Tafsir Surat Ash-Shuara ayat 22 , Wa Tilka Nimatun Tamunnuha Alayya An Abbadta Bani
Tafsir Al-mokhtasar
Adapun budi baikmu berupa pemeliharaanmu terhadap diriku tanpa memperbudakku, padahal engkau memperbudak Bani Israil, maka benar-benar merupakan satu budi yang engkau berikan padaku, namun hal tersebut tidaklah menghalangiku untuk mendakwahimu.”
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Mûsâ lalu menyinggung salah satu sikap buruk Fir’aun.
Dijelaskannyalah perihal perbudakan dan pembunuhan anak-anak lelaki Banû Isrâ’îl yang Fir’aun lakukan.
Karena itu, Mûsâ menolak asuhannya di istana Fir’aun sebagai suatu nikmat.
Sebabnya terpulang kepada kejahatan Fir’aun yang telah memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki Banû Isrâ’îl sehingga ia dihanyutkan ke sungai untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan Fir’aun, yang akhirnya mengantarkan Mûsâ ke istana Fir’aun.
Kalaulah keadaannya tidak seperti itu, tentu Mûsâ akan diasuh oleh kedua orangtuanya
Tafsir al-Jalalain
( Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu ) asal lafal Tamunnuhaa adalah Tamunnu Bihaa, maksudnya, yang telah kamu limpahkan kepadaku itu ( adalah disebabkan kamu telah memperbudak Bani Israel" ) kalimat ayat ini merupakan keterangan dari ayat yang sebelumnya, maksudnya, kamu telah menjadikan mereka sebagai budak-budak dan sebagai gantinya kamu tidak memperbudak aku, sesungguhnya kamu tidak memberikan nikmat apa pun dengan perlakuanmu yang demikian itu, karena kamu memperbudak mereka, hal ini adalah perbuatan aniaya.
Sebagian Mufassirin ada yang memperkirakan adanya Hamzah Istifham bermakna sanggahan, pada awal perkataan Nabi Musa ini, sehingga lafal Fa’altuha asalnya Afa’altuha.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Mûsâ lalu menyinggung salah satu sikap buruk Fir'aun.
Dijelaskannyalah perihal perbudakan dan pembunuhan anak-anak lelaki Banû Isrâ'îl yang Fir'aun lakukan.
Karena itu, Mûsâ menolak asuhannya di istana Fir'aun sebagai suatu nikmat.
Sebabnya terpulang kepada kejahatan Fir'aun yang telah memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki Banû Isrâ'îl sehingga ia dihanyutkan ke sungai untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan Fir'aun, yang akhirnya mengantarkan Mûsâ ke istana Fir'aun.
Kalaulah keadaannya tidak seperti itu, tentu Mûsâ akan diasuh oleh kedua orangtuanya.
Tafsir Al-wajiz
Lalu Nabi Musa membandingkan antara kebaikan yang dia terima dengan kekejaman Fir’aun terhadap Bani Israil.
Musa berkata lagi, “Dan itulah kebaikan yang telah engkau berikan kepadaku, engkau pelihara diriku ketika aku masih bayi sampai aku dewasa.
Sementara itu engkau telah memperbudak Bani Israil, kaumku sendiri.
Engkau perlakukan mereka dengan tidak berperikemanusiaan.
Sungguh ini dua hal yang tidak sebanding.
Jika bukan karena kekejamanmu, ibuku tidak akan melemparkan aku ke sungai, dan tidak akan kau pelihara diriku.”
Tafsir Al-tahlili
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan jawaban Musa atas cercaan dan penghinaan Fir‘aun terhadapnya, setelah kekakuan pada lidahnya hilang.
Musa menjelaskan bahwa pembunuhan yang dilakukannya terhadap tukang roti Fir‘aun yang bertengkar dengan seorang dari Bani Israil adalah suatu ketidaksengajaan dan tidak direncanakan.
Dia hanya ingin melerai dan memberi pelajaran kepada tukang roti itu agar tidak berlaku kasar dan menghina Bani Israil.
Dia memang memukulnya tetapi tidak bermaksud untuk membunuh, karena tidak tahan melihat tukang roti itu begitu sombong dan menghina kaumnya, Bani Israil.
Kalau itu dianggap kesalahan, maka Musa mengakui bahwa waktu itu dia betul-betul khilaf.
Sekarang dia sudah berubah, Musa telah menjadi rasul yang diberi tugas oleh Allah untuk mengajak Fir‘aun dan kaumnya kepada kehidupan beragama yang benar.
Musa juga diberi tugas untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan yang tidak benar, yaitu perbudakan manusia oleh manusia.
Jika Fir‘aun menyebut-nyebut jasa baiknya yang telah mengasuh Musa dan mendidiknya di istana, hal itu disebabkan kebijaksanaan Fir‘aun atas keinginan istrinya untuk menyelamatkannya ketika ia dibuang ibunya ke Sungai Nil.
Keluarga Fir‘aun kemudian mengambilnya dan memelihara serta membesarkannya.
Di sisi lain, Fir‘aun telah mengeksploitasi Bani Israil dengan memperlakukan mereka sebagai budak.
Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,
- Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
- "Kenapa kamu tidak tolong menolong?"
- Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah
- (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
- dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.
- demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain.
- Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula).
- Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya):
- Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Friday, November 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب