Tafsir Surat An-Nisa ayat 171 , Ya Ahla Al-Kitabi La Taghlu Fi Dinikum Wa

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat An-Nisa ayat 171 | Ya Ahla Al-Kitabi La Taghlu Fi Dinikum Wa - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انتَهُوا خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا﴾
[ النساء: 171]

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. [Nisa: 171]

Ya Ahla Al-Kitabi La Taghlu Fi Dinikum Wa La Taqulu Ala Allahi Illa Al-Haqqa Innama Al-Masihu Isa Abnu Maryama Rasulu Allahi Wa Kalimatuhu Alqaha Ila Maryama Wa Ruhun Minhu Faaminu Billahi Wa Rusulihi Wa La Taqulu Thalathatun Antahu Khayraan Lakum Innama Allahu Ilahun Wahidun Subhanahu An Yakuna Lahu Waladun Lahu Ma Fi As-Samawati Wa Ma Fi Al-Arđi Wa Kafa Billahi Wa Kilaan

Tafsir Al-mokhtasar


Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang Nasrani, penganut kitab suci Injil, “Janganlah kalian melampaui batas yang ada di dalam agama kalian.
Dan janganlah kalian berkata tentang Isa -’alaihissalām- kecuali dengan bukti yang benar.
Sesungguhnya Isa putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang diutus oleh Allah dengan membawa kebenaran.
Dia menciptakannya dengan kalimat-Nya yang dikirimkan oleh Jibril -’alaihissalām- kepada Maryam, yaitu kalimat, ‘Kun’ ( Jadilah ), maka jadilah.
Kalimat itu adalah tiupan dari Allah yang ditiupkan oleh Jibril atas perintah Allah.
Maka berimanlah kalian kepada Allah dan seluruh rasul-Nya, tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain.
Dan janganlah kalian berkata, ‘Tuhan itu ada tiga’.
Berhentilah mengucapkan kata-kata yang bohong dan keliru itu.
Karena menghentikan ucapan tersebut akan lebih baik bagi kalian di dunia dan di Akhirat.
Sesungguhnya Allah adalah Rabb Yang Maha Esa.
Dia Mahasuci tidak memiliki sekutu dan anak.
Dia sama sekali tidak membutuhkannya.
Dia lah pemilik apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi beserta isinya.
Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas serta Pengatur dalam urusan makhluk-Nya.”


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Wahai Ahl al-Kitâb, janganlah kalian menentang kebenaran dan melampaui batas dalam beragama.
Jangan berbuat dusta kepada Allah dengan mengingkari risalah ’Isâ a.
s atau dengan menjadikannya sebagai tuhan selain Allah.
’Isâ al-Masîh hanyalah rasul Allah seperti rasul-rasul yang lain.
’Isâ diciptakan Allah dengan kekuasaan dan kalimat-Nya yang disampaikan dan ditiupkan oleh malaikat Jibrîl kepada Maryam.
Hal itu merupakan salah satu rahasia kekuasaan Allah.
Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul- rasul-Nya dengan benar dan jangan beranggapan bahwa tuhan itu ada tiga.
Tinggalkanlah kebatilan itu, karena hal itu lebih baik.
Sesungguhnya Allah Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah Mahasuci dari kemungkinan mempunyai anak.
Segala yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah sebagai pemelihara dan pengatur kepunyaan-Nya

Tafsir al-Jalalain


( Hai Ahli kitab ) maksudnya kitab Injil ( janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu katakan terhadap Allah kecuali ) ucapan ( yang benar ) yaitu menyucikan-Nya dari kemusyrikan dan mempunyai anak.
( Sesungguhnya Almasih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang diucapkan-Nya ) atau disampaikan-Nya ( kepada Maryam dan roh ) artinya yang mempunyai roh ( daripada-Nya ) diidhafatkan kepada Allah swt.
demi untuk memuliakan-Nya dan bukanlah sebagai dugaan kamu bahwa dia adalah anak Allah atau Tuhan bersama-Nya atau salah satu dari oknum yang tiga.
Karena sesuatu yang mempunyai roh itu tersusun sedangkan Tuhan Maha Suci dari tersusun dan dari dinisbatkannya tersusun itu kepada-Nya ( Maka berimanlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu katakan ) bahwa Tuhan itu ( tiga ) yakni Allah, Isa dan ibunya ( hentikanlah ) demikian itu ( dan perbuatlah yang lebih baik bagi kamu ) yakni bertauhid ( Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa Maha Suci Dia ) artinya bersih dan terhindar ( dari mempunyai anak.
Bagi-Nya apa yang terdapat di langit dan yang di bumi )
baik sebagai makhluk maupun sebagai milik dan hamba sedangkan pemiliknya itu bertentangan dengan mempunyai anak ( Dan cukuplah Allah sebagai wakil ) atau saksi atas demikian itu.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Wahai Ahl al-Kitâb, janganlah kalian menentang kebenaran dan melampaui batas dalam beragama.
Jangan berbuat dusta kepada Allah dengan mengingkari risalah 'Isâ a.
s atau dengan menjadikannya sebagai tuhan selain Allah.
'Isâ al-Masîh hanyalah rasul Allah seperti rasul-rasul yang lain.
'Isâ diciptakan Allah dengan kekuasaan dan kalimat-Nya yang disampaikan dan ditiupkan oleh malaikat Jibrîl kepada Maryam.
Hal itu merupakan salah satu rahasia kekuasaan Allah.
Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul- rasul-Nya dengan benar dan jangan beranggapan bahwa tuhan itu ada tiga.
Tinggalkanlah kebatilan itu, karena hal itu lebih baik.
Sesungguhnya Allah Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah Mahasuci dari kemungkinan mempunyai anak.
Segala yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah sebagai pemelihara dan pengatur kepunyaan-Nya.

Tafsir Al-wajiz


Setelah mengajak seluruh manusia untuk beriman, ayat ini menyeru kepada Ahli Kitab yang pada ayat-ayat lalu dilukiskan telah melampaui batas dalam kepercayaan mereka.
Orang-orang Nasrani melampaui batas dalam kepercayaan mereka karena menuhankan Nabi Isa dan orang-orang Yahudi melampaui batas karena menuduh Nabi Isa sebagai pendusta.
Kepada Ahli Kitab yang melampaui batas itu, ayat ini diarahkan.
Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas kewajaran yang ditetapkan oleh akal dan agama dalam melaksanakan agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Jangan mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan atau anak Tuhan sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani, dan jangan pula mengatakan bahwa Isa adalah pendusta sebagaimana dikatakan oleh orang-orang Yahudi.
Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya, yaitu dengan kalimat kun ( jadilah ) yang menunjukkan kepada kehendak-Nya dan kekuasaan-Nya dalam menciptakan Nabi Isa, yang disampaikan-Nya kalimat itu kepada Maryam, dan dengan roh dari-Nya, yang ditiupkan dengan perintah-Nya.
Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, termasuk beriman kepada Nabi Muhammad, dan janganlah kamu mengatakan, yakni percaya bahwa “Tuhan itu tiga.” Berhentilah dari mengatakan ucapan itu.
Yang demikian itu lebih baik bagimu.
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, Mahasuci Dia dari anggapan mempunyai anak, sebab jika demikian berarti ia butuh kepada sesuatu, padahal milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Dan cukuplah Allah sebagai pelindung yang melindungi dan memelihara kamu semua.

Tafsir Al-tahlili


Kaum Nasrani sudah melampaui batas dalam beragama dengan menambah-nambah hal-hal yang bukan dari agama, seperti memuja dan mengagung-agungkan nabi mereka, sampai melampaui batas-batas yang telah ditentukan Allah dengan mengada-adakan kebohongan terhadap-Nya dan dengan mengatakan bahwa Isa itu adalah putra Allah.
( al-Mā’idah/5: 77 ).
Hal ini pulalah yang membawa kaum Nasrani kepada anggapan bahwa Tuhan itu salah satu dari Tuhan yang tiga atau Tuhan itu terdiri dari tiga oknum.
Sebagai penolakan atas paham yang salah ini Allah menyatakan bahwa Isa anak Maryam hanyalah utusan Allah kepada hamba-Nya, bukan Tuhan yang disembah sebagai yang dianggap kaum Nasrani.
Isa sendiri menyeru mereka supaya mengesakan Allah, tak ada yang disembah selain Allah, dan Nabi Isa telah melarang pula kaumnya mempersekutukan Allah dengan apa pun.
Sebagai tambahan atas penegasan tersebut Allah berfirman lagi bahwa Isa itu diciptakan dengan kalimat berupa ucapan “ jadilah ” ( kun ), tanpa ada seorang laki-laki pun ( bapak ) yang menikahi ibunya, dan tanpa air mani yang masuk ke dalam rahim ibunya, seperti terciptanya manusia biasa.
Tatkala Allah mengutus malaikat Jibril kepada Maryam dan memberi-tahukan bahwa ia adalah utusan Allah yang diperintahkan untuk menyam-paikan berita gembira kepadanya, yaitu dia akan memperoleh seorang anak laki-laki, Maryam merasa terkejut dan membantah dengan keras, karena ia masih perawan dan tidak pernah bersuami atau disentuh oleh seorang laki-laki.
LaIu Jibril membacakan kepadanya firman Allah:
كَذٰلِكِ اللّٰهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ٤٧
...”Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki.
Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “ Jadilah! ” Maka jadilah sesuatu itu.
( Āli ‘Imrān/3:47 ).
Demikianlah dengan kata “ kun ” itu terciptalah Isa dalam kandungan ibunya.
Inilah suatu bukti kekuasaan Allah.
Bila Dia hendak menciptakan sesuatu cukup dengan ucapan “ kun ” saja.
Hal serupa ini berlaku pula pada penciptaan Adam sebagaimana tersebut pada firman Allah:
اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ٥٩
Sesungguhnya perumpamaan ( penciptaan ) Isa bagi Allah seperti ( penciptaan ) Adam.
Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “ Jadilah ” ( seorang manusia ) maka jadilah dia ( Āli ‘Imrān/3:59 ).
Lalu ditiuplah roh ciptaan Allah ke dalam rahim ibunya dan berkembanglah ia sampai datang masa melahirkan.
Sebagaimana kaum Nasrani menduga bahwa yang ditiupkan ke dalam rahim ibunya itu adalah sebagian dari roh Allah dan atas dasar inilah mereka menganggap bahwa Isa adalah putra Allah, karena ia adalah sebagian dari roh-Nya, ( Matius 1.18 ).
Sikap Ahli Kitab yang berlebihan dalam memahami agamanya tidak saja di kalangan Nasrani, tetapi juga tentunya di kalangan orang Yahudi.
Sikapnya yang melampaui batas dalam memahami ketentuan agamanya sehingga mereka sering bersikap dan bertindak begitu ketat dengan menambah-nambahkan ketentuan sendiri, atau sebaliknya sering melanggar ketentuan Taurat dalam syariat Musa, seperti yang dapat kita baca di sana sini dalam Al-Qur’an, sampai-sampai mereka mengatakan “ Uzair putra Allah ” ( at-Taubah/9: 30 ).
Mereka menjadi bangsa yang rasialis, eksklusif, sangat fanatik, menolak semua nabi dan rasul utusan Allah yang bukan Yahudi ( Gentile ), mereka membunuh para nabi dan menuduh Isa dan ibunya Maryam dengan tuduhan yang keji.
Mereka terpecah ke dalam beberapa sekte.
Yang menonjol waktu itu adalah golongan konservatif Sadducee yang hanya mengakui lima kitab Musa ( Pentateuch ), atau golongan Pharisee yang sangat kaku dalam menjalankan hukum tertulis, tetapi mau menerima hukum lisan dan hukum adat Yahudi.
Begitu juga sikap umat Nasrani yang telah melampaui batas dengan mengangkat dan menempatkan Nabi Isa sebagai Yesus yang disamakan dengan Tuhan atau menisbahkannya sebagai putra Tuhan.
Mereka telah menyentuh keimanan ( akidah ) yang pokok sampai melahirkan doktrin Trinitas.
Doktrin ini sudah berkembang dan menjadi pangkal perdebatan para pendeta mereka pada masa lalu, dari abad ke-2 sampai abad ke-6 Masehi, seperti Marcionisme, Yakobit dan Nestori ( Nestorian ) yang masih bertahan di Suria atau Maronit yang banyak dianut di Libanon, Paulicianism dan yang lain.
Mereka berdebat sekitar kodrat Kristus: Tuhan, anak Tuhan atau satu dari tiga oknum dari Roh Kudus, sampai juga melibatkan ibunya Maria sebagai pujaan.
Kaum Muslimin perlu sekali menyadari sekalipun dalam bentuk lain, jangan sampai terjerumus ke dalam sikap berlebihan dalam menerima ajaran Islam, yang umumnya berkisar dalam soal fikih, di satu pihak mau serba ketat atau di pihak lain yang sebaliknya, mau serba longgar.
Ada di antara mufasir menceritakan mengenai anggapan ini bahwa seorang tabib Nasrani yang mengobati Khalifah Harun ar-Rasyid berdiskusi dengan seorang ulama Islam yaitu Ali bin Husein al-Waqidi al-Marwazi.
Tabib Nasrani itu berkata kepada al-Waqidi bahwa di dalam Kitab ( Al-Qur’an ) terdapat ayat yang membenarkan pendapat dan kepercayaan Nasrani bahwa Isa, adalah sebagian dari Allah, lalu dia membacakan bagian pertama dari ayat 171 ini.
Sebagai jawaban atas perkataan tabib itu al-Waqidi membacakan ayat:
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ
Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya ( sebagai rahmat ) dari-Nya.
( al-Jāṡiyah/45:13 ).
Kemudian al-Waqidi berkata “ Kalau benar apa yang kamu katakan bahwa kata “min-hu ” dalam ayat yang kamu baca itu berarti “ sebagian daripada-Nya ”, sehingga kamu mengatakan bahwa Isa a.s.
adalah sebagian dari Allah pula.
Hal ini berarti bahwa apa yang ada di langit dan di bumi ini adalah sebagian pula dari Allah.” Dengan jawaban ini terdiamlah tabib Nasrani itu lalu dia masuk Islam.[ 49 ]
Karena kaum Nasrani telah tersesat dari akidah tauhid yang dibawa oleh para rasul, maka Allah memerintahkan kepada mereka agar kembali kepada akidah yang benar dengan beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan beriman kepada rasul-Nya yang selalu menyeru kepada akidah tauhid dan janganlah mereka mengatakan bahwa ada tiga Tuhan yaitu Bapak, Anak dan Roh Kudus ( Rohulkudus ), atau mengatakan bahwa Allah itu terdiri dari tiga oknum, masing-masing adalah Tuhan yang sempurna, dan kumpulan dari tiga oknum itulah Tuhan Yang Esa.
Mereka diperintahkan meninggalkan paham yang sesat dan menyesatkan itu, karena meninggalkan paham yang sesat itulah yang baik bagi mereka.
Mereka akan menjadi penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan para nabi sebelum dan sesudahnya.
Mereka akan menjadi orang yang benar dan tidak akan termasuk golongan orang-orang kafir.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّآ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ
Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan “ Bahwa Allah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan ( yang berhak disembah ) selain Tuhan Yang Maha Esa.
( al-Mā’idah/5:73 ).
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
Kemudian ditegaskan lagi kepada mereka bahwa Allah sajalah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Maha bersih dari sifat berbilang atau terbagi-bagi kepada beberapa bagian atau tersusun dari tiga oknum atau bersatu dengan makhluk-makhluk lainnya.
Maha Suci Allah dari hal-hal tersebut dan mustahil Dia mempunyai anak sebagaimana anggapan mereka atau Isa itu adalah Tuhan sebagaimana dikatakan oleh segolongan lain di antara mereka.
Allah adalah Maha Esa tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak beristri sebagaimana manusia.
Dialah pemilik langit dan bumi serta semua yang ada pada keduanya termasuk Isa as.
Allah berfirman:
اِنْ كُلُّ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اِلَّآ اٰتِى الرَّحْمٰنِ عَبْدًا ۗ ٩٣
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada ( Allah ) Yang Maha Pengasih selaku seorang hamba ”
( Maryam/19:93 ).
Semua makhluk tanpa kecuali akan menghadap ke hadirat Tuhan Allah sebagai hamba, apapun pangkat dan derajatnya, baik dia malaikat, seorang nabi, seorang yang diciptakan-Nya tanpa bapak dan ibu seperti Nabi Adam atau yang diciptakan-Nya tanpa bapak saja seperti Isa a.s.
maupun yang diciptakan dengan perantara bapak dan ibu; semuanya itu adalah hamba-Nya yang mengharapkan karunia dan rahmat-Nya, Allah-lah yang berkuasa sepenuhnya atas mereka dan Allah-lah yang memelihara dan kepada-Nyalah mereka harus menyembah, berdoa dan bertawakal.
Akidah tauhid inilah yang dibawa dan disampaikan para nabi dan rasul kepada umatnya termasuk Nabi Isa, dan paham inilah yang dianut oleh para pengikutnya sesuai dengan dakwah dan ajarannya.
Tetapi pengikutnya yang datang kemudian terutama pengikut-pengikut yang dahulunya telah menganut agama-agama yang bermacam-macam tidak dapat melepaskan dirinya dari paham lama yang sesat itu sehingga mereka mencoba dan berusaha dengan sekuat tenaga agar agama Masehi yang mereka anut mempunyai corak yang sama dengan agama-agama nenek moyang mereka dahulu.
Paham Trinitas ( menganggap Tuhan adalah tiga ) sudah berkembang di Mesir, semenjak lebih kurang 4.000 tahun sebelum Masehi.
Di antara mereka ada yang menganggap bahwa tuhan itu ialah dewa Osiris, Isis dan Horus.
Demikian pula di India ajaran Hinduisme mengatakan bahwa Tuhan itu adalah tri tunggal yang terdiri dari Brahma, Wisnu, dan Syiwa.
Penganut Budisme pun ada yang mengatakan bahwa Budha itu adalah Tuhan yang terdiri dari tiga oknum.
Juga di Persia terdapat paham Mazdaisme ( Zoroaster ) yang bercorak dualisme: baik dan jahat, terang dan gelap dengan dewa tertinggi Ahura Mazda ( Ormuzd ) dan dewa-dewa lain, lawan Ahriman.
Akhirnya mereka terbawa hanyut oleh paham trinitas yang beraneka ragam coraknya dan jadilah mereka tersesat dari paham tauhid yang dibawa Nabi Isa dan amat sulitlah bagi mereka untuk meninggalkannya.
Para intelektual dari penganut agama Masehi ini memang merasakan dan mengetahui bahwa paham taṡlīṡ ( trinitas ) ini tidak dapat diterima akal, tetapi mereka tetap mencari-cari alasan untuk membenarkan paham ini.
Di antara pendeta mereka ada yang mengatakan, “ Dalam hal ini kita harus menyerahkan persoalan ini kepada hal-hal yang gaib yang belum diketahui oleh manusia dan tidak akan dapat diketahuinya, kecuali bila hijab telah berkata untuk itu dan jelaslah pada waktu itu semua yang ada di langit dan di bumi. ”
Pendeta Bother pengarang buku al-Uṣul wal-Furu’ dari salah seorang juru penerang agama Nasrani berkata mengenai hal ini: “ Kita telah mencoba memahaminya dengan lebih jelas yaitu dikala telah terbuka bagi kita tabir rahasia semua apa yang ada di langit dan di bumi. ”
Dapat disimpulkan bahwa agama Nasrani benar-benar didasarkan kepada paham tauhid yang murni tetapi para pendetanya mencampurbaurkan dan mengubahnya menjadi agama trinitas yang tidak dapat dipahami oleh akal, karena terpengaruh oleh paham-paham taṡlīṡ bangsa Yunani dan Romawi yang mereka ambil dari paham-paham keagamaan Mesir lama dan Brahma.


Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

ياأهل الكتاب لا تغلوا في دينكم ولا تقولوا على الله إلا الحق إنما المسيح عيسى ابن مريم رسول الله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه فآمنوا بالله ورسله ولا تقولوا ثلاثة انتهوا خيرا لكم إنما الله إله واحد سبحانه أن يكون له ولد له ما في السموات وما في الأرض وكفى بالله وكيلا

سورة: النساء - آية: ( 171 )  - جزء: ( 6 )  -  صفحة: ( 105 )

transliterasi Indonesia

yā ahlal-kitābi lā taglụ fī dīnikum wa lā taqụlụ 'alallāhi illal-ḥaqq, innamal-masīḥu 'īsabnu maryama rasụlullāhi wa kalimatuh, alqāhā ilā maryama wa rụḥum min-hu fa āminụ billāhi wa rusulih, wa lā taqụlụ ṡalāṡah, intahụ khairal lakum, innamallāhu ilāhuw wāḥid, sub-ḥānahū ay yakụna lahụ walad, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa kafā billāhi wakīlā



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu. Dan
  2. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,
  3. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal
  4. Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia
  5. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang
  6. Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu
  7. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
  8. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi
  9. Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang.
  10. dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka).

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Wednesday, December 18, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب