Tafsir Surat Fussilat ayat 11 , Thumma Astawa Ila As-Samai Wa Hiya Dukhanun Faqala

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Fussilat ayat 11 | Thumma Astawa Ila As-Samai Wa Hiya Dukhanun Faqala - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ﴾
[ فصلت: 11]

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". [Fussilat: 11]

Thumma Astawa Ila As-Samai Wa Hiya Dukhanun Faqala Laha Wa Lilarđi Aitiya Tawaan Aw Karhaan Qalata Atayna Taiina

Tafsir Al-mokhtasar


Kemudian Allah -Subḥānahu- menciptakan langit yang saat itu adalah asap, Allah berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kalian berdua kepada perintah-Ku secara suka rela atau terpaksa, kalian berdua tidak mempunyai pilihan kecuali itu.” Maka keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka rela, tidak ada keinginan bagi kami tanpa keinginan-Mu wahai Rabb kami.”


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Kekuasaan-Nya kemudian tertuju kepada penciptaan langit yang pada saat itu berujud asap, dan langit itu pun tercipta.
Penciptaan langit dan bumi menurut kehendak-Nya itu adalah mudah, yaitu seperti orang yang mengatakan kepada sesuatu, "Datanglah, suka atau tidak suka!" Sesuatu itu pun kemudian menurut

Tafsir al-Jalalain


( Kemudian Dia menuju ) bermaksud kepada ( penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap ) masih berbentuk asap yang membumbung tinggi ( lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya ) menurut perintah-Ku ( dengan suka hati atau terpaksa" ) kedua lafal ini berkedudukan sama dengan Hal, yakni baik dalam keadaan senang hati atau terpaksa ( keduanya menjawab, "Kami datang ) beserta makhluk yang ada pada kami ( dengan suka hati" ) di dalam ungkapan ini diprioritaskan Dhamir Mudzakkar lagi Aqil; atau khithab kepada keduanya disamakan dengan jamak.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Kekuasaan-Nya kemudian tertuju kepada penciptaan langit yang pada saat itu berujud asap, dan langit itu pun tercipta.
Penciptaan langit dan bumi menurut kehendak-Nya itu adalah mudah, yaitu seperti orang yang mengatakan kepada sesuatu, "Datanglah, suka atau tidak suka!" Sesuatu itu pun kemudian menurut."

Tafsir Al-wajiz


Dari menguraikan ihwal penciptaan bumi dan sarana kehidupan bagi makhluk yang mendiaminya, Al-Qur’an kemudian beralih kepada ihwal penciptaan langit.
Kemudian Dia, yakni perintah atau kekuasaan-Nya menuju ke langit dan langit ketika itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menuruti perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Mendengar perintah itu, keduanya, langit dan bumi, lalu menjawab, Kami datang kepada-MU ya Allah dengan tunduk dan patuh guna mengikuti aturan-Mu.”

Tafsir Al-tahlili


Pada ayat ini Allah menerangkan keadaan langit.
Setelah Allah menciptakan bumi Dia menuju ke langit, waktu itu langit berupa asap.
Bagaimana keadaan asap itu dan apa hakikatnya, hanya Allah sajalah yang mengetahui-Nya.
Sekalipun ada yang mencoba menerangkan keadaan asap yang dimaksud, baik yang dikemukakan oleh pendeta-pendeta Yahudi, maupun oleh para ahli yang telah mencoba menyelidikinya, namun belum ada keterangan yang pasti yang menerangkan keadaan dan hakikat asap itu.
Menurut teori ilmu pengetahuan, ayat di atas menggambarkan mengenai permulaan alam semesta.
Peristiwa tersebut ditandai dengan terjadinya peristiwa yang oleh para ilmuwan disebut Big Bang.
Peristiwa tersebut sangat jelas terlihat pada surah al-Anbiyā’/21 ayat 30 yang penggalannya berbunyi demikian: “ ....bahwa langit dan bumi keduanya dahulu adalah satu yang padu, kemudian Kami pisahkan... ” .
Ilmu kosmologi modern, baik dari pengamatan maupun teori, secara jelas mengindikasikan bahwa pada suatu saat, seluruh alam semesta terdiri hanya dari awan dari “ asap ” yang terdiri atas komposisi gas yang padat dan sangat panas.
Kumpulan ini terdiri atas sejumlah besar kekuatan atom yang saling berkaitan dan berada di bawah tekanan yang sangat kuat.
Jari-jari kumpulan yang berbentuk bola ini diperkirakan sekitar 5 juta kilometer.
Cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat ( yang biasa disebut Big Bang ), dan mengakibatkan terbentuk dan terpencarnya berbagai benda langit.
Hal ini sudah menjadi prinsip yang teruji dan menjadi dasar dalam kosmologi modern.
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, para peneliti saat ini dapat menyaksikan “ kelahiran ” bintang dengan menggunakan teleskop yang sangat canggih.
Teori mengenai bentukan “ asap ” sebagai asal-muasal suatu bintang, juga telah disebutkan dalam Surah Fuṣṣilat/41: 11 di atas.
Karena bumi dan langit di atasnya ( matahari, bulan, bintang, planet, galaksi, dan sebagainya ) terbentuk dari “ asap ” yang sama, maka para pakar menyimpulkan bahwa bumi dan isi langit seluruhnya adalah satu kesatuan sebelumnya.
Dari material “ asap ” yang sama ini, kemudian mereka terpisah satu sama lain.
Hal yang demikian ini juga telah diungkapkan oleh Al-Qur’an dalam Surah al-Anbiyā’/21: 30 tersebut di atas.
Pada ayat ini, seolah-olah Allah menerangkan bahwa bumi lebih dahulu diciptakan dari langit dengan segala isinya, termasuk di dalamnya matahari, bulan, dan bintang-bintang.
Ayat yang lain menerangkan bahwa Allah menciptakan langit lebih dahulu dari menciptakan bumi.
Oleh karena itu, ada sebagian mufasir yang mencoba mengompromikan kedua ayat ini.
Menurut mereka, dalam perencanaan, Allah lebih dahulu merencanakan bumi dengan segala isinya.
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, Allah menciptakan langit dengan segala isinya lebih dahulu, kemudian sesudah itu baru menciptakan bumi dengan segala isinya.
Setelah selesai menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, Allah memerintahkan keduanya untuk datang kepada-Nya, baik dalam keadaan senang maupun terpaksa.
Langit dan bumi mengatakan bahwa mereka akan datang dengan tunduk dan patuh.
Kemudian Allah bertitah kepada langit, “ Perhatikanlah sinar mataharimu, cahaya bulanmu, cahaya gemerlap dari binatang-bintang, hembuskanlah anginmu, edarkanlah awanmu, sehingga dapat menurunkan hujan. ” Allah berfirman pula kepada bumi, “ Alirkanlah sungai-sungaimu, serta tumbuhkanlah tanaman-tanaman dan pohon-pohonmu. ” Keduanya menjawab, “ Kami penuhi segala perintah-Mu dengan patuh dan taat. ”
Sebagian ahli tafsir menafsirkan “ datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka atau terpaksa ” dengan “ jadilah kamu keduanya menurut Sunnah-Ku yang telah Aku tetapkan, jangan menyimpang sedikit pun dari ketentuan-Ku itu, ikutilah proses-proses kejadianmu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. ” Dengan kata lain dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kepada langit dan bumi untuk menyempurnakan kejadiannya sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan, seperti bumi akan tercipta pada saatnya, demikian pula gunung-gunung, air, udara, binatang-binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan.
Semuanya akan terjadi pada waktu yang ditentukan-Nya, tidak ada satu pun yang menyimpang dari ketentuan-Nya.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kejadian langit dan bumi itu, mulai dari terjadinya sampai kepada bentuk yang ada sekarang, melalui proses-proses tertentu sesuai dengan sunah Allah.
Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit akan ada pada waktunya, dan akan hilang atau musnah pada waktunya pula, sesuai dengan keadaan langit dan bumi pada waktu itu.


Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين

سورة: فصلت - آية: ( 11 )  - جزء: ( 24 )  -  صفحة: ( 477 )

transliterasi Indonesia

ṡummastawā ilas-samā`i wa hiya dukhānun fa qāla lahā wa lil-arḍi`tiyā ṭau'an au karhā, qālatā atainā ṭā`i'īn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga
  2. Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah.
  3. Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: "Hai
  4. Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada
  5. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
  6. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi,
  7. Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
  8. Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara
  9. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).
  10. Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب