Tafsir Surat Fussilat ayat 14 , Idh Jaat/humu Ar-Rusulu Min Bayni Aydihim Wa Min
﴿إِذْ جَاءَتْهُمُ الرُّسُلُ مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ ۖ قَالُوا لَوْ شَاءَ رَبُّنَا لَأَنزَلَ مَلَائِكَةً فَإِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُم بِهِ كَافِرُونَ﴾
[ فصلت: 14]
Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan belakang mereka (dengan menyerukan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah". Mereka menjawab: "Kalau Tuhan kami menghendaki tentu Dia akan menurunkan malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami kafir kepada wahyu yang kamu diutus membawanya". [Fussilat: 14]
Idh Jaat/humu Ar-Rusulu Min Bayni Aydihim Wa Min Khalfihim Alla Tabudu Illa Allaha Qalu Law Shaa Rabbuna Laanzala Malaikatan Fainna Bima Ursiltum Bihi Kafiruna
Tafsir Al-mokhtasar
Ketika para rasul datang kepada mereka silih berganti dengan membawa satu dakwah yang mereka serukan, yaitu agar mereka tidak menyembah kecuali Allah semata, maka orang-orang kafir dari mereka menjawab, “Seandainya Rabb kami berkehendak untuk menurunkan malaikat-malaikat kepada kami sebagai rasul-rasul niscaya Dia melakukannya, sesungguhnya kami ini tetap kafir kepada apa yang kalian diutus dengannya, karena kalian adalah manusia yang sama dengan kami.”
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Petir itu datang setelah para rasul menempuh segala macam cara untuk membimbing mereka dan mengatakan, "Janganlah kalian menyembah selain Allah!" Mereka malah menjawab, "Jika Allah berkehendak mengutus seorang rasul, niscaya Dia akan menurunkan malaikat pada kami.
Kami benar-benar ingkar terhadap misi pengesaan Allah yang kalian bawa itu
Tafsir al-Jalalain
( Ketika rasul-rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka ) rasul-rasul itu datang kepada mereka dari arah depan dan dari arah belakang, akan tetapi mereka tetap ingkar dan kafir, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.
Dan pengertian pembinasaan ini hanya berlaku pada zamannya saja ( "Janganlah kalian menyembah selain Allah.
Mereka menjawab, ’Kalau Rabb kami menghendaki tentu Dia menurunkan ) kepada kami ( malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami kepada wahyu yang kalian diutus membawanya ) sesuai dengan sangkaan kalian itu ( adalah orang-orang yang kafir.’" )
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Petir itu datang setelah para rasul menempuh segala macam cara untuk membimbing mereka dan mengatakan, "Janganlah kalian menyembah selain Allah!" Mereka malah menjawab, "Jika Allah berkehendak mengutus seorang rasul, niscaya Dia akan menurunkan malaikat pada kami.
Kami benar-benar ingkar terhadap misi pengesaan Allah yang kalian bawa itu."
Tafsir Al-wajiz
Demikianlah, sebagaimana juga dikisahkan oleh Al-Qur’an, ketika para rasul datang kepada masing-masing mereka, kaum ‘Ad dan Samud , baik dari arah depan dan juga dari arah belakang mereka.
Hal ini bermakna bahwa para rasul itu menyampaikan seruan kebenaran dengan berbagai cara, baik terang-terangan maupun dengan sembunyi-sembunyi.
Para rasul itu menyerukan, “Janganlah kamu menyembah selain Allah.” Mendengar seruan itu mereka, kaum ‘Ad dan Samud menjawab, “Kalau Tuhan kami menghendaki untuk mengutus rasul, tentu Dia mengutus dan menurunkan malaikat-malaikat-Nya kepada kami, bukan manusia biasa seperti kamu.
Maka sesungguhnya dengan kenyataan seperti itu, kami mengingkari wahyu yang engkau sengaja diutus untuk menyampaikannya kepada kami.”
Tafsir Al-tahlili
Ayat ini menerangkan perintah Allah kepada Nabi Muhammad agar menyeru kepada orang-orang kafir untuk beriman kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya.
Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, Rasulullah diperintahkan untuk mengingatkan mereka tentang azab yang akan ditimpakan Allah kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya.
Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit dan memusnahkan semua yang dikenainya, seperti yang pernah ditimpakan kepada kaum ‘Ad, kaum Samud, penduduk Aikah, dan sebagainya.
Malapetaka itu menimpa mereka karena mengingkari seruan rasul yang diutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para rasul itu.
Rasulullah menambahkan bahwa jika mereka tidak ingin ditimpa malapetaka seperti itu, maka ikutilah seruan yang disampaikannya dan agar hanya menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Seruan Rasulullah itu ditanggapi orang-orang musyrik dengan sikap angkuh dan sombong.
Mereka mengingkarinya dengan mengatakan bahwa sekiranya Allah hendak mengutus para rasul kepada manusia, tentu Dia tidak akan mengutus manusia seperti Nabi Muhammad.
Akan tetapi, Allah akan mengutus orang-orang yang mempunyai kelebihan dari manusia biasa, mempunyai kekuatan gaib, sanggup mengabulkan langsung segala yang diminta orang-orang yang diserunya, seperti malaikat, jin dan sebagainya.
Menurut mereka, rasul yang diangkat dari manusia biasa tidak akan bisa memerkenankan permintaan orang-orang yang diserunya karena tidak mempunyai kelebihan apa pun.
Sementara, menurut mereka, Allah belum berkehendak mengutus rasul itu.
Itulah sebabnya mereka mengingkari kerasulan Nabi Muhammad.
Diriwayatkan oleh al-Baihaqī dalam kitab “ Ad-Dalāil ” dan Ibnu Asākir dari Jabir bin Abdullāh.
Ia mengatakan bahwa Abū Jahal dan para pemimpin kaum Quraisy berkata, “ Sesungguhnya kurang jelas bagi kita apa yang disampaikan oleh Muhammad itu, jika kamu menemukan seorang ahli sihir, tenung, dan syair, maka hendaklah ia berbicara dengannya, dan datang kepada kita untuk menerangkan maksud yang disampaikan Muhammad saw itu. ” Utbah bin Rabi‘ah berkata, “ Demi Allah, aku benar-benar telah mendengar sihir, tenung, dan syair.
Aku benar-benar memahami rumpun engkau hai Muhammad adalah orang yang paling baik dalam rumpun keluarga Abdul Muṭṭalib? ” Muhammad tidak menjawab.
Utbah berkata lagi, “ Mengapa engkau mencela tuhan-tuhan kami dan menganggap kami sesat? Jika engkau menghendaki wanita, pilihlah olehmu sepuluh wanita yang paling cantik yang kamu kehendaki dari suku Quraisy ini.
Jika engkau menghendaki harta, kami kumpulkan harta itu sesuai dengan yang kamu perlukan. ”
Setelah Rasulullah mendengar ucapan Utbah, beliau membaca Surah Fuṣṣilat ini sejak permulaan ayat sampai kepada ayat ini, yang menerangkan malapetaka yang pernah ditimpakan kepada kaum ‘Ad, dan Samud.
Mendengar ayat yang dibacakan Rasulullah saw, Utbah diam seribu bahasa, lalu pulang ke rumahnya, tidak langsung kepada kaumnya.
Tatkala kaumnya melihat Utbah dalam keadaan demikian, mereka mengatakan bahwa Utbah telah kena sihir Muhammad.
Lalu mereka mencari Utbah dan berkata kepadanya, “ Ya Utbah, engkau tidak datang kepada kami itu adalah karena engkau telah kena sihir. ” Maka Utbah marah dan bersumpah tidak akan berbicara lagi dengan Muhammad, kemudian ia berkata, “ Demi Allah, aku benar-benar telah berbicara dengannya, lalu ia menjawab dengan satu jawaban yang menurut pendapatku jawaban itu bukan syair, bukan sihir, dan bukan pula tenung.
Tatkala ia sampai kepada ucapan: petir yang seperti menimpa kaum ‘Ad dan Samud, aku pun diam seribu bahasa.
Aku benar-benar mengetahui bahwa Muhammad itu, apabila ia mengatakan sesuatu, ia tidak berdusta, dan ia takut kepada azab yang akan menimpa itu. ”
Sebagaimana diketahui bahwa Utbah termasuk pemuka Quraisy dan orang yang berpengetahuan luas di antara mereka.
Di samping seorang sastrawan ia juga mengetahui seluk-beluk sihir dan tenung yang dipercayai orang pada waktu itu.
Kebungkaman Utbah itu menunjukkan bahwa hatinya telah beriman kepada Rasulullah, tetapi karena pengaruh nafsu dan kedudukan, maka ia mengingkari suara hatinya.
Demikian pula halnya dengan kebanyakan orang-orang musyrik.
Hatinya telah beriman dan ia telah takut kepada azab yang akan ditimpakan kepadanya seandainya ia tidak beriman, tetapi mereka tetap tidak beriman karena khawatir akan dikucilkan oleh kaumnya.
Oleh karena itu, mereka mencari-cari alasan untuk menutupi hati mereka dengan mengatakan bahwa mustahil Allah mengangkat seorang rasul dari golongan manusia biasa.
Jika Allah mengangkat rasul, tentu rasul itu dari golongan malaikat.
Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan belakang mereka (dengan - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
إذ جاءتهم الرسل من بين أيديهم ومن خلفهم ألا تعبدوا إلا الله قالوا لو شاء ربنا لأنـزل ملائكة فإنا بما أرسلتم به كافرون
سورة: فصلت - آية: ( 14 ) - جزء: ( 24 ) - صفحة: ( 478 )transliterasi Indonesia
iż jā`at-humur-rusulu mim baini aidīhim wa min khalfihim allā ta'budū illallāh, qālụ lau syā`a rabbunā la`anzala malā`ikatan fa innā bimā ursiltum bihī kāfirụn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah
- Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah)
- (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu
- Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah
- kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan
- Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
- Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila
- Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam
- Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.
- Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Wednesday, December 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب