Tafsir Surat Nuh ayat 14 , Wa Qad Khalaqakum Atwaraan
Tafsir Al-mokhtasar
Padahal Dia telah menciptakan kalian secara bertahap; dari setetes air mani, segumpal darah, kemudian segumpal daging.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Mengapa kalian tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya--sehingga kalian dapat berharap mendapat kemuliaan diselamatkan dari azab--padahal Dia telah menciptakan kalian dengan beberapa tahapan, mulai dari air mani, segumpal darah, segumpal daging kemudian menjadi tulang dan daging
Tafsir al-Jalalain
( Padahal sesungguhnya Dia telah menciptakan kalian dalam beberapa tingkatan kejadian ) lafal athwaaran bentuk jamak dari lafal thaurun, artinya tahap; yakni mulai dari tahap air mani terus menjadi darah kental atau alaqah, hingga menjadi manusia yang sempurna bentuknya.
Dan memperhatikan kejadian makhluk-Nya seharusnya menuntun mereka iman kepada yang telah menciptakannya.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Mengapa kalian tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya--sehingga kalian dapat berharap mendapat kemuliaan diselamatkan dari azab--padahal Dia telah menciptakan kalian dengan beberapa tahapan, mulai dari air mani, segumpal darah, segumpal daging kemudian menjadi tulang dan daging?
Tafsir Al-wajiz
Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian dan pertumbuhan yaitu dari nutfah, segumpal daging, kemudian menjadi janin dan bentuk yang sempurna sebagai manusia.
Tafsir Al-tahlili
Nabi Nuh mengingatkan lagi kebesaran dan kekuasaan Allah yang terdapat di dalam diri mereka, yaitu bahwa mereka diciptakan-Nya secara bertahap.
Dari setetes air mani, kemudian menjadi zigot, darah, seberkas lempeng daging dan tulang, janin, dan kemudian dilahirkan.
Dari bayi yang tidak tahu suatu apa pun, mereka menjadi manusia dewasa, berketurunan, dan akhirnya meninggal dunia.
Berdasarkan kekuasaan Allah itu, mereka seharusnya beriman kepada-Nya.
Tahap-tahap kejadian manusia yang menunjukkan kekuasaan Allah itu dinyatakan pula dalam ayat-ayat lain:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًا ۚوَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوْٓا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ٦٧
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua.
Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu.
( Kami perbuat demikian ) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti.
( al-Gāfir/40: 67 )
Dalam ayat lain, Allah berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ ١٢ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ ١٣ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ ١٤
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati ( berasal ) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( rahim ).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang ( berbentuk ) lain.
Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
( al-Mu’minūn/23: 12-14 )
Secara ilmiah, tahapan penciptaan manusia itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Tingkat sari pati tanah, ketika manusia belum bisa disebut sebagai apa-apa.
Mohon dilihat kembali penjelasan tentang “ sari pati tanah’ pada telaah ilmiah Surah al-Ḥijr/15 ayat 26, 28, dan 33.
2.
Tingkat nuṭfah.
Ketika semua sari pati tanah, masuk ke dalam tubuh kita, kemudian digunakan oleh tubuh sebagai ‘starting materials’ dalam proses metabolisme pembentukan nuṭfah di dalam sel-sel reproduksi.
Nuṭfah diterjemahkan sebagai air mani atau setetes mani.
Pengertian harfiahnya adalah tetes atau bagian kecil dari fluida ( cairan kental, konsentrat ).
Dalam dunia sains, merupakan konsentrasi fluida yang mengandung sperma.
Disebut pula sebagai nuṭfatun amsyāj atau setetes mani yang bercampur.
Ini mengandung arti percampuran dua nuṭfah atau benih, yaitu dari pihak laki-laki ( sperma ) dan dari pihak wanita ( sel telur, ovarium ).
Dalam Surah al-Insān/76:2, tampak sekali bahwa hanya satu tetes mani ( satu sperma ) yang bercampur ( membuahi ) ovarium.
Ini sangat bersesuaian dengan ilmu embryology.
Nuṭfah disebut pula sebagai air yang hina ( mā’in mahīn, al-Mursalāt/77: 20 ) atau air yang terpancar ( mā’in dāfiq, aṭ-Ṭāriq/86: 6 ).
Yang pertama, menyiratkan tentang hakikat keluarnya air mani melalui alat genetalia, yang kesehariannya untuk membuang kotoran ( urine ).
Yang terakhir ini menunjukkan proses masuknya nuṭfah ( sperma ) ke dalam rahim.
3.
Tingkat ‘alaqah.
‘Alaqah merupakan bentuk perkembangan pra-embrionik, yang terjadi setelah percampuran sel mani ( sperma ) dan sel telur.
Moore dan Azzindani ( 1982 ) menjelaskan bahwa ‘alaqah dalam Bahasa Arab berarti lintah ( leech ) atau suatu suspensi ( suspended thing ) atau segumpal darah ( a clot of blood ).
Lintah merupakan binatang tingkat rendah, berbentuk seperti buah pir, dan hidup dengan cara menghisap darah.
Jadi ‘alaqah merupakan tingkatan ( stadium ) embrionik, yang berbentuk seperti buah pir, di mana sistem kardiovaskuler ( sistem pembuluh-jantung ) sudah mulai tampak, dan hidupnya tergantung dari darah ibunya, mirip dengan lintah.
‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan.
Jika jaringan pra-embrionik ‘alaqah ini diambil keluar ( digugurkan ), memang tampak seperti segumpal darah ( a blood clot like ).
4.
Tingkat Muḍgah.
‘Alaqah yang terbentuk sekitar 24-25 hari setelah pembuahan, kemudian berkembang menjadi muḍgah pada hari ke 26-27, dan berakhir sebelum hari ke-42.
Cepatnya perubahan dari ‘alaqah ke muḍgah terlihat dalam penggunaan kata fa pada surah 23:14.
Dalam bahasa Arab kata fa menunjukkan rangkaian perubahan yang cepat.
Secara umum, muḍgah diterjemahkan sebagai ‘segumpal daging’.
Muḍgah merupakan tingkatan embrionik yang berbentuk seperti ‘kunyahan permen karet’, yang menunjukkan permukaan yang tidak teratur.
Muḍgah atau ‘segumpal daging’ terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan yang telah mengalami diferensiasi maupun yang belum mengalami diferensiasi.
sebagaimana dapat dilihat pada penjelasan pada Surah al-Ḥajj/22: 5 di atas oleh Moore dan Azzindani.
Pada ayat 5, surah al-Ḥajj/22, dijelaskan: “....,kemudian dari segumpal daging ( muḍgah ) yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,... ” Moore dan Azzindani ( 1982 ), menerjemahkan dengan kalimat “ ....,kemudian dari segumpal daging ( muḍgah ) yang telah terdiferensiasi dan yang belum terdiferensiasi, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,... ” .
Memang hakikat dari muḍgah, terdiri dari sel-sel atau jaringan/organ yang telah mengalami diferensiasi maupun yang belum.
5.
Tingkat pembentukkan tulang.
Setelah tingkat muḍgah inilah, mulai dibentuk tulang.
Ini sangat bersesuaian sekali dengan embryology modern dewasa ini.
6.
Tingkat pembungkusan tulang oleh daging, Janin mulai terbentuk.
7.
Tingkat bayi dalam kandungan, merupakan perkembangan lanjutan dari Tingkat ke-6 di atas.
Kemudian dilanjutkan dengan penyempurnaan pembentukan manusia.
Wallāhu a‘lam biṣ-ṣawāb
Demikianlah perjalanan hidup manusia yang menunjukkan bahwa kejadian manusia itu melalui proses yang rumit dan rentan.
Oleh karena itu, terwujudnya mereka di alam ini hendaknya disyukuri dengan beriman kepada Allah.
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya
- Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi
- dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
- di tangan para penulis (malaikat),
- Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
- Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah
- Berkatalah Musa kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan".
- Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka
- Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya 'Arsy, dari apa yang
- Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, December 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب