Tafsir Surat Al-Qiyamah ayat 2 , Wa La Uqsimu Bin-Nafsi Al-Lawwamahi
Tafsir Al-mokhtasar
Dan Allah bersumpah dengan nafsu baik yang mencela dirinya karena kurang sempurna melakukan amal saleh dan melakukan perbuatan buruk, Allah bersumpah dengan dua hal ini bahwa Allah akan membangkitkan manusia semua untuk perhitungan amal perbuatan dan pembalasannya.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
AL-QIYAMAH ( HARI KIAMAT ) Pendahuluan: Makkiyyah, 40 ayat ~ Surat mulia ini berbicara tentang hari kebangkitan dan pembalasan yang akan ditemui seluruh umat manusia dengan segala kedahsyatannya.
Kemudian surat ini memuat ihwal jaminan yang akan diberikan Allah kepada Rasulullah saw.
bahwa Dialah yang akan mengumpulkan al-Qur’ân dalam dada Rasul.
Lalu diutarakan pula mengenai ditolaknya mereka yang lebih menomorsatukan kehidupan dunia yang fana dengan mengabaikan kehidupan akhirat.
Dibandingkanlah antara wajah orang-orang Mukmin yang berseri-seri dengan wajah orang-orang kafir yang muram tak bercahaya.
Lalu dibicarakan pula mengenai hal ihwal orang yang tengah sekarat dan lalai menunaikan kewajiban serta menduga bahwa dirinya tidak akan menemui hari perhitungan.
Surat ini diakhiri dengan memaparkan beberapa bukti yang menguatkan kebenaran hari kebangkitan.]] Aku bersumpah dan Kutegaskan sumpah-Ku ini demi kebenaran hari kiamat.
Aku bersumpah dan Kutegaskan sumpah-Ku ini demi jiwa yang mencela pemiliknya akibat melakukan dosa dan kesalahan, bahwa kalian akan dibangkitkan setelah tulang belulang kalian dikumpulkan.
Apakah manusia mengira--setelah ia Kami ciptakan dari ketiadaan--bahwa Kami tidak dapat mengumpulkan kembali tulang belulangnya yang hancur berserakan
Tafsir al-Jalalain
( Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali ) dirinya sendiri sekalipun ia berupaya sekuat tenaga di dalam kebaikan.
Jawab Qasam tidak disebutkan; lengkapnya, Aku bersumpah dengan nama hari kiamat dan dengan nama jiwa yang banyak mencela, bahwa niscaya jiwa itu pasti akan dibangkitkan.
Pengertian Jawab ini ditunjukkan oleh firman selanjutnya, yaitu:
Tafseer Muntakhab - Indonesian
[ [75 ~ AL-QIYAMAH ( HARI KIAMAT ) Pendahuluan: Makkiyyah, 40 ayat ~ Surat mulia ini berbicara tentang hari kebangkitan dan pembalasan yang akan ditemui seluruh umat manusia dengan segala kedahsyatannya.
Kemudian surat ini memuat ihwal jaminan yang akan diberikan Allah kepada Rasulullah saw.
bahwa Dialah yang akan mengumpulkan al-Qur'ân dalam dada Rasul.
Lalu diutarakan pula mengenai ditolaknya mereka yang lebih menomorsatukan kehidupan dunia yang fana dengan mengabaikan kehidupan akhirat.
Dibandingkanlah antara wajah orang-orang Mukmin yang berseri-seri dengan wajah orang-orang kafir yang muram tak bercahaya.
Lalu dibicarakan pula mengenai hal ihwal orang yang tengah sekarat dan lalai menunaikan kewajiban serta menduga bahwa dirinya tidak akan menemui hari perhitungan.
Surat ini diakhiri dengan memaparkan beberapa bukti yang menguatkan kebenaran hari kebangkitan. ]] Aku bersumpah dan Kutegaskan sumpah-Ku ini demi kebenaran hari kiamat.
Aku bersumpah dan Kutegaskan sumpah-Ku ini demi jiwa yang mencela pemiliknya akibat melakukan dosa dan kesalahan, bahwa kalian akan dibangkitkan setelah tulang belulang kalian dikumpulkan.
Apakah manusia mengira--setelah ia Kami ciptakan dari ketiadaan--bahwa Kami tidak dapat mengumpulkan kembali tulang belulangnya yang hancur berserakan?
Tafsir Al-wajiz
1-2.
Akhir surah al-Muddasir menguraikan tentang Kiamat serta betapa mengerikannya peristiwa itu, namun kaum pendurhaka mendustakannya.
Segala argumen sudah dipaparkan, kalau mereka tetap tidak beriman, maka ayat ini menunjukkan Allah, tidak akan meladeni mereka lagi.
Aku bersumpah dengan kepastian hari Kiamat karena semuanya sudah jelas, dan Aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri.
Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.
Tafsir Al-tahlili
Allah juga bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri ( an-nafsul-lawwāmah ) terhadap sikap dan tingkah lakunya pada masa lalu yang tidak sempat lagi diisi dengan perbuatan baik.
An-Nafsul-lawwāmah juga berarti jiwa yang menyesali dirinya karena berbuat kejahatan, kenapa masih saja tidak sanggup dihentikan? Pada kebaikan yang disadari manfaatnya kenapa tidak diperbanyak atau dilipatgandakan saja? Begitulah an-nafsul-lawwāmah berkata dan menyesali dirinya sendiri.
Perasaan menyesal itu senantiasa ada walaupun ia sudah berusaha keras dengan segenap upaya untuk mengerjakan amal saleh.
Padahal semuanya pasti akan diperhitungkan kelak.
An-Nafsul-lawwāmah juga berarti jiwa yang tidak bisa dikendalikan pada waktu senang maupun susah.
Waktu senang bersikap boros dan royal, sedang di masa susah menyesali nasibnya dan menjauhi agama.
An-Nafsul-lawwāmah sebenarnya adalah jiwa seorang mukmin yang belum mencapai tingkat yang lebih sempurna.
Penyesalan adalah benteng utama dari jiwa seperti ini karena telah melewati hidup di atas dunia dengan kebaikan yang tidak sempurna.
Perlu dijelaskan di sini hubungan antara hari Kiamat dengan an-nafsul-lawwāmah, yang sama-sama digunakan Allah untuk bersumpah dalam awal surah ini.
Hari Kiamat itu kelak akan membeberkan tentang jiwa seseorang, apakah ia memperoleh kebahagiaan atau kecelakaan.
Maka jiwa atau an-nafsul-lawwāmah boleh jadi termasuk golongan yang bahagia atau termasuk golongan yang celaka.
Dari segi lain, Allah sengaja menyebutkan jiwa yang menyesali dirinya ini karena begitu besarnya persoalan jiwa dari sudut pandangan Al-Qur’an.
Huruf “ lā ” yang terdapat pada ayat 1 dan 2 di atas adalah “ lā zāidah ” yang menguatkan arti perkataan sesudahnya, yaitu adanya hari Kiamat dan an-nafsul-lawwāmah.
Allah sendiri menjawab sumpah-Nya walaupun dalam teks ayat tidak disebutkan.
Jadi setelah bersumpah dengan hari Kiamat dan an-nafsul-lawwāmah, Allah menegaskan, “ Sungguh kamu akan dibangkitkan dan akan dimintai pertanggungjawabanmu. ” Pengertian ini diketahui dari ayat berikutnya.
dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang
- Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu
- Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan
- Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun
- dari (golongan) jin dan manusia.
- Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
- Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang
- Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang
- Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi
- Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Monday, November 4, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب