Tafsir Surat Al-Hijr ayat 67 , Wa Jaa Ahlu Al-Madinati Yastabshiruna
Tafsir Al-mokhtasar
Penduduk Sadum datang menyambut tamu-tamu Lūṭ dengan bahagia, karena mereka berharap bisa berbuat keji terhadap mereka.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Ketika waktu subuh datang, mereka melihat para malaikat dalam bentuk manusia yang elok rupawan.
Mereka gembira melihat itu dengan harapan mereka dapat melakukan kejahatan mereka yang keji, yaitu melampiaskan nafsu seksual kepada laki-laki
Tafsir al-Jalalain
( Dan datanglah penduduk kota ) yaitu kota Sodom yang para penduduknya adalah kaum Nabi Luth; mereka datang sewaktu mendengar bahwa di dalam rumah Nabi Luth terdapat beberapa laki-laki tampan yang masih muda-muda, mereka adalah para malaikat itu ( dengan gembira ) lafal yastabsyiruun menjadi hal, artinya keadaan mereka sangat gembira sekali dengan kedatangan para tamu itu, karena mereka berniat untuk melampiaskan nafsu homonya terhadap tamu-tamu itu.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Ketika waktu subuh datang, mereka melihat para malaikat dalam bentuk manusia yang elok rupawan.
Mereka gembira melihat itu dengan harapan mereka dapat melakukan kejahatan mereka yang keji, yaitu melampiaskan nafsu seksual kepada laki-laki.
Tafsir Al-wajiz
Usai menggambarkan peristiwa yang akan terjadi pada kaum Nabi Lut, melalui ayat-ayat berikut Allah menceritakan suasana sebelum dialog antara Nabi Lut dengan para tamunya.
Kaum Nabi Lut melihat ada pria-pria tampan yang bertamu ke rumah Nabi Lut.
Dan datanglah sejumlah pendurhaka dari penduduk kota itu, yakni Sodom yang menjadi tempat tinggal Nabi Lut, ke rumah Lut dengan gembira dan berduyun-duyun karena kedatangan para tamu tampan itu.
Mereka datang untuk mengajak para tamu itu melakukan hubungan homoseksual.
Tafsir Al-tahlili
Ketika kaum Luṭ, penduduk kota Sodom, mendengar bahwa Luṭ kedatangan tamu-tamu yang gagah, mereka pun bergembira.
Timbullah hawa nafsu jahat mereka untuk berbuat homoseksual dengan tamu-tamu itu, yang merupakan kebiasaan buruk yang selalu mereka lakukan.
Melihat tingkah laku kaumnya, Luṭ a.s.
berkata kepada mereka, “ Sesungguhnya pemuda-pemuda yang kamu datangi dan kamu ajak melakukan perbuatan mesum adalah tamu-tamuku.
Aku harus menghormati dan memuliakan tamu-tamuku itu, janganlah kamu melakukan perbuatan mesum dengan mereka, karena tindakan kamu itu akan memberi malu kepadaku.
Bertakwalah kamu kepada Allah, peliharalah dirimu dari siksaan-Nya, dan janganlah kamu memperkosa mereka. ”
Kaum Luṭ menentang dan mengancam Nabi Luṭ karena perkataannya itu dengan mengatakan, “ Bukankah kami pernah melarangmu untuk melindungi tamu-tamu yang datang ke sini dari keinginan dan perbuatan yang akan kami lakukan terhadap mereka. ”
Perkataan kaum Luṭ ini memberikan isyarat bahwa kaum Luṭ itu selalu memaksa tamu-tamu yang datang ketika itu agar bersedia melakukan perbuatan homoseksual dengan mereka.
Perbuatan keji itu dilarang oleh Luṭ.
Akan tetapi, mereka tidak menghiraukan larangan itu, bahkan mereka mengancam Luṭ dengan suatu hukuman, seandainya Luṭ masih mencampuri urusan mereka itu.
Tetapi Luṭ masih memperingatkan mereka dan menawarkan kepada mereka putri-putrinya untuk mereka nikahi, karena itulah yang sesuai dengan sunatullah.
Beliau berkata, “ Hai kaumku, menikahlah dengan putri-putriku.
Janganlah kamu melakukan perkawinan dengan orang yang sejenis denganmu, karena kawin dengan orang yang sejenis itu diharamkan Allah.
Lakukanlah perbuatan yang halal dan sesuai dengan sunatullah.
Allah sengaja menciptakan laki-laki dan perempuan agar mereka menikah dan memiliki keturunan.
Jika kamu terus berbuat demikian, niscaya kamu tidak akan memiliki keturunan dan jenis manusia akan punah dari muka bumi. ”
Dalam ayat ini, Luṭ a.s.
menyebut “ putri-putriku ”.
Maksudnya ialah “ para pengikutnya yang wanita ” karena seorang nabi biasa menyebut kaumnya dengan anak-anaknya dan istri nabi adalah ibu dari umatnya sebagaimana firman Allah:
اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ وَاَزْوَاجُهٗٓ اُمَّهٰتُهُمْ ۗ
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.
( al-Aḥzāb/33: 6 )
Jika istri-istri nabi adalah ibu orang-orang yang beriman, tentulah nabi sendiri adalah bapak mereka dan seluruh umatnya adalah putra-putrinya.
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya.
- Dan mereka mengatakan: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang
- Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
- Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?
- Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan
- Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar
- Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
- Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".
- Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.
- Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Saturday, November 2, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب