Tafsir Surat Al-Araf ayat 144 , Qala Ya Musa Inni Astafaytuka Ala An-Nasi Birisalati

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Araf ayat 144 | Qala Ya Musa Inni Astafaytuka Ala An-Nasi Birisalati - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَ﴾
[ الأعراف: 144]

Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". [Araf: 144]

Qala Ya Musa Inni Astafaytuka Ala An-Nasi Birisalati Wa Bikalami Fakhudh Ma Ataytuka Wa Kun Mina Ash-Shakirina

Tafsir Al-mokhtasar


Allah berfirman kepada Musa, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilihmu dan lebih mengutamakanmu dari orang lain untuk menyampaikan risalah-Ku kepada mereka.
Dan Aku pun memberimu kelebihan dengan berbicara langsung kepadamu tanpa perantara.
Maka terimalah kemuliaan yang Aku berikan kepadamu ini.
Dan jadilah kamu orang yang bersyukur kepada Allah atas karunia yang sangat besar ini.”


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Tatkala Allah menolak permintaan Mûsâ untuk melihat-Nya, Dia telah menyiapkan untuk Mûsâ nikmat- nikmat yang lain sebagai penghibur penolakan itu, seraya berfirman, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya Aku telah memberikan keutamaan kepadamu, dan dari sekian banyak orang sezamanmu, Aku memilih kamu untuk menyampaikan sifr-sifr Tawrât dan berbicara langsung dengan-Ku.
Maka terimalah keutamaan yang Kuberikan kepadamu ini, bersyukurlah kepada-Ku sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat-Ku

Tafsir al-Jalalain


( Allah berfirman, ) Maha Tinggi Allah ( "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih melebihkan kamu ) yakni Aku memilihmu ( dari manusia ) yang hidup di masamu ( untuk membawa risalah-Ku ) dengan memakai jamak dan mufrad/tunggal ( dan untuk berbicara langsung dengan-Ku ) Aku berbicara kepadamu secara langsung ( sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu ) berupa keutamaan ( dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur" ) atas nikmat-nikmat-Ku.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Tatkala Allah menolak permintaan Mûsâ untuk melihat-Nya, Dia telah menyiapkan untuk Mûsâ nikmat- nikmat yang lain sebagai penghibur penolakan itu, seraya berfirman, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya Aku telah memberikan keutamaan kepadamu, dan dari sekian banyak orang sezamanmu, Aku memilih kamu untuk menyampaikan sifr-sifr Tawrât dan berbicara langsung dengan-Ku.
Maka terimalah keutamaan yang Kuberikan kepadamu ini, bersyukurlah kepada-Ku sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat-Ku."

Tafsir Al-wajiz


Tatkala Allah menolak permintaan Nabi Musa untuk melihatNya, Dia telah menyiapkan untuknya nikmat-nikmat yang lain sebagai kompensasi penolakan itu.
Dia, yakni Allah berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih dengan melebihkan dan mengutamakan engkau dari manusia yang lain pada masamu untuk membawa risalah-Ku yaitu pesan-pesan kenabian dan firman-Ku yang Aku sampaikan langsung dengan bercakap-cakap kepadamu, tanpa perantara, sebab itu berpegang-teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu berupa perintah dan larangan, dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat kerasulan dan kekhususan Tuhan berbicara langsung kepadamu.”

Tafsir Al-tahlili


Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dia telah memilih Musa di antara manusia yang ada di zaman-Nya dengan memberikan karunia yang tidak diberikannya kepada manusia lainnya, yaitu mengangkat Musa sebagai Nabi dan Rasul, memberinya kesempatan langsung berbicara dengan Allah, sekali pun dibatasi oleh suatu yang membatasinya antara Allah dan Musa.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan cara Allah menyampaikan wahyu kepada para Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah:
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ ٥١
Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantara wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan ( malaikat ) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha tinggi, Mahabijaksana.
( Asy-Syūrā/42: 51 ).
Jadi menurut ayat ini ada tiga macam cara Allah menyampaikan wahyu kepada para Rasul-Nya yaitu:
1.
Dengan mewahyukan kepada Rasul yang bersangkutan, yaitu dengan menanamkan suatu pengertian ke dalam hati seseorang yang diturunkan wahyu kepadanya.
2.
Berbicara langsung dengan memakai pembatas yang membatasi antara Allah dan hamba yang diajak berbicara.
Cara yang kedua inilah yang dialami oleh Musa dalam menerima wahyu, sehingga ia dikenal dengan kalimullah.
3.
Dengan perantaraan malaikat Jibril as.
Al-Qur’an disampaikan melalui cara ini.
Mengenai persoalan dapatkah manusia melihat Allah dengan nyata, maka jika dipahami ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Mustahil manusia melihat Allah selama mereka hidup di dunia, sebagaimana ditegaskan Allah kepada Nabi Musa as.
2.
Orang-orang yang beriman dapat melihat Allah di akhirat nanti, sesuai dengan :
a.
Firman Allah:
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌۙ ٢٢ اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ ٢٣
“ Wajah-wajah ( orang mukmin ) pada hari itu berseri-seri.
Memandang Tuhannya. ”
( Al-Qiyāmah/75:22-23 ).
Dari ayat ini dipahami bahwa “ melihat Tuhan ” pada hari Kiamat itu termasuk nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman, karena itu mereka selalu mengharap-harapkannya.
b.
Sabda Rasulullah saw:
أَنَّ نَاسًا قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: هَلْ تُضَارُّوْنَ فِيْ رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ؟ قَالُوْا: لاَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ ، قَالَ: فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَ كَذٰلِكَ ( رواه البخاري ومسلم )
Sesungguhnya manusia berkata ( kepada Rasulullah saw ), “ Ya Rasulullah adakah kita melihat Tuhan kita pada hari Kiamat nanti? ” Rasulullah menjawab, “ Adakah yang menghalangi kalian melihat bulan pada bulan purnama? ” Mereka berkata, “ Tidak, ya Rasulullah. ” Rasulullah berkata, “ Maka sesungguhnya kamu akan melihat Tuhan seperti melihat bulan purnama itu. ” ( Riwayat al-Bukhārī dan Muslim ).
c.
Semua yang wujudnya dapat dilihat.
Hanyalah yang tidak ada wujudnya yang tidak dapat dilihat.
Tuhan adalah wajibul wujud, karena itu Tuhan dapat dilihat jika ia menghendaki-Nya.
Dalam pada itu Tuhan melihat segala yang ada, termasuk melihat diri-Nya sendiri.
Kalau Tuhan dapat melihat diri-Nya tentu Dia berkuasa pula menjadikan manusia melihat diri-Nya jika Dia menghendaki.
Pada potongan ayat berikutnya Nabi Musa dan kaumnya diperintahkan untuk menerima kitab suci yang Allah turunkan, dan syariat yang harus dijalankan untuk dijadikan pegangan hidup dan diamalkan di dunia.
Hanya dengan cara inilah mereka baru bisa dianggap sebagai orang yang bersyukur dan menghargai pemberian nikmat Allah.


Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

قال ياموسى إني اصطفيتك على الناس برسالاتي وبكلامي فخذ ما آتيتك وكن من الشاكرين

سورة: الأعراف - آية: ( 144 )  - جزء: ( 9 )  -  صفحة: ( 168 )

transliterasi Indonesia

qāla yā mụsā inniṣṭafaituka 'alan-nāsi birisālātī wa bikalāmī fa khuż mā ātaituka wa kum minasy-syākirīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang
  2. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,
  3. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya
  4. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu
  5. Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan
  6. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
  7. yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas".
  8. (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu
  9. Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya
  10. Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Monday, November 18, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب