Tafsir Surat Ar-Rum ayat 36 , Wa Idha Adhaqna An-Nasa Rahmatan Farihu Biha Wa

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Ar-Rum ayat 36 | Wa Idha Adhaqna An-Nasa Rahmatan Farihu Biha Wa - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ﴾
[ الروم: 36]

Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. [Rum: 36]

Wa Idha Adhaqna An-Nasa Rahmatan Farihu Biha Wa In Tusibhum Sayyiatun Bima Qaddamat Aydihim Idha Hum Yaqnatuna

Tafsir Al-mokhtasar


Dan jika Kami memberikan suatu nikmat dari kenikmatan-kenikmatan Kami seperti nikmat kesehatan dan kekayaan, mereka bergembira karenanya dengan kegembiraan yang dipenuhi kesombongan dan takabur.
Dan jika mereka mendapatkan musibah yang tidak mereka suka seperti penyakit dan kemiskinan karena kemaksiatan yang mereka lakukan dengan tangan-tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka merasa putus asa dari rahmat Allah dan pesimis akan perginya musibah yang tidak mereka sukai itu.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, mereka berlebih-lebihan dalam kegembiraan mereka.
Sebaliknya, apabila mereka ditimpa kesulitan yang disebabkan oleh dosa-dosa yang mereka perbuat, tiba-tiba mereka merasa putus asa dari kasih sayang Allah

Tafsir al-Jalalain


( Dan apabila Kami rasakan kepada manusia ) yakni orang-orang kafir Mekah dan orang-orang kafir lainnya ( suatu rahmat ) yakni suatu nikmat ( niscaya mereka gembira dengan rahmat itu ) mereka merasa bangga dengannya.
( Dan apabila mereka ditimpa musibah ) yaitu marabahaya ( disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa ) mereka putus harapan dari rahmat Allah.
Orang beriman harus bersyukur bila diberi rahmat dan bila ditimpa marabahaya harus berdoa kepada Rabbnya.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, mereka berlebih-lebihan dalam kegembiraan mereka.
Sebaliknya, apabila mereka ditimpa kesulitan yang disebabkan oleh dosa-dosa yang mereka perbuat, tiba-tiba mereka merasa putus asa dari kasih sayang Allah.

Tafsir Al-wajiz


Dan di antara sifat buruk orang-orang musyrik itu adalah bahwa apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, yakni kaum musyrik, misalnya terbebas dari bencana atau musibah, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu, bahkan dengan congkak mereka menganggapnya sebagai hasil usaha mereka sendiri.
Akan tetapi, apabila suatu saat mereka ditimpa sesuatu musibah karena kesalahan atau kemaksiatan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa dari rahmat Allah

Tafsir Al-tahlili


Perilaku kedua yang dapat mengantarkan manusia kepada kesyirikan adalah bila mereka diberi rahmat sedikit saja oleh Allah, mereka lupa daratan.
Akan tetapi, bila ditimpa kemalangan sedikit saja, mereka putus asa lalu ingkar.
Dalam ayat ini, Allah juga menyatakan “ mencicipkan ” yang berarti bahwa yang dikaruniakan itu hanya sedikit.
Karunia itu antara lain berupa harta benda.
Oleh karena itu, bagaimana pun banyak harta, itu tidak ada bandingannya dengan kebahagiaan yang akan diberikan-Nya di akhirat.
Akan tetapi, sebagian manusia ada yang terlena dengan karunia Allah di dunia itu, lalu lupa daratan.
Mereka mengingkari Allah, dan tidak mempe-dulikan lagi semua perintah dan larangan-Nya.
Mereka mau mengorbankan kebahagiaan mereka yang abadi di akhirat itu hanya dengan kenikmatan yang tidak berarti dan sementara di dunia.
Akibatnya, mereka akan diazab kelak di akhirat.
Sebaliknya, bila mereka mendapat penderitaan yang diakibatkan kesalahan mereka sendiri, mereka cepat putus asa.
Potongan ayat ini mengisyaratkan bahwa dunia itu tidak selamanya menyenangkan, tetapi akan diselingi kesusahan.
Senang dan susah itu memang dipergilirkan oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ
...Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan....
( al-Anbiyā’/21: 35 )
Oleh karena itu, manusia tidak boleh cepat terlena bila memperoleh nikmat dan tidak boleh cepat putus asa bila mendapat kesusahan.
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa mereka putus asa karena perbuatan tangan mereka sendiri.
Itu berarti bahwa mereka melakukan kesalahan itu dengan sengaja.
Seharusnya mereka mengakui kesalahan itu dan cepat bertobat.
Tetapi tidak demikian, mereka menjauh dari Allah dan tidak minta tolong kepada-Nya.
Karena merasa tidak mampu menghadapi kesusahan itu, mereka putus asa dan bersikap pesimis.
Dengan demikian, mereka melawan fitrahnya, karena orang yang berdiri di atas fitrah adalah yang selalu mendekatkan diri kepada Allah ( lihat ayat 31 di atas ) dan selalu bersikap optimis.
Prilaku itu dilukiskan dalam ayat lain:
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ ١٩ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ ٢٠ وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ ٢١ اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ ٢٢ ( المعارج )
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh-kesah, dan apabila mendapat kebaikan ( harta ) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat.
( al-Ma’ārij/70: 19-22 )
Dalam ayat-ayat itu diterangkan bahwa prilaku tidak sabar, gelisah, dan kikir itu adalah sifat sebagian manusia, tidak semuanya.
Mereka yang konsisten dalam melaksanakan salat tidak akan berprilaku demikian, karena setiap waktu mereka berkomunikasi dengan Allah.
Dengan demikian, mereka tidak akan kehilangan akal ketika mendapat kesusahan dan tidak akan lupa daratan ketika menerima nikmat.
Mereka sabar ketika mendapat kesulitan, dan bersyukur ketika memperoleh kebahagiaan, sebagaimana dinyatakan dalam hadis berikut:
عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِيْنَ لَاَيَقْضِى الله ُلَهُ قَضَاءً اِلَاَّ كَانَ خَيْرًا لَهُ اِنْ اَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكاَنَ خَيْرًا لَهُ وَاِنْ اَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
( رواه احمد ومسلم عن صهيب )
Aneh keadaan orang Mukmin, Allah tidak akan memutuskan sesuatu keputusan kecuali hal itu baik baginya.
Jika dia ditimpa kegembiraan dia berterima kasih, hal itu adalah baik baginya.
Jika dia ditimpa kemalangan dia bersabar, hal itu adalah baik baginya.
( Riwayat Aḥmad dan Muslim dari Ṣuhaib )


Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

وإذا أذقنا الناس رحمة فرحوا بها وإن تصبهم سيئة بما قدمت أيديهم إذا هم يقنطون

سورة: الروم - آية: ( 36 )  - جزء: ( 21 )  -  صفحة: ( 408 )

transliterasi Indonesia

wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatan fariḥụ bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim iżā hum yaqnaṭụn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. dan banyak mengingat Engkau.
  2. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.
  3. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari
  4. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya
  5. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami
  6. Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka
  7. Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab
  8. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa
  9. Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu).
  10. Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب