Tafsir Surat Al-Anbiya ayat 17 , Law Aradna An Nattakhidha Lahwan Lattakhadhnahu Min Ladunna
﴿لَوْ أَرَدْنَا أَن نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنَاهُ مِن لَّدُنَّا إِن كُنَّا فَاعِلِينَ﴾
[ الأنبياء: 17]
Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, (isteri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya). [Anbiya: 17]
Law Aradna An Nattakhidha Lahwan Lattakhadhnahu Min Ladunna In Kunna Failina
Tafsir Al-mokhtasar
Seandainya Kami hendak memiliki istri atau anak, maka tentulah Kami akan membuatnya dari sisi Kami.
Namun Kami sama sekali tidak menghendaki yang demikian itu lantaran sucinya dan tidak pantasnya Kami dari hal itu.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Jika memang Kami hendak bermain-main, tentu Kami dapat melakukannya pada kerajaan milik Kami, di mana tak ada yang memilikinya kecuali Kami.
Tetapi Kami tidak melakukannya, karena hal itu mustahil dan tidak pantas terjadi pada Kami
Tafsir al-Jalalain
( Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan ) hal-hal yang dapat dijadikan hiburan seperti istri dan anak ( tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami ) para bidadari dan para Malaikat.
( Jika Kami menghendaki berbuat ) demikian, tetapi Kami tidak akan memperbuatnya dan tidak menghendakinya.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Jika memang Kami hendak bermain-main, tentu Kami dapat melakukannya pada kerajaan milik Kami, di mana tak ada yang memilikinya kecuali Kami.
Tetapi Kami tidak melakukannya, karena hal itu mustahil dan tidak pantas terjadi pada Kami.
Tafsir Al-wajiz
Seandainya Kami, hendak membuat suatu permainan dalam kehidupan ini dengan mengambil istri dan anak, sebagaimana tuduhan orang-orang kafir, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, dari segi cara, pilihan dan jumlah yang Kami kehendaki, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian, namun tindakan ini mustahil bagi Allah.
Tafsir Al-tahlili
Untuk memahami dengan tuntas anggapan orang-orang kafir yang keliru itu, maka dalam ayat ini Allah menambah keterangan bahwa jika seandainya Allah menciptakan alam ini dengan maksud main-main, niscaya Allah dapat saja menciptakan permainan-permainan yang sesuai dengan keinginan-Nya, seperti perbuatan raja-raja yang mendirikan istana yang megah-megah dengan singgasana dan tempat-tempat tidur yang empuk.
Akan tetapi Allah tidak bermaksud demikian, dan tidak akan berbuat semacam itu.
Allah menciptakan langit dan bumi itu adalah untuk kebahagiaan hidup manusia, dan untuk dijadikan sarana berpikir bagi manusia agar mereka meyakini keagungan khālik-Nya dan taat kepada-Nya.
Maka Allah menciptakan langit dan bumi adalah dengan hikmat dan tujuan yang tinggi, sesuai dengan ketinggian martabatnya.
Sifat main-main dan bersantai-santai adalah sifat makhluk, bukan sifat Allah.
Manusia juga termasuk ciptaan Allah yang telah diciptakan-Nya berdasarkan hikmah dan tujuan yang mulia, dan diberinya kelebihan dari makhluk-makhluk-Nya yang lain.
Oleh karena itu manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya, dan Allah akan memberinya balasan pahala atau siksa, sesuai dengan baik dan buruknya perbuatan manusia itu.
Sebagian mufasirin menafsirkan “ لهوا “ dalam ayat ini dengan arti “anak ”.
Jadi menurut mereka, Jika Allah hendak mengambil anak tentu diambil-Nya dari golongan makhluk-Nya yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya, yaitu dari golongan malaikat, umpamanya sebagaimana firman Allah dalam ayat-ayat lain:
لَوْ اَرَادَ اللّٰهُ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا لَّاصْطَفٰى مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya.
( az-Zumar/39: 4 )
Sementara mufasir yang lain menafsirkan lahwan dengan arti “ istri ”.
Akan tetapi mempunyai anak istri dan keturunan bukanlah sifat Allah, melainkan sifat-sifat makhluk-Nya; sedang Allah tidak sama dengan makhluk-Nya.
Dengan adanya istri dan anak berarti Allah membutuhkan orang lain sementara Allah sama sekali tidak membutuhkan kepada selain-Nya, sehingga adanya istri dan anak menjadi sesuatu yang mustahil bagi-Nya.
Maka anggapan sebagian manusia bahwa Allah mempunyai anak, adalah anggapan yang sesat.
Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, (isteri dan anak), tentulah Kami membuatnya - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
لو أردنا أن نتخذ لهوا لاتخذناه من لدنا إن كنا فاعلين
سورة: الأنبياء - آية: ( 17 ) - جزء: ( 17 ) - صفحة: ( 323 )transliterasi Indonesia
lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhu mil ladunnā ing kunnā fā'ilīn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah
- Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan
- Hai orang yang berkemul (berselimut),
- sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil.
- Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka
- Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di
- Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah
- kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu
- Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
- Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada nikmat yang telah kamu rasakan dan kepada tempat-tempat
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Wednesday, December 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب