Tafsir Surat At-Tur ayat 21 , Wa Al-Ladhina Amanu Wa Attabaat/hum Dhurriyatuhum Biimanin Alhaqna

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat At-Tur ayat 21 | Wa Al-Ladhina Amanu Wa Attabaat/hum Dhurriyatuhum Biimanin Alhaqna - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ﴾
[ الطور: 21]

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. [Tur: 21]

Wa Al-Ladhina Amanu Wa Attabaat/hum Dhurriyatuhum Biimanin Alhaqna Bihim Dhurriyatahum Wa Ma Alatnahum Min Amalihim Min Shayin Kullu Amriin Bima Kasaba Rahinun

Tafsir Al-mokhtasar


Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak-anak mereka dalam keimanan, maka Kami pertemukan mereka dengan anak-anak mereka agar hati mereka menjadi senang meski anak-anak mereka tidak mencapai amal perbuatan mereka.
Dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal perbuatan mereka.
Setiap manusia terikat oleh amal perbuatan buruk yang dilakukannya, tidak ada sedikitpun dari amalnya itu yang diambil darinya oleh orang lain.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Dan orang-orang yang beriman dan berhak untuk memperoleh derajat yang tinggi lalu diikuti oleh anak cucu mereka dalam beriman, dan anak cucu itu belum mencapai derajat yang dicapai oleh bapak-bapak mereka, maka Kami akan menghubungkan mereka dengan anak cucu mereka itu, agar mereka dapat bergembira dengan anak cucunya.
Kami tidak akan mengurangi pahala perbuatan mereka sedikit pun, dan bapak tidak akan membawa kesalahan anak cucu mereka sedikit pun, karena setiap manusia bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan orang lain tidak akan dihukum karenanya

Tafsir al-Jalalain


( Dan orang-orang yang beriman ) berkedudukan menjadi Mubtada ( dan mereka diikuti ) menurut suatu qiraat dibaca Wa-atba’naahum yakni, Kami ikutkan kepada mereka, Di’athafkan kepada lafal Amanuu ( oleh anak cucu mereka ) menurut suatu qiraat dibaca Dzurriyyatahum, dalam bentuk Mufrad; artinya oleh keturunan mereka, baik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa ( dalam keimanan ) maksudnya, diikuti oleh anak cucu mereka keimanannya.
Dan yang menjadi Khabarnya ialah ( Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka ) ke dalam surga, dengan demikian maka anak cucu mereka memiliki kedudukan yang sama dengan mereka, sekalipun anak cucu mereka tidak mempunyai amalan sebagaimana mereka.
Hal ini dimaksudkan sebagai kehormatan buat bapak-bapak mereka, yang karenanya lalu anak cucu mereka dikumpulkan dengan mereka ( dan Kami tidak mengurangi ) dapat dibaca Alatnaahum atau Alitnaahum, artinya Kami tidak mengurangi ( dari pahala amal mereka ) huruf Min di sini adalah Zaidah ( barang sedikit pun ) yang ditambahkan kepada amal perbuatan anak-cucu mereka.
( Tiap-tiap orang dengan apa yang dikerjakannya ) yakni amal baik atau amal buruknya ( terikat ) yakni, ia dalam keadaan terikat, bila ia mengerjakan kejahatan diazab dan bila ia mengerjakan kebaikan diberi pahala.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Dan orang-orang yang beriman dan berhak untuk memperoleh derajat yang tinggi lalu diikuti oleh anak cucu mereka dalam beriman, dan anak cucu itu belum mencapai derajat yang dicapai oleh bapak-bapak mereka, maka Kami akan menghubungkan mereka dengan anak cucu mereka itu, agar mereka dapat bergembira dengan anak cucunya.
Kami tidak akan mengurangi pahala perbuatan mereka sedikit pun, dan bapak tidak akan membawa kesalahan anak cucu mereka sedikit pun, karena setiap manusia bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan orang lain tidak akan dihukum karenanya.

Tafsir Al-wajiz


Di surga Allah akan mempertemukan orang tua dengan keturunannya yang seiman.
Dan orang-orang yang beriman dan mendapat balasan surga, beserta anak cucu mereka atau ibu bapak mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, walaupun derajat keimanannya tidak serupa, akan Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di surga sebagai anugerah atas ketakwaan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal kebajikan yang telah mereka perbuat di dunia.
Setiap orang terikat dan akan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya, dan dia tidak akan dihukum karena dosa orang lain.

Tafsir Al-tahlili


Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang beriman yang diikuti oleh anak cucu mereka dalam keimanan, akan dipertemukan Allah dalam satu tingkatan dan kedudukan yang sama sebagai karunia Allah kepada mereka meskipun para keturunan itu ternyata belum mencapai derajat tersebut dalam amal mereka.
Sehingga orang tua mereka menjadi senang, maka sempurnalah kegembiraan mereka karena dapat berkumpul semua bersama-sama.
Ketika membaca ayat 21 ini Ibnu ‘Abbās berkata, bahwa keturunan anak cucu orang-orang beriman akan ditingkatkan oleh Allah swt derajatnya bila ternyata tingkatan mereka lebih rendah dari derajat orang tua mereka.
Kemudian Allah swt memberikan gambaran tentang situasi surga penuh kenikmatan seperti tersedianya makanan mereka di dalam surga.
Setiap buah-buahan atau makanan yang mereka inginkan pasti mereka peroleh sesuai dengan selera mereka.
Kemudian digambarkan bagaimana mereka hidup senang di sana.
Mereka saling berebutan minum, minum tetap dalam kesopanan, berbicara tentang hal lucu, di sana mereka dilayani oleh pelayan-pelayan yang sangat ramah dan cantik.
Mereka juga membicarakan hal ihwal mereka di dunia dahulu sebelum mereka berada di dalam kesenangan dan kemewahan surgawi.
Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda:
اِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ الْجَنَّةَ سَأَلَ عَنْ أَبَوَيْهِ وَزَوْجَتِهِ وَوَلَدِهِ.
فَيُقَالُ لَهُ إِنَّهُمْ لَمْ يَبْلُغُوْا دَرَجَتَكَ وَعَمَلَكَ.
فَيَقُوْلُ رَبِّ قَدْ عَمِلْتُ لِي وَلَهُمْ فَيُؤْمَرُ بِإِلْحَاقِهِمْ بِهِ.
( رواه ابن مردويه والطبراني عن ابن عباس )
Apabila seseorang memasuki surga, ia menanyakan kedua orang tuanya, istrinya, dan anaknya, maka dikatakan kepadanya: “ Mereka belum sampai pada derajat dan amalanmu. ” Maka ia berkata: “ Ya Tuhanku, aku telah beramal untukku dan untuk mereka ”.
Maka ( permohonannya dikabulkan Tuhan ) disuruhlah mereka ( orang tua, istri, anak ) untuk bergabung dengan dia.” ( Riwayat Ibnu Mardawaih dan aṭ-Ṭabrānī dari Ibnu ‘Abbās )
Ini merupakan karunia Allah swt terhadap anak cucu yang beriman dan berkat amal bapak-bapak mereka sebab bapak pun memperoleh karunia Allah swt dengan berkat anak cucu mereka sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
اِنَّ اللّٰهَ لَيَرْفَعُ الْعَبْدَ الدَّرَجَةَ فَيَقُوْلُ رَبِّ أَنَّى لِيْ هٰذِهِ الدَّرَجَةُ فَيَقُوْلُ بِدُعَاءِ وَلَدِكَ لَكَ.
( رواه أحمد والبيهقي عن أبي هريرة )
Sesungguhnya Allah swt niscaya mengangkat derajat seorang hamba, lalu ia bertanya, “ Ya Tuhanku, bagaimana aku memperoleh derajat ini? ” Allah menjawab, “ Kamu memperolehnya sebab doa anakmu. ” ( Riwayat Aḥmad dan al-Baihaqi dari Abū Hurairah )
Hadis ini sejalan dengan hadis Nabi sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ.
( رواه مسلم عن أبي هريرة )
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “ Apabila meninggal seorang anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: amal jariah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang saleh yang mendoakannya. ” ( Riwayat Muslim dari Abū Hurairah )
Kemudian pada ayat ini Allah menjelaskan lagi, bahwa pahala amal saleh para bapak yang saleh tidak dikurangi, meskipun kedudukan anak dan isteri mereka yang beriman diangkat derajat mereka menjadi sama dengan suami/bapak mereka sebagai karunia Allah swt.
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan, bahwa setiap orang memang hanya bertanggungjawab terhadap amal dan perbuatan masing-masing.
Perbuatan dosa istri atau anak tidak menjadi tanggung jawab ayah/suami, demikian pula perbuatan dosa ayah/suami tidak dibebankan pada anak atau istrinya.
Hal ini perlu ditegaskan bahwa hal itu merupakan prinsip dasar.
Tetapi Allah memberi karunia banyak kepada orang tua yang beriman dan beramal saleh dengan menambah kebahagiaan orang tua untuk memenuhi keinginan orang tua berkumpul di surga bersama anak, istri dan cucu-cucunya, selama mereka beriman, meskipun derajat mereka lebih rendah, tetapi Allah mengangkat mereka menjadi sama dengan bapak yang mukmin dan saleh tadi.
Apabila si anak berbahagia masuk surga dan merindukan bersama orang tuanya, maka Allah melimpahkan karunia-Nya, mengangkat bapak ibunya yang beriman untuk mendapat kebahagiaan bersama anak mereka di surga.
Karunia Allah yang demikian tidak mengubah prinsip setiap orang, hanya bertanggung jawab atas perbuatan masing-masing, meskipun tetap ada pengecualian yang lain seperti firman Allah swt:
كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَةٌۙ ٣٨ اِلَّآ اَصْحٰبَ الْيَمِيْنِ ۛ ٣٩
Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, kecuali golongan kanan.
( al-Muddaṡṡir/74: 38-39 )
Setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya di hadapan Allah swt.
Tanggung jawab itu tidak akan terlepas dari mereka kecuali golongan kanan yaitu orang-orang yang berbuat baik.
Mereka inilah yang akan terlepas dari tanggung jawab disebabkan oleh ketaatan mereka beribadah kepada Allah swt.


Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء كل امرئ بما كسب رهين

سورة: الطور - آية: ( 21 )  - جزء: ( 27 )  -  صفحة: ( 524 )

transliterasi Indonesia

wallażīna āmanụ wattaba'at-hum żurriyyatuhum bi`īmānin alḥaqnā bihim żurriyyatahum wa mā alatnāhum min 'amalihim min syaī`, kullumri`im bimā kasaba rahīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al
  2. Dan Dialah yang menciptakan serta mengembang biakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nya-lah kamu akan
  3. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan
  4. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar.
  5. Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan
  6. Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya,
  7. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
  8. Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya
  9. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,
  10. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب