Tafsir Surat Al-Fatihah ayat 4 , Maliki Yawmi Ad-Dini
Tafsir Al-mokhtasar
Pengagungan kepada Allah -Ta’ālā- bahwa Dia lah Sang Maha Raja Pemilik segalanya pada hari kiamat, tak satu jiwa pun memiliki kuasa atas jiwa lainnya.
" Yaumuddīn " berarti hari Pembalasan dan Perhitungan.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Dan Dialah Penguasa satu-satunya pada hari kiamat, hari penghitungan dan pembalasan.
wewenang-Nya pada hari itu bersifat mutlak dan tidak disekutui oleh suatu apa pun
Tafsir al-Jalalain
( Yang menguasai hari pembalasan ) di hari kiamat kelak.
Lafal ’yaumuddiin’ disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini ( hari kiamat )? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." ( Q.S.
Al-Mukmin 16 ) Bagi orang yang membacanya ’maaliki’ maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat".
Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti ’ghaafiruz dzanbi’ ( Yang mengampuni dosa-dosa ).
Dengan demikian maka lafal ’maaliki yaumiddiin’ ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah ma`rifah ( dikenal ).
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Dan Dialah Penguasa satu-satunya pada hari kiamat, hari penghitungan dan pembalasan.
wewenang-Nya pada hari itu bersifat mutlak dan tidak disekutui oleh suatu apa pun.
Tafsir Al-wajiz
Dialah satu-satunya Pemilik hari Pembalasan dan perhitungan atas segala perbuatan, yaitu hari kiamat.
Kepemilikan-Nya pada hari itu bersifat mutlak dan tidak disekutui oleh suatu apa pun.
Tafsir Al-tahlili
Sesudah Allah menyebutkan beberapa sifat-Nya, yaitu: Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, maka diiringi-Nya dengan menyebutkan satu sifat-Nya lagi, yaitu “ menguasai hari pembalasan ”.
Penyebutan ayat ini dimaksudkan agar kekuasaan Allah atas alam ini tak terhenti sampai di dunia ini saja, tetapi terus berkelanjutan sampai hari akhir.
Ada dua macam bacaan berkenaan dengan Mālik.
Pertama, dengan meman-jangkan mā, dan kedua dengan memendekkannya.
Menurut bacaan yang perta-ma, Mālik artinya “ Yang memiliki ” ( Yang empunya ).
Sedang menurut bacaan yang kedua, artinya “ Raja ”.
Kedua bacaan itu benar.
Baik menurut bacaan yang pertama ataupun bacaan yang kedua, dapat dipa-hami dari kata itu arti “ berkuasa ” dan bertindak dengan sepenuhnya.
Sebab itulah diterjemahkan dengan “ Yang menguasai ”.
“ Yaum ” artinya hari, tetapi yang dimaksud di sini ialah waktu secara mutlak.
Ad-dīn banyak artinya, di antaranya: ( 1 ) perhitungan, ( 2 ) ganjaran, pembalas-an, ( 3 ) patuh, ( 4 ) menundukkan, dan ( 5 ) syariat, agama.
Yang selaras di sini ialah dengan arti “ pembalasan ”.
Jadi, Māliki yaumiddīn maksudnya “ Allah itulah yang berkuasa dan yang dapat bertindak dengan sepenuhnya terhadap semua makhluk-Nya pada hari pembalasan. ”
Sebetulnya pada hari kemudian itu banyak hal yang terjadi, yaitu Kiamat, kebangkitan, berkumpul, perhitungan, pembalasan, tetapi pembalasan sajalah yang disebut oleh Allah di sini, karena itulah yang terpenting.
Yang lain dari itu, umpamanya kiamat, kebangkitan dan seterusnya, merupakan pendahuluan dari pembalasan, apalagi untuk targīb dan tarhīb ( menggalakkan dan menakut-nakuti ), penyebutan “ hari pembalasan ” itu lebih tepat.
Hari Akhirat Menurut Pendapat Akal ( Filsafat )
Kepercayaan tentang adanya hari akhirat, yang di hari itu akan diadakan perhitungan terhadap perbuatan manusia pada masa hidupnya dan diadakan pembalasan yang setimpal, adalah suatu kepercayaan yang sesuai dengan akal.
Sebab itu adanya hidup yang lain, sesudah hidup di dunia ini, bukan saja ditetapkan oleh agama, tetapi juga ditunjukkan oleh akal.
Seseorang yang mau berpikir tentu akan merasa bahwa hidup di dunia ini belumlah sempurna, perlu disambung dengan hidup yang lain.
Alangkah banyaknya orang yang teraniaya hidup di dunia ini telah pulang ke rahmatullah sebelum mendapat keadilan.
Alangkah banyaknya orang yang berjasa kecil atau besar, belum mendapat penghargaan atas jasanya.
Alangkah banyaknya orang yang telah berusaha, memeras keringat, membanting tulang, tetapi belum sempat lagi merasakan buah usahanya itu.
Sebaliknya, alangkah banyaknya penjahat, penganiaya, pembuat onar, yang tak dapat dijangkau oleh pengadilan di dunia ini.
Lebih-lebih kalau yang melakukan kejahatan atau aniaya itu orang yang berkuasa sebagai raja, pembesar dan lain-lain.
Maka biarpun kejahatan dan aniaya itu telah merantai bangsa seluruhnya, tidaklah akan digugat orang, malah dia tetap dipuja dan dihormati.
Maka, dimanakah akan didapat keadilan itu, seandainya nanti tidak ada mahkamah yang lebih tinggi, Mahkamah Allah di hari kemudian?
Sebab itu, para pemikir dari zaman dahulu telah ada yang sampai kepada kepercayaan tentang adanya hari akhirat itu, semata-mata dengan jalan berpikir, antara lain Pitagoras.
Filsuf ini berpendapat bahwa hidup di dunia ini merupakan bekal hidup yang abadi di akhirat kelak.
Sebab itu sejak dari dunia hendaklah orang bersedia untuk hidup yang abadi.
Sokrates, Plato dan Aristoteles berpendapat, “ Jiwa yang baik akan merasakan kenikmatan dan kelezatan di akhirat, tetapi bukan kelezatan kebendaan, karena kelezatan kebendaan itu terbatas dan mendatangkan bosan dan jemu.
Hanya kelezatan rohani, yang betapa pun banyak dan lamanya, tidak menyebabkan bosan dan jemu. ”
Kepercayaan Masyarakat Arab
Sebelum Islam tentang Hari Akhirat
Di antara masyarakat Arab sebelum Islam terdapat beberapa pemikir dan pujangga yang telah mempercayai adanya hari kemudian, seperti Zuhair bin Abi Sulma yang meninggal dunia setahun sebelum Nabi Muhammad saw diutus Allah sebagai rasul.
Ada pula di antara mereka yang tidak mempercayai adanya hari kemudian.
Dengarlah apa yang dikatakan oleh salah seorang penyair mereka: “ Hidup, sesudah itu mati, sesudah itu dibangkitkan lagi, itulah cerita dongeng, hai fulan. ” Karena itu, datanglah agama Islam, membawa kepastian tentang adanya hari kemudian.
Pada hari itu akan dihisab semua perbuatan yang telah dikerjakan manusia selama hidupnya, besar atau kecil.
Allah berfirman:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ ٨ ( الزلزلة )
( 7 ) Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat ( balasan )nya, ( 8 ) dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat ( balasan )nya.
( az-Zalzalah/99: 7-8 )
Tidak sedikit ayat di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa di antara mereka memang banyak yang tidak percaya adanya hari akhirat; hidup hanya di dunia, setelah itu selesai ( al-An‘ām/6: 29 ; al-Mu’minūn/23: 37 ).
Mereka berkata, bila seorang bapak mati, maka lahir anak, bila suatu bangsa punah, maka datang bangsa lain.
Mereka tidak percaya, bahwa sesudah mati manusia masih akan hidup kembali ( Hūd/11: 7; al-Isrā’/17: 49 ) dan banyak lagi ayat senada yang menggambarkan pendirian demikian.
Di dalam sejarah pemikiran tercatat bahwa sejak dahulu kala banyak anggapan yang demikian itu.
Yang menguasai di Hari Pembalasan. - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada
- Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah olehmu: "Sesungguhnya Kami adalah Rasul Tuhan semesta
- Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu
- dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan
- Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang
- Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah)
- Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi
- Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata (kepada sesamanya): "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu
- Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.
- Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Monday, November 25, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب