Tafsir Surat Fussilat ayat 34 , Wa La Tastawi Al-Hasanatu Wa La As-Sayyiatu Adfa
﴿وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ﴾
[ فصلت: 34]
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. [Fussilat: 34]
Wa La Tastawi Al-Hasanatu Wa La As-Sayyiatu Adfa Bi-Ati Hiya Ahsanu Faidha Al-Ladhi Baynaka Wa Baynahu Adawatun Kaannahu Wa Liyun Hamimun
Tafsir Al-mokhtasar
Tidak sama melakukan berbagai kebaikan dan ketaatan yang diridai oleh Allah dengan melakukan berbagai keburukan dan kemaksiatan yang dimurkai-Nya.
Balaslah tindakan buruk orang-orang yang berlaku buruk kepadamu dengan cara yang lebih baik, maka orang yang sebelumnya memiliki permusuhan denganmu, jika kamu menolak tindakan buruknya dengan kebaikan, menjadi seolah-olah teman yang dekat.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Sifat yang baik tidak sama dengan sifat yang buruk.
Balaslah perlakuan tidak baik yang datang dari pihak lawan dengan perlakuaan yang lebih baik.
Perlakuaan seperti itu akan membuat orang yang bermusuhan denganmu seolah-olah menjadi seorang teman yang tulus
Tafsir al-Jalalain
( Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan ) dalam tingkatan rinciannya, karena sebagian daripada keduanya berada di atas sebagian yang lain.
( Tolaklah ) kejahatan itu ( dengan cara ) yakni dengan perbuatan ( yang lebih baik ) seperti marah, imbangilah dengan sabar, bodoh imbangilah dengan santunan, dan perbuatan jahat imbangilah dengan lapang dada atau pemaaf ( maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang setia ) maka jadilah yang dulunya musuhmu kini menjadi teman sejawat dalam hal saling kasih mengasihi, jika kamu mempunyai sikap seperti tersebut.
Lafal Al Ladzii Mubtada, dan Ka-annahu adalah Khabarnya, lafal Idzaa menjadi Zharaf bagi makna Tasybih.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Sifat yang baik tidak sama dengan sifat yang buruk.
Balaslah perlakuan tidak baik yang datang dari pihak lawan dengan perlakuaan yang lebih baik.
Perlakuaan seperti itu akan membuat orang yang bermusuhan denganmu seolah-olah menjadi seorang teman yang tulus.
Tafsir Al-wajiz
Orang seperti itulah orang yang terbaik.
Dan dengan demikian tidaklah sama antara kebaikan dan pelaku kebaikan itu dengan kejahatan dan pelaku kejahatan itu.
Oleh sebab itu, tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, dalam arti sebaik-baiknya.
Jika itu yang dilakukan sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan berubah sikapnya kepadamu menjadi seperti teman yang setia.
Tafsir Al-tahlili
Ayat ini menerangkan bahwa kebaikan yang diridai Allah dan diberi pahala itu tidak sama dengan keburukan yang dibenci-Nya dan orang yang melakukannya pasti diazab.
Ayat ini dapat ditafsirkan dengan pernyataan bahwa tidak sama dakwah orang yang menyeru kepada Allah dan mengikuti Islam, dengan perbuatan mencela orang-orang yang melaksanakan dakwah itu.
Sikap orang kafir yang mencela para dai diterangkan dalam firman Allah:
قُلُوْبُنَا فِيْٓ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ
...
Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya...
( Fuṣṣilat/41: 5 )
Dan firman Allah:
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَسْمَعُوْا لِهٰذَا الْقُرْاٰنِ وَالْغَوْا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُوْنَ ٢٦ ( فصّلت )
Dan orang-orang yang kafir berkata, “ Janganlah kamu mendengarkan ( bacaan ) Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan ( mereka ).
( Fuṣṣilat/41: 26 )
Dengan ayat ini, seakan-akan Allah menyatakan kepada Rasulullah saw bahwa jika ia mengerjakan kebaikan, maka akan memperoleh ganjaran kebaikan berupa penghargaan selama hidup di dunia dan pahala yang besar di akhirat nanti.
Sedang orang-orang kafir yang mengerjakan kejahatan itu akan memperoleh penghinaan di dunia, dan di akhirat mereka akan memperoleh azab yang pedih.
Rasulullah juga dilarang untuk membalas kejahatan mereka dengan kejahatan.
Jika ia membalas kejahatan dengan kejahatan tentu mereka akan memperoleh kerugian yang berlipat ganda.
Oleh karena itu, Rasulullah diperintahkan untuk membalas kejahatan mereka dengan kebaikan.
Kemudian Allah menerangkan cara membalas kejahatan orang-orang kafir itu dengan kebaikan dengan memerintahkan kepada Rasulullah agar membalas kebodohan dan kejahatan orang-orang kafir dengan cara yang paling baik, membalas perbuatan buruk mereka dengan perbuatan baik, memaafkan kesalahan mereka, dan menghadapi kemarahan mereka dengan kesabaran.
Jika Nabi berbuat demikian, lambat laun mereka akan menilai sendiri perbuatan mereka, dan menimbulkan malu kepada mereka karena tindakan-tindakan mereka itu.
Allah menerangkan hasil yang akan diperoleh orang-orang yang beriman jika membalas perbuatan buruk orang-orang kafir dengan perbuatan baik.
Allah mengatakan jika orang-orang beriman berhasil berbuat demikian, tentu permusuhan orang-orang kafir kepada mereka akan berubah menjadi persahabatan, kebencian akan berubah menjadi kecintaan.
Ibnu ‘Abbās berkata bahwa pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada manusia agar berlaku sabar ketika marah, penyantun terhadap orang yang bodoh, dan memaafkan kesalahan orang.
Jika seseorang mengerjakan yang demikian, Allah akan memelihara mereka dari setan, dan musuh-musuh mereka akan tunduk dan patuh kepada mereka.
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki mencela Qunbur, budak ‘Ali bin Abī Ṭālib, yang telah dimerdekakannya.
Ali lalu memanggilnya dan berkata, Wahai Qunbur, tinggalkanlah orang yang mencelamu itu, biarkanlah ia, semoga Tuhan Yang Maha Penyayang meridai, dan setan menjadi marah. ”
Menurut Muqātil, ayat ini turun berhubungan dengan Abū Sufyān.
Dia adalah salah seorang musuh Rasulullah yang paling besar.
Akan tetapi karena kesabaran dan sikap Nabi yang baik kepadanya, Abū Sufyān menjadi sahabat Nabi yang akrab, dengan mengadakan hubungan perbesanan ( muṣaharah ).
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم
سورة: فصلت - آية: ( 34 ) - جزء: ( 24 ) - صفحة: ( 480 )transliterasi Indonesia
wa lā tastawil-ḥasanatu wa las-sayyi`ah, idfa' billatī hiya aḥsanu fa iżallażī bainaka wa bainahụ 'adāwatung ka`annahụ waliyyun ḥamīm
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa
- Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebeIum mereka; maka apakah
- Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu
- Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang
- Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,
- Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi
- Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain
- yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
- Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka,
- Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, December 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب