Tafsir Surat Al-Araf ayat 54 , Inna Rabbakumu Allahu Al-Ladhi Khalaqa As-Samawati Wa Al-Arđa
﴿إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ﴾
[ الأعراف: 54]
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. [Araf: 54]
Inna Rabbakumu Allahu Al-Ladhi Khalaqa As-Samawati Wa Al-Arđa Fi Sittati Ayyamin Thumma Astawa Ala Al-Arshi Yughshi Al-Layla An-Nahara Yatlubuhu Hathithaan Wa Ash-Shamsa Wa Al-Qamara Wa An-Nujuma Musakhkharatin Biamrihi Ala Lahu Al-Khalqu Wa Al-Amru Tabaraka Allahu Rabbu Al-Alamina
Tafsir Al-mokhtasar
Sesungguhnya Rabb kalian -wahai manusia- adalah Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya dalam enam hari.
Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy dengan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya, kita tidak tahu bagaimana caranya.
Dia menghilangkan gelapnya malam dengan terangnya siang dan menghilangkan terangnya siang dengan gelapnya malam.
Keduanya saling menyusul dengan cepat, tidak ada yang terlambat.
Jika yang satu menghilang maka yang lain langsung datang.
Dan Dia -Subḥānahu- juga menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang ditundukkan dan dipersiapkan.
Ingatlah! Hanya Allah-lah Pencipta seluruh makhluk.
Adakah pencipta lain selain Allah? Dan Dia lah satu-satunya pemilik perintah.
Kebaikan-Nya amat agung dan berlimpah.
Dia lah pemilik semua sifat keagungan dan kesempurnaan.
Dia adalah Rabb alam semesta.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Tuhan yang rasul-rasul-Nya menyeru kalian kepada kebenaran, percaya hari akhir dan pembalasan yang akan terjadi saat itu adalah pencipta alam semesta ini.
Dia menciptakan langit dan bumi melalui enam keadaan yang menyerupai enam hari di dunia.
Lalu di situ Dia berkuasa secara penuh.
Dia jadikan malam, dengan kegelapannya, menutupi siang.
Malam selalu diikuti siang secara teratur dan silih berganti.
Seakan- akan yang satu mencari yang lain.
Matahari, bulan dan bintang juga Dia ciptakan.
Semuanya tunduk kepada Allah, berjalan sesuai dengan aturan-Nya.
Penciptaan dan perintah yang ditaati hanyalah milik Dia semata.
Mahasuci dan Mahatinggi keberkahan Sang Pencipta alam seisinya
Tafsir al-Jalalain
( Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa ) menurut ukuran hari dunia atau yang sepadan dengannya, sebab pada zaman itu masih belum ada matahari.
Akan tetapi jika Allah menghendakinya niscaya Ia dapat menciptakannya dalam sekejap mata, adapun penyebutan hal ini dimaksud guna mengajari makhluk-Nya agar tekun dan sabar dalam mengerjakan sesuatu ( lalu Dia bersemayam di atas Arsy ) Arsy menurut istilah bahasa artinya singgasana raja, yang dimaksud dengan bersemayam ialah yang sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya ( Dia menutupkan malam kepada siang ) bisa dibaca takhfif yakni yughsyii dan dibaca tasydid, yakni yughasysyii, artinya: keduanya itu saling menutupi yang lain silih-berganti ( yang mengikutinya ) masing-masing di antara keduanya itu mengikuti yang lainnya ( dengan cepat ) secara cepat ( dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan dan bintang-bintang ) dengan dibaca nashab diathafkan kepada as-samaawaat, dan dibaca rafa` sebagai mubtada sedangkan khabarnya ialah ( masing-masing tunduk ) patuh ( kepada perintah-Nya ) kepada kekuasaan-Nya ( ingatlah, menciptakan itu hanya hak Allah ) semuanya ( dan memerintah ) kesemuanya adalah hak-Nya pula ( Maha Suci ) Maha Besar ( Allah, Tuhan ) Pemelihara ( semesta alam ).
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Tuhan yang rasul-rasul-Nya menyeru kalian kepada kebenaran, percaya hari akhir dan pembalasan yang akan terjadi saat itu adalah pencipta alam semesta ini.
Dia menciptakan langit dan bumi melalui enam keadaan yang menyerupai enam hari di dunia.
Lalu di situ Dia berkuasa secara penuh.
Dia jadikan malam, dengan kegelapannya, menutupi siang.
Malam selalu diikuti siang secara teratur dan silih berganti.
Seakan- akan yang satu mencari yang lain.
Matahari, bulan dan bintang juga Dia ciptakan.
Semuanya tunduk kepada Allah, berjalan sesuai dengan aturan-Nya.
Penciptaan dan perintah yang ditaati hanyalah milik Dia semata.
Mahasuci dan Mahatinggi keberkahan Sang Pencipta alam seisinya.
Tafsir Al-wajiz
Sungguh, Tuhanmu, Pemelihara dan Pembimbingmu, adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa atau periode, lalu Dia bersemayam di atas ’Arsy sesuai dengan kebesaran dan keagunganNya.
Dia menutupkan malam dengan kegelapannya kepada siang yang mengikutinya dengan cepat sehingga begitu siang datang, ketika itu juga malam pergi.
Semua makhluk-Nya termasuk matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah! Segala penciptaan, yakni menetapkan ukuran tertentu bagi ciptaan dan segala urusan, menjadi hak-Nya.
Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.
Tafsir Al-tahlili
Pada permulaan ayat ini Allah menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari ( masa ).
Dialah Pemilik, Penguasa dan Pengaturnya, Dialah Tuhan yang berhak disembah dan kepada-Nya manusia harus meminta pertolongan.
Walaupun yang disebutkan dalam ayat ini hanya langit dan bumi saja, tetapi yang dimaksud ialah semua yang ada di alam ini, karena yang dimaksud dengan langit ialah semua alam yang di atas, dan yang dimaksud dengan bumi ialah semua alam di bawah, dan termasuk pula alam yang ada di antara langit dan bumi sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
اَلَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy.
( al-Furqān/25: 59 ).
Adapun yang dimaksud dengan enam hari ialah enam masa yang telah ditentukan Allah, bukan enam hari yang kita kenal ini yaitu hari sesudah terciptanya langit dan bumi, sedang hari dalam ayat ini adalah sebelum itu.
Berikut ini penjelasan arti enam hari dalam ayat ini menurut para ilmuwan:
Menurut Marconi ( 2003 ) menjelaskan keenam masa tersebut sebagai berikut: Masa Pertama, yakni masa sejak ‘Dentuman Besar’ ( Big Bang ) dari Singularity, sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal ( Superforce ), ruang-waktu mulai memisah.
Namun Kontinum Ruang-Waktu yang lahir masih berujud samar-samar, dimana energi-materi dan ruang-waktu tidak jelas bedanya.
Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi Jagad Raya, namun Jagad Raya ini masih belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup ( Sup Kosmos ).
Gaya Nuklir-Kuat memisahkan diri dari Gaya Elektro-Lemah, serta mulai terbentuknya materi-materi fundamental: quarks, antiquarks, dan sebagainya.
Jagad Raya mulai mengembang.
Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini.
Gaya Nuklir-Lemah mulai terpisah dengan Gaya Elektromagnetik.
Inti-inti atom seperti proton, netron, dan meson tersusun dari quark-quark ini.
Masa ini dikenal sebagai masa pembentukan inti-inti atom ( Nucleosyntheses ).
Ruang, waktu serta materi dan energi, mulai terlihat terpisah.
Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk, namun masih dalam keadaan bebas, belum terikat oleh inti-atom untuk membentuk atom yang stabil.
Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan Jagad Raya, terus mengembang dan mulai nampak transparan.
Masa Keenam, Jagad raya terus mengembang, atom-atom mulai membentuk aggregat menjadi molekul-molekul, makro-molekul, kemudian membentuk proto-galaksi, galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata-surya tata surya, dan planet-planet.
Adapun mengenai lamanya sehari menurut agama hanya Allah yang mengetahui, sebab dalam Al-Qur′an sendiri ada yang diterangkan bahwa sehari di sisi Allah sama dengan seribu tahun, dalam firman-Nya yang disebutkan:
وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ
Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
( al-Ḥajj/22: 47 ).
Dan ada pula yang diterangkan lima puluh ribu tahun seperti dalam firman-Nya:
تَعْرُجُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗ خَمْسِيْنَ اَلْفَ سَنَةٍۚ ٤
Para malaikat dan Jibril naik ( menghadap ) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.
( al-Ma’ārij/70: 4 ).
Ada beberapa hadis yang menunjukkan bahwa hari yang enam itu ialah hari-hari kita sekarang di antaranya yang diriwayatkan oleh Aḥmad dan Muslim dari Abu Hurairah.
Abu Hurairah berkata:
أَخَذَ بِيَدِيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلىَّ اللّٰهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَّ فَقَالَ: خَلَقَ اللّٰهُ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَخَلَقَ الْجِبَالَ فِيْهَا يَوْمَ اْلأَحَدِ وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ وَخَلَقَ الْمَكْرُوْهَ يَوْمَ الثُّلاَثَاءِ وَخَلَقَ النُّوْرَ يَوْمَ اْلأَرْبِعَاءِ وَبَثَّ فِيْهَا الدَّوَّابَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ وَخَلَقَ آدَمَ بَعْدَ الْعَصْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ آخِرَ الْخَلْقِ فِيْ آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِيْمَا بَيْنَ الْعَصْرِ اِلَى اللَّيْلِ
“ Rasulullah memegang tanganku lalu bersabda, “Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan bukit-bukit pada hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan hal-hal yang tak baik pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, menciptakan gunung-gunung pada hari Kamis, dan menciptakan Adam pada hari Jum’at sesudah Asar, merupakan ciptaan terakhir, pada saat terakhir itu antara waktu asar dan permulaan malam ”.
( Riwayat Aḥmad dan Muslim dari Abu Hurairah ).
Hadis ini ditolak oleh para ahli hadis karena bertentangan dengan naṣ Al-Qur′an.
Dari segi sanadnya pun hadis ini adalah lemah karena dirawikan oleh Hajjad bin Muhammad al-Ajwar dari Juraij yang sudah tidak waras di akhir hayatnya.
Menurut al-Manār hadis ini termasuk hadis-hadis Israiliyat yang dibikin oleh kaum Yahudi dan Nasrani dan dikatakan dari Rasulullah saw.
Pada ayat-ayat yang lain diterangkan lebih terperinci lagi tentang masa-masa penciptaan langit dan bumi seperti terdapat dalam firman Allah:
قُلْ اَىِٕنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِالَّذِيْ خَلَقَ الْاَرْضَ فِيْ يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهٗٓ اَنْدَادًا ۗذٰلِكَ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ ٩
Katakanlah, “ Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam. ” ( Fuṣṣilat/41: 9 ).
Allah menciptakan gunung-gunung yang kokoh di atas bumi.
Dia memberkahi dan menentukan kadar makanan penghuninya dalam empat masa yang sama ( cukup ) sesuai bagi siapa yang memerlukannya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan bumi itu masih merupakan asap, Allah berkata kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka atau terpaksa.
Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka. ” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya.
Dan kami hiasi langit yang terdekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Penciptaan bumi yang berasal dari gumpalan-gumpalan yang kelihatan seperti asap adalah dua masa dan penciptaan tanah, bukit-bukit, gunung-gunung serta bermacam-macam tumbuh-tumbuhan dan bintang dalam dua masa pula.
Dengan demikian sempurnalah penciptaan bumi dan segala isinya dalam empat masa.
2.
Penciptaan langit yang berasal dari gumpalan-gumpalan kabut itu dengan segala isinya dalam dua masa pula.
Adapun bagaimana prosesnya kejadian langit dan bumi.
Al-Qur′an tidak menjelaskannya secara terperinci dan kewajiban para ahli untuk menyelidikinya dan mengetahui waktu atau masa yang diperlukan untuk masing-masing tahap dari tahap-tahap kejadiannya.
Kemudian setelah selesai penciptaan langit dan bumi, Allah bersemayam di atas Arsy mengurus dan mengatur semua urusan yang berhubungan dengan langit dan bumi sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaan-Nya.
Tentang bagaimana Allah bersemayam di atas Arsy-Nya dan bagaimana Dia mengatur semesta alam ini tidaklah dapat disamakan atau digambarkan seperti bersemayamnya seorang raja di atas singgasananya karena Allah tidak boleh dimisalkan atau disamakan dengan makhluk-Nya.
Namun hal ini harus dipercayai dan diimani dan hanya Allah sendiri Yang Mengetahui bagaimana hakikatnya.
Para sahabat Nabi tidak ada yang merasa ragu dalam hatinya mengenai bersemayam-Nya Allah di atas Arsy.
Mereka meyakini hal itu dan beriman kepada-Nya tanpa mengetahui bagaimana gambarannya.
Demikianlah Imam Malik berkata ketika ditanyakan kepadanya masalah bersemayamnya Allah di atas Arsy sebagai berikut, “ Bersemayamnya Allah adalah suatu hal yang tidak asing lagi, tetapi bagaimana caranya tidak dapat dipikirkan. ”
Kerasulan itu adalah dari Allah dan kewajiban Rasul ialah menyampaikan, maka kewajiban manusia ialah membenarkannya.
Demikianlah pendapat dan pendirian ulama-ulama dari dahulu sampai sekarang, maka tidak wajar manusia memberanikan diri untuk menggambarkan bersemayam-Nya Allah di atas Arsy-Nya.
Na’īm bin Aḥmad guru Imam al-Bukhārī berkata tentang hal itu, “Orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya adalah kafir, orang yang mengingkari sifat Allah sebagaimana diterangkan-Nya ( dalam kitab-Nya ) adalah kafir, dan tiadalah dalam sifat Allah yang diterangkan-Nya atau diterangkan Rasul-Nya sesuatu penyerupaan.
Maka barang siapa yang menetapkan hal-hal yang diterima dari hadis yang sahih sesuai dengan keagungan Allah dan meniadakan sifat-sifat kekurangan bagi-Nya, maka sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang benar.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dialah yang menutupi siang dan malam sehingga hilanglah cahaya matahari di permukaan bumi dan hal ini berlaku sangat cepat.
Maksudnya malam itu selalu mengejar cahaya matahari telah tertutup terjadilah malam dan di tempat yang belum terkejar oleh malam, matahari tetap meneranginya dan di sana tetaplah siang.
Demikianlah seterusnya pergantian siang dengan malam atau pergantian malam dengan siang.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ ٥
Dia menciptakan langit dan bumi dengan ( tujuan ) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun.
( az-Zumar/39: 5 ).
Hal ini terjadi karena bumi yang berbentuk bulat selalu berputar pada sumbunya di bawah matahari.
Dengan demikian, pada permukaan bumi yang kena cahaya matahari terjadilah siang dan pada muka bumi yang tidak terkena cahayanya terjadilah malam.
Kemudian Allah menerangkan pula bahwa matahari, bulan dan bintang semuanya tunduk di bawah perintah-Nya dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
Semuanya bergerak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dan di antaranya tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditentukan itu.
Dengan demikian terjadilah suatu keharmonisan dan keserasian dalam perjalanan masing-masing sehingga tidak akan terjadi perbenturan atau tabrakan antara satu dengan yang lainnya, meskipun di langit terdapat bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya yang jumlahnya tak terhingga.
Semua itu adalah karena Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
Mahasuci Allah Tuhan semesta alam.
Hanya Allah yang patut disembah, kepada-Nya setiap hamba harus memanjatkan doa memohon karunia dan rahmat-Nya dan kepada-Nya pula setiap hamba harus bersyukur dan berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Sungguh amat jauh kesesatan orang yang mempersekutukan-Nya dengan makhluk-Nya dan memohonkan doa kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat atau mudarat.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
إن ربكم الله الذي خلق السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش يغشي الليل النهار يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره ألا له الخلق والأمر تبارك الله رب العالمين
سورة: الأعراف - آية: ( 54 ) - جزء: ( 8 ) - صفحة: ( 157 )transliterasi Indonesia
inna rabbakumullāhullażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin ṡummastawā 'alal-'arsy, yugsyil-lailan-nahāra yaṭlubuhụ ḥaṡīṡaw wasy-syamsa wal-qamara wan-nujụma musakhkharātim bi`amrihī alā lahul-khalqu wal-amr, tabārakallāhu rabbul-'ālamīn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan
- Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada
- Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami
- Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan
- Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami
- Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan
- Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
- (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?
- Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka
- Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Wednesday, December 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب