Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 200 , Faidha Qađaytum Manasikakum Fadhkuru Allaha Kadhikrikum Abaakum Aw

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Baqarah ayat 200 | Faidha Qađaytum Manasikakum Fadhkuru Allaha Kadhikrikum Abaakum Aw - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ﴾
[ البقرة: 200]

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. [Baqarah: 200]

Faidha Qađaytum Manasikakum Fadhkuru Allaha Kadhikrikum Abaakum Aw Ashadda Dhikraan Famina An-Nasi Man Yaqulu Rabbana Atina Fi Ad-Dunya Wa Ma Lahu Fi Al-Akhirati Min Khalaqin

Tafsir Al-mokhtasar


Apabila kalian telah menyelesaikan rangkaian kegiatan ibadah haji, maka berzikirlah kepada Allah dan perbanyaklah mengucapkan pujian kepada-Nya, sebagaimana kalian membanggakan dan memuji leluhur kalian, atau lebih dari itu.
Karena setiap nikmat yang kalian rasakan itu sejatinya berasal dari Allah.
Tetapi manusia berbeda-beda; ada orang yang kafir dan musyrik yang hanya percaya terhadap kehidupan dunia saja, sehingga dia tidak meminta dari tuhannya selain kenikmatan dan perhiasan dunia saja, seperti kesehatan, kekayaan dan keturunan.
Dan orang semacam itu tidak akan mendapatkan kenikmatan yang Allah janjikan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin di akhirat kelak, karena orang kafir dan musyrik itu hanya menginginkan ( kebahagiaan hidup di ) dunia dan tidak menginginkan ( kebahagiaan hidup di ) akhirat.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Apabila kalian telah menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa jahiliah, kini berzikirlah dan agungkanlah Tuhan kalian.
Berzikirlah dengan menyebut nama Allah sebagaimana kalian dahulu menyebut dan berbangga-bangga dengan leluhur.
Bahkan, berzikir kepada Allah itu seharusnya lebih banyak ketimbang membangga- banggakan leluhur.
Sebab Dialah yang telah memberikan karunia, bukan saja kepada kalian, tetapi juga kepada leluhur yang kalian bangga-banggakan itu.
Dan tempat-tempat melakukan ibadah haji itu, seluruhnya merupakan tempat yang baik untuk berdoa dan meminta karunia dan rahmat Allah.
Hanya saja ada di antara jamaah haji itu yang hanya berdoa untuk kemaslahatan dunia dengan melupakan kepentingan akhirat.
Orang-orang seperti itu tidak akan mendapatkan apa-apa di akhirat kelak

Tafsir al-Jalalain


( Apabila kamu telah menyelesaikan ) atau menjalankan ( ibadah hajimu ) maksudnya, telah melempar jumrah Aqabah, telah tawaf, telah berada di Mina, ( maka berzikirlah kepada Allah ) dengan bertakbir dan menyanjung-Nya ( sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek-moyangmu ) yang kamu lakukan setelah haji untuk membangga-banggakan mereka ( bahkan lebih banyak lagi dari itu ) artinya lebih banyak dari ingatanmu kepada nenek-moyangmu itu.
’Asyadda’ mendapat baris di atas disebabkan kedudukannya sebagai ’hal’ dari ’dzikr’ yang manshub oleh ’udzkuruu’.
Seandainya ia terletak di belakangnya, maka ia akan menjadi sifat atau na`atnya.
( Di antara manusia ada yang berdoa, "Ya Tuhan kami! Berilah kami ) bagian kami ( di dunia" ), sehingga ia pun diberikan bagian itu ( dan tiadalah ia di akhirat mendapat bagian ) yang menyenangkan.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Apabila kalian telah menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa jahiliah, kini berzikirlah dan agungkanlah Tuhan kalian.
Berzikirlah dengan menyebut nama Allah sebagaimana kalian dahulu menyebut dan berbangga-bangga dengan leluhur.
Bahkan, berzikir kepada Allah itu seharusnya lebih banyak ketimbang membangga- banggakan leluhur.
Sebab Dialah yang telah memberikan karunia, bukan saja kepada kalian, tetapi juga kepada leluhur yang kalian bangga-banggakan itu.
Dan tempat-tempat melakukan ibadah haji itu, seluruhnya merupakan tempat yang baik untuk berdoa dan meminta karunia dan rahmat Allah.
Hanya saja ada di antara jamaah haji itu yang hanya berdoa untuk kemaslahatan dunia dengan melupakan kepentingan akhirat.
Orang-orang seperti itu tidak akan mendapatkan apa-apa di akhirat kelak.

Tafsir Al-wajiz


Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji seperti tawaf, sai, wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, melempar jamrah, tahalul, dan tawaf wada’, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu dalam tradisi Jahiliah dengan khidmat, khusyuk, dan takzim; bahkan berzikirlah kepada Allah dengan lebih takzim dari itu.
Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia,” seperti hidup yang sehat, harta yang banyak, dan keturunan yang cerdas sehingga terhormat dan bermartabat, tetapi di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun karena tidak beriman dan beramal saleh.

Tafsir Al-tahlili


Allah memerintahkan, jika ibadah haji sudah diselesaikan agar berzikir menyebut nama Allah.
Diriwayatkan oleh al-Baihaqī dari Ibnu ‘Abbās, biasanya orang-orang Arab pada zaman jahiliah, kalau sudah selesai mengerjakan haji, mereka berkumpul di Mina, antara masjid dan bukit, sambil berdiri mereka bermegah-megah dan bersifat sombong menyebut dan membanggakan kebesaran nenek moyang mereka masing-masing, maka turunlah ayat ini untuk mengingatkan mereka, bahwa apa yang mereka perbuat itu, sesudah menyelesaikan ibadah haji tidaklah baik, malahan merupakan kebiasaan yang buruk.
Yang baik ialah sesudah menyelesaikan ibadah haji, memperbanyak menyebut nama Allah sebagaimana mereka dulunya menyebut nama nenek-moyang mereka, atau diusahakan lebih banyak lagi menyebut nama Allah.
Di dalam khutbah, Nabi Muhammad saw pada waktu mengerjakan haji wada’ pada hari yang kedua dari hari-hari tasyrik, memberikan peringatan keras agar meninggalkan cara-cara lama itu, yaitu bermegah-megah menyebut kelebihan nenek-moyang mereka masing-masing.
Rasulullah antara lain mengatakan, “ Wahai manusia, ketahuilah, bahwa Tuhanmu adalah satu dan nenek moyangmu adalah satu ( Adam ). ”
“ Ketahuilah, bahwa tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang yang bukan Arab, begitu juga tidak ada kelebihan bagi orang yang bukan Arab atas orang Arab.
Tidak ada kelebihan orang berkulit merah atas yang berkulit hitam dan orang yang berkulit hitam atas yang berkulit merah.
Kelebihan mereka di sisi Allah hanyalah diukur dengan takwanya kepada Allah. ”
Kemudian Rasulullah menanyakan kepada mereka, “ Sudahkah aku sampaikan peringatan ini? ” Lalu hadirin menjawab, “ Benar, Rasulullah sudah menyampaikan. ” Kemudian Allah membagi tingkat-tingkat manusia yang mengerjakan ibadah haji, yaitu ada orang yang hanya mendapat keuntungan dunia saja, dan tidak mendapatkan keuntungan di akhirat; yaitu orang-orang yang perhatiannya hanya tertuju untuk mencari keuntungan dunia saja, baik di dalam doanya atau di dalam zikirnya.
Di dalam berdoa dia hanya meminta kemegahan, kemuliaan, kemenangan, dan harta benda saja.
Perhitungannya hanya untung rugi duniawi saja.
Orang-orang yang seperti ini adalah karena belum sampai pengetahuannya perihal rahasia dan hakikat haji yang sebenarnya, hatinya belum mendapat pancaran sinar hidayah dari Allah.
Baginya keuntungan di dunia lebih utama daripada keuntungan di akhirat.


Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

فإذا قضيتم مناسككم فاذكروا الله كذكركم آباءكم أو أشد ذكرا فمن الناس من يقول ربنا آتنا في الدنيا وما له في الآخرة من خلاق

سورة: البقرة - آية: ( 200 )  - جزء: ( 2 )  -  صفحة: ( 31 )

transliterasi Indonesia

fa iżā qaḍaitum manasikakum fażkurullāha każikrikum ābā`akum au asyadda żikrā, fa minan-nāsi may yaqụlu rabbanā ātinā fid-dun-yā wa mā lahụ fil-ākhirati min khalāq



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan
  2. Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk
  3. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
  4. dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang
  5. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  6. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
  7. Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
  8. yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,
  9. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu
  10. Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب