Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 239 , Fain Khiftum Farijalaan Aw Rukbanaan Faidha Amintum Fadhkuru

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Baqarah ayat 239 | Fain Khiftum Farijalaan Aw Rukbanaan Faidha Amintum Fadhkuru - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا ۖ فَإِذَا أَمِنتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ﴾
[ البقرة: 239]

Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. [Baqarah: 239]

Fain Khiftum Farijalaan Aw Rukbanaan Faidha Amintum Fadhkuru Allaha Kama Allamakum Ma Lam Takunu Talamuna

Tafsir Al-mokhtasar


Apabila kalian takut kepada musuh dan sebagainya, lalu kalian tidak dapat menunaikan salat secara sempurna, maka salatlah sambil berjalan kaki atau menunggang unta, kuda dan sebagainya, atau dengan cara apapun yang bisa kalian lakukan.
Apabila ketakutan itu sudah hilang, maka berzikirlah kepada Allah sebagaimana Dia mengajarkannya kepada kalian.
Salah satunya ialah berzikir kepada Allah di dalam salat secara lengkap dan sempurna.
Dan ingatlah juga bagaimana Allah mengajarkan kepada kalian tentang cahaya dan petunjuk yang belum kalian ketahui.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Bila datang waktu salat dan kalian sedang dalam keadaan takut bahaya, maka janganlah kalian tinggalkan.
Tetapi lakukanlah semampu kalian, dengan cara sambil berjalan atau berkendaraan.
Dan jika rasa takut itu telah hilang, salatlah sesuai ketentuaan yang ditetapkan dengan mengingat Allah, mensyukuri tuntunan dan rasa aman yang telah diberikan-Nya kepada kalian

Tafsir al-Jalalain


( Jika kamu dalam keadaan takut ) baik terhadap musuh, maupun banjir atau binatang buas ( maka sambil berjalan kaki ) jamak dari raajil, artinya salatlah sambil jalan kaki ( atau berkendaraan ), ’rukbaanan’ jamak dari ’raakib’, maksudnya bagaimana sedapatnya, baik menghadap kiblat atau tidak mau memberi isyarat saat rukuk dan sujud.
( Kemudian apabila kamu telah aman ), yakni dari ketakutan, ( maka sebutlah Allah ), artinya salatlah ( sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa-apa yang tidak kamu ketahui ), yakni sebelum diajarkan-Nya itu berupa fardu dan syarat-syaratnya.
’Kaf’ berarti ’umpama’ dan ’maa’ mashdariyah atau maushuulah.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Bila datang waktu salat dan kalian sedang dalam keadaan takut bahaya, maka janganlah kalian tinggalkan.
Tetapi lakukanlah semampu kalian, dengan cara sambil berjalan atau berkendaraan.
Dan jika rasa takut itu telah hilang, salatlah sesuai ketentuaan yang ditetapkan dengan mengingat Allah, mensyukuri tuntunan dan rasa aman yang telah diberikan-Nya kepada kalian.

Tafsir Al-wajiz


Namun, jika kamu takut ada bahaya, baik karena musuh, binatang buas, atau lainnya, maka salatlah sambil berjalan kaki karena darurat atau ketika berada di kendaraan, baik menghadap kiblat maupun tidak.
Kemudian apabila situasinya telah kembali aman, maka ingatlah Allah, yakni salatlah, sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui, seperti cara melaksanakan salat dalam kondisi tidak aman.
Ini menunjukkan pentingnya salat.
Ia harus ditegakkan dimana saja dan kapan saja, serta dalam situasi apa pun.

Tafsir Al-tahlili


Dalam ayat ini diterangkan keutamaan melakukan salat, dan selalu memeliharanya.
Keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan dalam memenuhi segala kebutuhan dan persoalan hidupnya banyak sekali menemui kesulitan yang kadang-kadang dapat menjerumuskannya kepada hal-hal yang dilarang agama.
Karena itu telah diberi suatu cara yang baik untuk dilakukan manusia agar selalu terjamin hubungan keduniaannya dengan ketakwaan kepada Allah dengan selalu memelihara salat.
Mulai dari bangun tidur sebelum melakukan kontak dengan manusia lainnya ia ingat dan bermunajah lebih dahulu dengan Allah ( waktu subuh ).
Kemudian setelah ia berhubungan dengan masyarakat, dan mungkin sekali terjadi perbuatan yang tidak diridai Allah maka untuk mengingatkan dan menyelamatkannya, ia dipanggil untuk berhubungan lagi dengan Allah pada waktu tengah hari ( salat zuhur ).
Begitulah seterusnya selama 24 jam.
Dengan demikian selalu terjalin antara kesibukan manusia ( untuk memenuhi hajat hidupnya ) dengan ingat kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.
Hal ini mempunyai pengaruh dan membekas dalam jiwa dan kehidupan manusia sebagaimana ditegaskan bahwa dengan salat manusia dapat terhindar dari perbuatan jahat dan mungkar.
Selain itu, memelihara salat adalah bukti iman kepada Allah, dan menjadi syarat mutlak bagi kehidupan seorang Muslim, menguatkan tali persaudaraan, dan dapat menjamin hak-hak manusia.
Menurut riwayat Aḥmad, Rasulullah saw bersabda:
اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْـنَنَا وَبَيْـنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ ( رواه أحمد )
Perjanjian antara kami dengan kaum kafir adalah salat, siapa yang meninggalkannya ( dengan sengaja ) maka ia telah menjadi kafir.
( Riwayat Aḥmad )
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Aḥmad dan aṭ-Ṭabrānī, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُوْرٌ وَلاَبُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ ( رواه أحمد والطبراني )
Barang siapa selalu memelihara salat maka ia akan dapat cahaya dan petunjuk serta akan dapat keselamatan pada hari Kiamat.
Sebaliknya orang yang tidak memelihara salat maka tidak ada baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan.
Di akhirat nanti ia akan bersama Fir‘aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf di dalam neraka.
( Riwayat Aḥmad dan aṭ-Ṭabrānī )
Ayat-ayat di atas menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga dan memelihara salat.
Manusia yang melaksanakan perintah ini benar-benar menjadi makhluk Allah yang bertakwa dan hidupnya akan selalu aman, berada di dalam magfirah dan rida Allah.
Adapun sebab turun ayat ini menurut riwayat dari Zaid bin Ṡābit, Rasulullah saw selalu melakukan salat zuhur, meskipun pada siang hari yang panas terik yang bagi para sahabat dirasakan berat, maka turunlah ayat ini.
Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk selalu menjaga salat lima waktu.
Jika salat itu dilaksanakan, ia dapat memelihara diri dari berbuat hal-hal yang jahat dan mungkar.
Salat dapat menjadi penenang jiwa dari segala kegelisahan yang menimpa diri.
Karena itu salat merupakan tiang agama.
Allah menekankan salat wusṭā.
Salat wusta menurut jumhur Ulama ialah salat Asar.
Allah mengajarkan pula, agar dalam melakukan salat kita berlaku khusyuk dan tawaduk.
Sebab pemusatan pikiran kepada Allah semata-mata adalah tingkat salat yang paling baik dan salat inilah yang dapat membekas pada jiwa manusia.
Karena pentingnya melaksanakan dan memelihara salat ini seorang Muslim tidak boleh meninggalkannya walau dalam keadaan bagaimanapun.
Salat tetap tidak boleh ditinggalkan, meskipun dalam suasana kekhawatiran terhadap jiwa, harta, atau kedudukan.
Dalam keadaan uzur, salat dapat dikerjakan menurut cara yang mungkin dilakukan, baik dalam keadaan berjalan kaki, berkendaraan, ataupun sakit.
Maka setelah hilang uzur itu, terutama yang berupa kekhawatiran, hendaklah bersyukur kepada Allah, karena Allah mengajarkan kepada manusia hal-hal yang tidak diketahuinya termasuk mengenai kaifiat ( cara ) melakukan salat dalam masa tidak aman/dalam keadaan perang.


Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

فإن خفتم فرجالا أو ركبانا فإذا أمنتم فاذكروا الله كما علمكم ما لم تكونوا تعلمون

سورة: البقرة - آية: ( 239 )  - جزء: ( 2 )  -  صفحة: ( 39 )

transliterasi Indonesia

fa in khiftum fa rijālan au rukbānā, fa iżā amintum fażkurullāha kamā 'allamakum mā lam takụnụ ta'lamụn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana
  2. Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami
  3. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.
  4. Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada
  5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
  6. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.
  7. Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan
  8. Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta
  9. Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
  10. dan (Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Wednesday, May 15, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب