Tafsir Surat Al-Isra ayat 15 , Mani Ahtada Fainnama Yahtadi Linafsihi Wa Man Đalla
﴿مَّنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا﴾
[ الإسراء: 15]
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. [Al Isra: 15]
Mani Ahtada Fainnama Yahtadi Linafsihi Wa Man Đalla Fainnama Yađillu Alayha Wa La Taziru Waziratun Wizra Ukhra Wa Ma Kunna Muadhibina Hatta Nabatha Rasulaan
Tafsir Al-mokhtasar
Barangsiapa yang mengikuti hidayah dan petunjuk keimanan, niscaya ganjaran pahalanya akan kembali pada dirinya, sebaliknya barangsiapa yang tersesat maka balasan kesesatannya juga akan kembali pada dirinya sendiri, sebab seseorang tidak akan menanggung beban dosa orang lain, dan Kami tidak akan menyiksa suatu kaum hingga ditegakkan hujah atas mereka dengan mengirimkan pada mereka para Rasul.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Barangsiapa mengikuti jalan yang benar, maka sesungguhnya manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri.
Dan barangsiapa keluar dari jalan kebenaran, maka dosa ketersesatannya itu kembali kepada dirinya pula.
Seorang manusia yang berdosa tidak akan menanggung dosa manusia lainnya.
Tidaklah benar bagi Kami untuk menyiksa seseorang karena perbuatan buruknya, padahal Kami belum mengutus kepadanya seorang utusan Kami yang menunjukkan kepada kebenaran dan mencegah kebatilan
Tafsir al-Jalalain
( Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya ) karena pahala hidayahnya itu dia sendirilah yang memetiknya ( dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri ) karena sesungguhnya dia sendirilah yang menanggung dosa sesatnya itu.
( Dan tidak dapat menanggung ) seseorang ( yang berdosa ) pelaku dosa; artinya ia tidak dapat menanggung ( dosa ) orang ( lain, dan Kami tidak akan mengazab ) seorang pun ( sebelum Kami mengutus seorang rasul ) yang menjelaskan kepadanya apa yang seharusnya ia lakukan.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Barangsiapa mengikuti jalan yang benar, maka sesungguhnya manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri.
Dan barangsiapa keluar dari jalan kebenaran, maka dosa ketersesatannya itu kembali kepada dirinya pula.
Seorang manusia yang berdosa tidak akan menanggung dosa manusia lainnya.
Tidaklah benar bagi Kami untuk menyiksa seseorang karena perbuatan buruknya, padahal Kami belum mengutus kepadanya seorang utusan Kami yang menunjukkan kepada kebenaran dan mencegah kebatilan.
Tafsir Al-wajiz
Barang siapa mendapat hidayah sehingga ia berbuat sesuai dengan petunjuk Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dan kebahagiaan dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat tidak mendapat petunjuk Allah maka sesungguhnya ia tersesat dari jalan yang benar dan yang demikian itu mendatangkan kerugian bagi dirinya sendiri.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, yakni setiap orang memikul dosanya sendiri yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Perbuatan yang baik mendapat ganjaran dan perbuatan yang buruk mendapat siksaan yang pedih.
Dan Kami tidak akan berbuat aniaya dengan menyiksa manusia sebelum Kami mengutus seorang rasul yang menunjukkan kepada mereka jalan yang benar dan mencegah dari kesesatan.
Tafsir Al-tahlili
Dalam sebuah riwayat yang berasal dari Ibnu ‘Abbas dinyatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Walid bin Mugirah ketika ia berkata kepada penduduk Mekah, “ Ingkarilah Muhammad dan sayalah yang menanggung dosamu. ”
Dalam ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah dan tuntunan Rasulullah, yaitu melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, berarti dia telah berbuat untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Ia akan memperoleh catatan tentang amal perbuatan baiknya di dalam kitabnya.
Ia akan merasa bahagia karena akan mendapatkan keridaan Allah, dan menerima imbalan yang berlimpah, yaitu surga dengan berbagai kenikmatan yang serba menyenang-kan.
Akan tetapi, barang siapa yang sesat, yaitu orang yang menyimpang dari bimbingan Al-Qur’an, akan mengalami kerugian.
Ia akan mendapatkan catatan tentang amal perbuatan buruknya di dalam kitab itu.
Ia akan merasakan penyesalan yang tidak ada gunanya dan akan dimasukkan ke dalam neraka, sebagai balasan yang pantas baginya.
Selanjutnya, Allah swt menegaskan bahwa pada hari itu orang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain.
Tiap-tiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatan buruknya sendiri, sehingga tidak mungkin sese-orang dibebani dosa selain dosanya sendiri.
Mereka akan menerima balasan amal sesuai dengan berat ringan kejahatan yang mereka lakukan.
Apabila ada orang yang disiksa karena menyesatkan orang lain, sehingga dijatuhi hukuman sesuai dengan dosa orang yang disesatkan, bukan berarti orang yang menyesatkan itu menanggung dosa orang yang disesatkan.
Akan tetapi, orang yang menyesatkan itu dianggap berdosa karena menyesatkan orang lain.
Oleh sebab itu, ia dihukum sesuai dengan dosanya sendiri, dan ditambah dengan dosa menyesatkan orang.
Allah swt berfirman:
لِيَحْمِلُوْٓا اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙوَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ
( Ucapan mereka ) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun ( bahwa mereka disesatkan ).
( an-Naḥl/16: 25 )
Dan firman Allah:
وَلَيَحْمِلُنَّ اَثْقَالَهُمْ وَاَثْقَالًا مَّعَ اَثْقَالِهِمْ
Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka.
( al-’Ankabūt/29: 13 )
Di akhir ayat ini, disebutkan bahwa Allah tidak akan mengazab seseorang atau suatu kaum sebelum mengutus seorang rasul.
Maksudnya Allah tidak akan membebankan hukuman kepada orang-orang yang melakukan suatu perbuatan kecuali setelah mengutus seorang rasul untuk membacakan dan menerangkan ketentuan hukumannya.
Dengan demikian, ayat ini dipandang sebagai asas legalitas dalam pidana Islam.
Artinya, semua perbuatan yang diancam dengan hukuman haruslah terlebih dahulu diundangkan melalui sarana perundang-perundangan yang dapat menjamin bahwa peraturan ini dapat diketahui oleh seluruh rakyat.
Hal itu juga berarti bahwa sosialisasi perundang-undangan merupakan hal yang penting.
Ayat ini juga mengandung maksud bahwa Allah tidak akan membinasa-kan umat karena dosanya, sebelum mengutus seorang utusan yang memberi peringatan dan menyampaikan syariat Allah kepada mereka, dan memberi ancaman jika mereka membangkang dan tetap dalam pembangkangannya.
Allah swt berfirman:
كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙ ٨ قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ 9, Setiap kali ada sekumpulan ( orang-orang kafir ) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga ( neraka itu ) bertanya kepada mereka, ”Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu ( di dunia )?” Mereka menjawab, ”Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan( nya ) dan kami katakan, ”Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya dalam kesesatan yang besar.” ( al-Mulk/67: 8-9 )
Dan firman-Nya:
اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah ( azab Kami ), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.
( Fāṭir/35: 37 )
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
من اهتدى فإنما يهتدي لنفسه ومن ضل فإنما يضل عليها ولا تزر وازرة وزر أخرى وما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
سورة: الإسراء - آية: ( 15 ) - جزء: ( 15 ) - صفحة: ( 283 )transliterasi Indonesia
manihtadā fa innamā yahtadī linafsih, wa man ḍalla fa innamā yaḍillu 'alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, wa mā kunnā mu'ażżibīna ḥattā nab'aṡa rasụlā
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu
- dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,
- Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar
- Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang
- Demi bukit,
- Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka,
- dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini,
- Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya
- Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari
- Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Wednesday, December 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب