, seperti yang pernah diminta oleh orang-orang musyrik Mekah, tentulah Allah akan segera mengabulkannya dan itu amat mudah bagi Allah.
Permintaan ini sering diajukan orang-orang musyrik Mekah kepada Nabi Muhammad saw yang menyampaikan agama Allah kepada mereka.
Mereka meminta yang tidak pantas kepada Nabi, seperti meminta datangnya azab kepada mereka sebagaimana yang pernah didatangkan kepada bangsa-bangsa dahulu kala, meminta datangnya kiamat dan sebagainya, sebagaimana firman Allah:
وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلٰتُۗ وَاِنَّ رَبَّكَ لَذُوْ مَغْفِرَةٍ لِّلنَّاسِ عَلٰى ظُلْمِهِمْۚ وَاِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيْدُ الْعِقَابِ ٦ ( الرّعد )
Dan mereka meminta kepadamu agar dipercepat ( datangnya ) siksaan, sebelum ( mereka meminta ) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksaan sebelum mereka.
Sungguh, Tuhanmu benar-benar memiliki ampunan bagi manusia atas kezaliman mereka, dan sungguh, Tuhanmu sangat keras siksaan-Nya.
( ar-Ra’ad/13: 6 )
Dan firman Allah:
وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِۗ وَلَوْلَآ اَجَلٌ مُّسَمًّى لَّجَاۤءَهُمُ الْعَذَابُۗ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ٥٣ ( العنكبوت )
Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab.
Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka dan ( azab itu ) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya.
( al-’Ankabūt/29: 53 )
Bahkan orang-orang musyrik itu, karena sangat ingkar kepada Al-Qur’an, berani berdoa agar disegerakan azab atas mereka seandainya yang disampaikan Muhammad itu adalah benar.
Allah berfirman:
وَاِذْ قَالُوا اللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ ٣٢ ( الانفال )
Dan ( ingatlah, ) ketika mereka ( orang-orang musyrik ) berkata, “ Ya Allah, jika ( Al-Qur’an ) ini benar ( wahyu ) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. ” ( al-Anfāl/8: 32 )
Orang-orang musyrik yang mengingkari adanya Hari Kiamat, menantang Rasulullah agar disegerakan datangnya Hari Kiamat itu, sebagaimana firman Allah:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهَاۚ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مُشْفِقُوْنَ مِنْهَاۙ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهَا الْحَقُّ ۗ اَلَآ اِنَّ الَّذِيْنَ يُمَارُوْنَ فِى السَّاعَةِ لَفِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ ١٨ ( الشورى )
Orang-orang yang tidak percaya adanya Hari Kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar ( akan terjadi ).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh.
( asy-Syūrā/42: 18 )
Tujuan orang-orang musyrik meminta kepada Nabi Muhammad saw agar didatangkan segera hukuman yang dijanjikan itu, bukan hanya karena mereka tidak percaya kepadanya, tetapi juga untuk membantah dan melemahkan hujjah dan bukti kenabian, memperolok-olokan ayat-ayat Al-Qur’an yang disampaikan kepada mereka dan untuk mengatakan kepada Nabi Muhammad saw bahwa mereka sangat mengingkari segala macam yang disampaikan beliau kepada mereka.
Adakalanya di antara mereka ada yang percaya kepada Nabi saw, tetapi rasa dengki kepada Muhammad dan fanatik kepada agama nenek moyang mereka telah menyebabkan mereka tetap mengingkarinya.
Dari ayat ini dipahami bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dan permintaan mereka, dan tidak menghendaki kehancuran mereka seperti yang telah dialami oleh umat yang telah lalu, tetapi Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.
Muhammad diutus sebagai nabi dan rasul terakhir kepada seluruh manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Karena itu Allah selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat.
Kalau mereka tetap dalam keingkaran dan kekafirannya sampai mati, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih.
Allah tidak akan mendatangkan azab kepada mereka di dunia sebagaimana yang telah ditimpakan kepada umat-umat yang dahulu, karena seandainya Allah menimpakan azab kepada mereka, tentu mereka akan musnah semuanya, dan kemusnahan itu akan menimpa pula orang-orang yang beriman yang hidup dan berdiam di antara mereka, sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٦١ ( النحل )
Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya ( di bumi ) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan.
Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
( an-Naḥl/16: 61 )


Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

ولو يعجل الله للناس الشر استعجالهم بالخير لقضي إليهم أجلهم فنذر الذين لا يرجون لقاءنا في طغيانهم يعمهون

سورة: يونس - آية: ( 11 )  - جزء: ( 11 )  -  صفحة: ( 209 )

transliterasi Indonesia

walau yu'ajjilullāhu lin-nāsisy-syarrasti'jālahum bil-khairi laquḍiya ilaihim ajaluhum, fa nażarullażīna lā yarjụna liqā`anā fī ṭugyānihim ya'mahụn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: "Kamipun telah beriman," tetapi apabila
  2. Atau apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang".
  3. Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan
  4. Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati,
  5. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya
  6. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan
  7. Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba,
  8. Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
  9. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.
  10. niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب