Tafsir Surat Al-Hashr ayat 2 , Huwa Al-Ladhi Akhraja Al-Ladhina Kafaru Min Ahli Al-Kitabi

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Hashr ayat 2 | Huwa Al-Ladhi Akhraja Al-Ladhina Kafaru Min Ahli Al-Kitabi - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ ۚ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا ۖ وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا ۖ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ ۚ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ﴾
[ الحشر: 2]

Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. [Al Hashr: 2]

Huwa Al-Ladhi Akhraja Al-Ladhina Kafaru Min Ahli Al-Kitabi Min Diyarihim Liwwali Al-Hashri Ma Zanantum An Yakhruju Wa Zannu Annahum Maniatuhum Husunuhum Mina Allahi Faatahumu Allahu Min Haythu Lam Yahtasibu Wa Qadhafa Fi Qulubihimu Ar-Ruba Yukhribuna Buyutahum Biaydihim Wa Aydi Al-Muuminina Fatabiru Ya Uli Al-Absari

Tafsir Al-mokhtasar


Dia lah yang mengusir Bani Naḍīr yang kafir terhadap Allah dan mendustakan Rasul-Nya, Muhammad -ṣallallāhu ’alaihi wa sallam- dari rumah-rumah mereka di Madinah, pada pengusiran mereka yang pertama dari Madinah ke negeri Syam.
Mereka dari kalangan Yahudi, pemilik Taurat, setelah mereka mengingkari perjanjian mereka dan berpihak kepada orang-orang kafir.
Allah mengusir mereka ke negeri Syam.
Kalian tidak menyangka -wahai orang-orang yang beriman- bahwa mereka akan diusir dari rumah-rumah mereka karena kemuliaan dan kekuatan mereka.
Dan mereka menyangka bahwa benteng-benteng mereka yang telah mereka bangun dengan kokoh akan mampu melindungi mereka dari siksa Allah dan balasan-Nya.
Lalu datanglah kepada mereka siksa Allah dari sisi yang tidak mereka sangka kedatangannya, yaitu saat Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari rumah-rumah mereka dan Allah memasukkan rasa takut yang amat sangat ke dalam hati mereka.
Mereka merobohkan rumah-rumah mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri dari dalam agar tidak di manfaatkan kaum muslimin dan kaum muslimin merobohkannya dari sisi luar.
Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai wawasan dari apa yang menimpa mereka dikarenakan kekufuran mereka.
Janganlah menjadi seperti mereka sehingga kalian mendapatkan balasan dan siksa sebagaimana yang ditimpakan kepada mereka.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Dia yang mengusir kaum Ahl al-Kitâb yang kafir ( bangsa Yahudi suku Banû Nadlîr ) dari kampung halaman mereka, pada saat pengusiran bangsa Yahudi dari Jazirah Arab kali yang pertama.
Kalian, wahai kaum Muslimin, tidak mengira bahwa mereka akan hengkang dari kampung halaman karena begitu kuatnya mereka.
Mereka sendiri pun mengira bahwa benteng-benteng yang mereka miliki akan mampu melindungi diri mereka dari azab Allah.
Tetapi Allah menyiksa mereka dari arah yang tidak mereka sangka, lalu memasukkan rasa takut yang sangat ke dalam hati mereka.
Mereka merusak rumah tempat tinggal mereka dengan tangan mereka sendiri untuk dibiarkan kosong, dan dengan tangan kaum mukminin untuk merusak perlindungan mereka.
Oleh karena itu, ambillah pelajaran dari sesuatu yang terjadi pada mereka itu, wahai orang-orang yang mempunyai akal pikiran

Tafsir al-Jalalain


( Dialah Yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab ) mereka adalah Bani Nadhir yang terdiri dari orang-orang Yahudi ( dari kampung mereka ) dari tempat-tempat tinggal mereka di Madinah ( pada saat pengusiran pertama ) yaitu sewaktu mereka diusir ke negeri Syam, dan terakhir mereka diusir ke tanah Khaibar oleh Khalifah Umar semasa ia menjabat sebagai khalifah.
( Kalian tidak mengira ) hai orang-orang mukmin ( bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa dapat mencegah mereka ) lafal maani’atuhum adalah khabar dari anna ( benteng-benteng mereka ) menjadi fa’il dari lafal maani’atuhum; dan dengan keberadaannya maka lengkaplah pengertian khabar ( dari Allah ) yakni dari azab-Nya ( maka Allah mendatangkan kepada mereka ) hukuman dan azab-Nya ( dari arah yang tidak mereka sangka-sangka ) yakni dari pihak kaum mukminin yang hal ini tidak masuk ke dalam perhitungan mereka.
( Dan Allah melemparkan ) maksudnya menanamkan ( rasa takut ke dalam hati mereka ) dapat dibaca ar-ru’ba atau ar-ru’uba, artinya rasa takut mati, karena pemimpin mereka bernama Ka’b bin Asyraf telah terbunuh mati ( mereka memusnahkan ) dapat dibaca yukharribuuna, dan kalau dibaca yukhribuuna berarti berasal dari lafal akhraba, artinya merusak ( rumah-rumah mereka ) untuk mengambil barang-barang yang dianggap berharga oleh mereka berupa kayu-kayu dan lain-lainnya ( dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman.
Maka ambillah hal itu untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan )
.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Dia yang mengusir kaum Ahl al-Kitâb yang kafir ( bangsa Yahudi suku Banû Nadlîr ) dari kampung halaman mereka, pada saat pengusiran bangsa Yahudi dari Jazirah Arab kali yang pertama.
Kalian, wahai kaum Muslimin, tidak mengira bahwa mereka akan hengkang dari kampung halaman karena begitu kuatnya mereka.
Mereka sendiri pun mengira bahwa benteng-benteng yang mereka miliki akan mampu melindungi diri mereka dari azab Allah.
Tetapi Allah menyiksa mereka dari arah yang tidak mereka sangka, lalu memasukkan rasa takut yang sangat ke dalam hati mereka.
Mereka merusak rumah tempat tinggal mereka dengan tangan mereka sendiri untuk dibiarkan kosong, dan dengan tangan kaum mukminin untuk merusak perlindungan mereka.
Oleh karena itu, ambillah pelajaran dari sesuatu yang terjadi pada mereka itu, wahai orang-orang yang mempunyai akal pikiran.

Tafsir Al-wajiz


Allah menyatakan bahwa Dialah yang mengeluarkan dengan cara memerintahkan kepada Rasulullah untuk mengusir orang-orang kafir di antara Ahli Kitab, yakni kaum Yahudi Bani Nadir dan Bani Qainuqa, dua kabilah Yahudi dari kampung halamannya di Madinah yang sudah menetap di sana sejak sebelum kelahiran Nabi.
Peristiwa ini terjadi pada saat pengusiran yang pertama yang dilakukan Rasulullah terhadap Bani Qainuqa setelah Perang Badar.
Pengusiran kedua adalah pengusiran terhadap Bani Nadir dan Bani Quraizah setelah Perang Ahzab.
Pengusiran ketiga dilakukan oleh Umar bin Khattab terhadap semua kaum Yahudi di Madinah, karena pelanggaran mereka terhadap kesepakatan damai.
Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dari Madinah dengan mudah, karena sistem pertahanan mereka kuat dan memiliki SDM yang berkualitas.
Mereka yakin bahwa Muhammad dan para pengikutnya tidak akan pernah sanggup mengeluarkan mereka dari Madinah.
Dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka yang kuat dan strategis akan dapat mempertahankan mereka dari hukuman Allah yang dilancarkan kaum muslim kepada mereka.
Maka Allah segera mendatangkan hukuman itu kepada mereka, melalui tangan-tangan kaum muslim, setelah Bani Qainuqa menunjukan permusuhan kepada umat Islam.
Pada waktu yang sama, rencana Bani Nadir dan Bani Quraizah untuk membunuh Rasulullah terbongkar dari arah yang tidak mereka sangka-sangka, karena mereka tidak mengira Rasulullah akan bertindak cepat mengepung benteng mereka.
Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka, ketika Rasulullah memberitahukan bahwa mereka akan diminta keluar dari Madinah sehingga mereka dengan inisiatif sendiri memusnahkan rumah-rumah mereka dengan peralatan dan tangannya sendiri agar rumah-rumah itu tidak bisa digunakan oleh kaum muslim; dan rumah-rumah mereka pun dihancurkan oleh tangan orang-orang mukmin yang bertugas dalam operasi pembersihan ini.
Maka ambillah pelajaran berharga dari peristiwa pengusiran kaum Yahudi di Madinah itu wahai orang-orang beriman yang mempunyai pandangan yang luas bahwa kehebatan benteng pertahanan musuh-musuh Allah dan kerja sama mereka yang kuat bukan penghalang untuk bisa dikalahkan sehingga mereka merasakan kehinaan, terusir dari Madinah.

Tafsir Al-tahlili


Dalam ayat ini diterangkan bahwa di antara bukti keperkasaan dan kebijaksanaan Allah ialah menjadikan orang Yahudi terusir dari kota Medinah.
Atas pertolongan-Nya, kaum Muslimin dapat mengusir mereka dari tempat kediaman mereka, padahal mereka sebelumnya adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan menguasai suku Aus dan Khazraj dalam berbagai bidang kehidupan.
Sejak sebelum kelahiran Nabi Isa, orang-orang Yahudi telah mendiami kota Medinah.
Mereka terdiri atas tiga suku, yaitu suku Bani Qainuqa’, Bani Naḍīr, dan Bani Quraiẓah.
Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Medinah, beliau mengadakan perjanjian damai dengan ketiga suku itu.
Di antara isi perjanjian damai itu ialah:
1.
Kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi sama-sama berusaha menciptakan suasana damai di kota Medinah.
Masing-masing dari mereka dibebaskan memeluk agama yang mereka yakini.
2.
Kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi wajib saling menolong dan memerangi setiap orang atau kabilah lain yang hendak menyerang kota Medinah.
3.
Barang siapa di antara masing-masing mereka bertempat tinggal di dalam atau di luar kota Medinah, wajib dipelihara keamanan dan hartanya.
4.
Seandainya terjadi perselisihan atau pertentangan antara kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi, yang tidak dapat diselesaikan, maka urusannya diserahkan kepada Nabi Muhammad.
Sekalipun telah diadakan perjanjian damai seperti yang telah diterangkan di atas, dalam hati orang-orang Yahudi masih tertanam rasa dengki dan iri hati kepada Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin.
Mereka menganggap diri mereka sebagai putra dan kekasih Allah, dengan demikian rasul dan kenabian itu adalah hak mereka sebagai orang Yahudi.
Menurut mereka, suku bangsa yang lain tidak berhak atas kedudukan yang diberikan Allah itu.
Perasaan dengki dan iri hati mereka semakin bertambah setelah melihat keberhasilan Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam, sehingga semakin hari semakin berkembang, sedangkan mereka tidak mampu menghalanginya.
Sekalipun demikian, mereka selalu mengintai kesempatan untuk melaksanakan keinginan mereka.
Allah berfirman:
وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٠٩
Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka.
Maka maafkanlah dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya.
Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
( al-Baqarah/2: 109 )
Pada awalnya, mereka mencoba mengalahkan Nabi Muhammad dengan cara berdebat, tetapi mereka selalu gagal dalam mematahkan alasan-alasan yang dikemukakannya.
Oleh karena itu, mereka mulai menempuh cara kekerasan, provokasi, dan fitnah.
Mula-mula Bani Qainuqa’ melanggar perjanjian damai yang telah dibuat dengan Rasulullah saw.
Pada suatu hari, seorang perempuan Arab Muslimah masuk pasar Bani Qainuqa’, lalu mereka menganiayanya.
Seorang Arab yang kebetulan sedang lewat di tempat itu mencoba membelanya, tetapi ia dikeroyok dan dipukuli sampai meninggal dunia.
Perbuatan Bani Qainuqa’ ini menimbulkan amarah kaum Muslimin, sehingga terjadilah perkelahian antara kedua kelompok, yang menimbulkan kerugian harta dan jiwa pada kedua belah pihak.
Rasulullah saw berusaha mendamaikannya, tetapi mereka selalu mengingkarinya dan melakukan keonaran.
Karena sikap mereka yang selalu menunjukkan permusuhan kepada kaum Muslimin dan membahayakan keamanan kota Medinah, maka Rasulullah memberi keputusan memerangi mereka sehingga mereka keluar dari kota Medinah.
Peristiwa itu terjadi setelah Perang Badar.
Setelah peristiwa Bani Qainuqa’, orang-orang Yahudi Bani Naḍīr melakukan pengkhianatan pula.
Mereka merencanakan pembunuhan atas diri Nabi Muhammad.
Percobaan pembunuhan itu mereka lakukan pada waktu Nabi dan para sahabat berkunjung ke perkampungan mereka.
Akan tetapi, rencana mereka itu gagal dan Rasulullah saw selamat dari percobaan pembunuhan itu.
Sehubungan dengan hal itu, Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ࣖ ١١
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah ( yang diberikan ) kepadamu, ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu.
Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal.
( al-Mā’idah/5: 11 )
Setelah Rasulullah saw membongkar rencana pembunuhan itu, maka beliau memutuskan untuk mengusir Bani Naḍīr dari kota Medinah.
Pengusiran ini terjadi pada bulan Rabiulawal tahun keempat Hijriah.
Di antara mereka ada yang menetap di Syam dan Khaibar.
Keputusan Rasulullah saw ini mereka tentang, dan secara diam-diam mereka menyusun kekuatan untuk memerangi kaum Muslimin.
Mereka mengadakan persekutuan dengan orang-orang musyrik Mekah dan orang munafik.
Bani Quraiẓah yang masih tinggal dalam kota Medinah ikut pula dalam persekutuan itu.
Maka Rasulullah saw mengepung mereka selama 25 hari.
Di antara mereka ada yang terbunuh dan diusir.
Dengan demikian, semua orang Yahudi yang dahulu tinggal di Medinah telah berpindah ke tempat lain, seperti Khaibar, Syam, dan negeri-negeri yang lain.
Inilah yang dimaksud dengan pengusiran dalam ayat ini, yaitu pengusiran orang-orang Yahudi dari kota Medinah karena pengkhianatan mereka terhadap perjanjian yang telah mereka buat dengan Rasulullah saw.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengusir orang-orang Yahudi, Bani Qainuqa’ dan Bani Naḍīr, dari Medinah untuk pertama kalinya dengan memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin untuk mengalahkan dan mengusir mereka.
Perkataan “ pertama kalinya ” menunjukkan bahwa ada beberapa kali terjadi pengusiran orang-orang Yahudi dari Medinah.
Adapun yang dimaksud dalam ayat ini adalah pengusiran pertama.
Pengusiran berikutnya ialah pengusiran orang-orang Yahudi Bani Quraiẓah setelah Perang Ahzab, dan pengusiran yang dilakukan ‘Umar bin Khaṭṭāb ketika beliau menjadi khalifah.
Orang-orang yang beriman tidak mengira bahwa orang-orang Yahudi dapat terusir dari kota Medinah, mengingat keadaan, kekuatan, kekayaan, pengetahuan, dan perlengkapan mereka.
Orang-orang Yahudi yang tinggal di Medinah pada waktu itu lebih baik keadaannya dibandingkan dengan kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
Mereka banyak yang pandai tulis baca, banyak yang berilmu, dan sebagainya, di samping kelihaian mereka dalam berusaha, berdagang dan mengurus sesuatu.
Kenyataan menunjukkan bahwa pengusiran itu terlaksana.
Hal ini dapat memperkuat iman kaum Muslimin dan kepercayaan mereka akan adanya pertolongan Allah.
Bani Naḍīr semula mengira bahwa benteng-benteng yang kokoh yang telah mereka buat dapat menyelamatkan mereka dari serangan musuh-musuh.
Mereka percaya benar akan kekuatannya, sehingga mereka semakin berani mengadu domba dan memfitnah kaum Muslimin, sehingga orang-orang musyrik Mekah bertambah kuat rasa permusuhannya.
Lalu orang Yahudi merencanakan persekutuan dengan orang-orang musyrik dan orang-orang munafik untuk memerangi kaum Muslimin.
Dalam keadaan yang demikian itu, tiba-tiba Bani Naḍīr dikalahkan oleh kaum Muslimin yang mereka anggap enteng selama ini.
Bahkan mereka diusir dari Medinah.
Mereka hanya diperkenankan membawa barang-barang mereka sekadar yang dapat dibawa unta-unta mereka.
Sebagian Bani Naḍīr pergi ke Ażriat ( Syam ) dan sebahagian lagi ke Khaibar.
Kemudian diterangkan sebab-sebab kekalahan, penerimaan, dan ketundukan Bani Naḍīr kepada keputusan Rasulullah saw ketika beliau datang kepada mereka.
Pada waktu itu, timbullah ketakutan yang amat sangat dalam hati mereka, terutama karena tindakan Rasulullah menjatuhkan hukuman mati kepada pimpinan mereka yaitu Ka‘ab bin Asyraf dan ditambah lagi dengan tindakan orang-orang munafik yang tidak menepati janjinya terhadap mereka.
Allah menerangkan keadaan orang-orang Yahudi Bani Naḍīr di waktu mereka akan meninggalkan Medinah dalam keadaan terusir.
Mereka meruntuhkan rumah-rumah mereka, dan menutup jalan-jalan yang ada dalam perkampungan mereka, dengan maksud agar rumah itu tidak dapat dipakai kaum Muslimin dan agar mereka dapat membawa peralatannya sebanyak mungkin.
Mereka meninggalkan Medinah dengan penuh kemarahan dan dendam kepada kaum Muslimin, tetapi mereka tidak mau memahami dan memikirkan sebab-sebab mereka diusir, apakah keputusan itu telah sesuai dengan tindakan mereka atau tidak.
Pada akhir ayat ini, Allah memperingatkan kaum Muslimin yang mau menggunakan pikirannya agar merenungkan peristiwa itu, dan mengambil pelajaran darinya.
Jika mereka merenungkan dan memikirkan dengan baik, tentu akan berkesimpulan bahwa keputusan dan hukuman yang dijatuhkan kepada Bani Naḍīr itu adalah keputusan dan hukuman yang setimpal, bahkan dianggap ringan mengingat perbuatan dan tindakan yang telah mereka lakukan.


Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

هو الذي أخرج الذين كفروا من أهل الكتاب من ديارهم لأول الحشر ما ظننتم أن يخرجوا وظنوا أنهم مانعتهم حصونهم من الله فأتاهم الله من حيث لم يحتسبوا وقذف في قلوبهم الرعب يخربون بيوتهم بأيديهم وأيدي المؤمنين فاعتبروا ياأولي الأبصار

سورة: الحشر - آية: ( 2 )  - جزء: ( 28 )  -  صفحة: ( 545 )

transliterasi Indonesia

huwallażī akhrajallażīna kafarụ min ahlil-kitābi min diyārihim li`awwalil-ḥasyr, mā ẓanantum ay yakhrujụ wa ẓannū annahum māni'atuhum ḥuṣụnuhum minallāhi fa atāhumullāhu min ḥaiṡu lam yaḥtasibụ wa qażafa fī qulụbihimur-ru'ba yukhribụna buyụtahum bi`aidīhim wa aidil-mu`minīna fa'tabirụ yā ulil-abṣār



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka
  2. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan
  3. Katakanlah: "Pada hari kemenangan itu tidak berguna bagi orang-orang kafir, iman mereka dan tidak pula
  4. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,
  5. Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para
  6. Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera,
  7. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal
  8. jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).
  9. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima
  10. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Monday, May 13, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب