Tafsir Surat Al-Hijr ayat 21 , Wa In Min Shayin Illa Indana Khazainuhu Wa

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Hijr ayat 21 | Wa In Min Shayin Illa Indana Khazainuhu Wa - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ﴾
[ الحجر: 21]

Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. [Hijr: 21]

Wa In Min Shayin Illa Indana Khazainuhu Wa Ma Nunazziluhu Illa Biqadarin Malumin

Tafsir Al-mokhtasar


Tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi manusia dan hewan-hewan kecuali Kami berkuasa mengadakannya dan membuat manusia memanfaatkannya.
Kami tidak mengadakan apa yang Kami adakan dari semua itu kecuali dengan kadar yang ditentukan sesuai dengan tuntutan hikmah dan kehendak Kami.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Segala kebaikan yang ada pada Kami bagaikan khazanah yang penuh, dari segi penyiapan dan pemberian pada waktunya.
Tidak ada musibah yang menimpa manusia kecuali sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sejalan dengan hikmah dan kebijaksanaan Kami di alam raya

Tafsir al-Jalalain


( Dan tiada ) tidak ada ( sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya ) huruf min adalah zaidah; yang dimaksud adalah kunci-kunci perbendaharaan segala sesuatu itu ( dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran-ukuran yang tertentu ) sesuai dengan kepentingan-kepentingannya.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Segala kebaikan yang ada pada Kami bagaikan khazanah yang penuh, dari segi penyiapan dan pemberian pada waktunya.
Tidak ada musibah yang menimpa manusia kecuali sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sejalan dengan hikmah dan kebijaksanaan Kami di alam raya.

Tafsir Al-wajiz


Dan tidak ada sesuatu pun dari makhluk ciptaan Allah di langit dan bumi melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya.
Kami yang menguasai, mengatur, dan membagi rezekinya sesuai kehendak dan ketentuan Kami.
Kami tidak menurunkannya kepada mereka melainkan dengan ukuran tertentu, yakni sesuai kondisi, kebutuhan, dan keadaan mereka masing-masing.

Tafsir Al-tahlili


Ayat ini menerangkan bahwa sumber segala sesuatu yang ada di alam ini adalah ciptaan Allah.
Semua berasal dari khazanah atau simpanan perbendaharaan Allah, baik yang berupa sumber daya alam ( SDA ) maupun sumber daya manusia ( SDM ).
Semua yang ada di atas bumi maupun di dalam perutnya diciptakan Allah untuk manusia.
Manusia diberi tugas oleh Allah untuk mengelola, mengambil manfaat, dan memeliharanya.
Hal ini ditegaskan Allah dalam Surah Hūd/11 ayat 61:
هُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ ٦١
...Dia telah menciptakanmu dari bumi ( tanah ) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat ( rahmat-Nya ) dan memperkenankan ( do’a hamba-Nya ).
( Hūd/11: 61 )
Untuk dapat mengambil manfaat yang besar dari sumber daya alam ( SDA ) yang tersedia, manusia perlu mengembangkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia ( SDM )-nya dengan menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemudian untuk betul-betul dapat menggali sumber daya alam itu perlu modal.
Dengan kombinasi atau gabungan antara natural resources, yaitu sumber daya alam, skill atau keterampilan manusia, serta modal yang cukup, manusia dapat meraih rezeki dari Allah untuk kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya.
Hal ini sesuai dengan sunatullah yaitu orang yang diberi rezeki hanyalah yang berusaha dan bekerja keras mencarinya.
Berusaha dan bekerja keras untuk memperoleh rezeki dari khazanah perbendaharaan Allah ini juga harus disertai tanggung jawab untuk memelihara ( konservasi ) kekayaan dan sumber daya alam, dan tidak merusak serta menghancurkannya.
Oleh karena itu, pada akhir ayat 61 Surah Hūd, Allah mengingatkan manusia supaya selalu mohon ampunan dan bertobat kepada Allah, serta menghentikan perbuatan-perbuatan yang merusak tatanan alam yang telah ditentukan dalam sunatullah.
Hal ini dapat diketahui dari pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi.
Manusia yang baik menurut tuntunan agama Islam ialah yang dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam ibadah dan khilafah ( melaksanakan tugas kepemimpinan dan pengelolaan alam yang baik ).
Dia memperoleh rezeki dengan bekerja dan berusaha secara baik dan sungguh-sungguh, bukan merusak dan menjadi beban bagi orang lain.
Hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh al-Ḥākim telah memberi tuntunan, antara lain:
عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ رَضِيَ êã عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ: أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ.
( رواه الحاكم )
Dari Rifa’ah bin Rafi’ bahwa Nabi saw ditanya orang, “ Usaha manakah yang paling baik? ” Rasulullah berkata, “ Usaha seseorang yang dikerjakan dengan tangannya dan semua jual beli yang mabrur ( jual beli yang bersih tidak ada di dalamnya unsur-unsur tipuan, pemaksaan, dan sebagainya ). ” ( Riwayat al-Ḥākim )
Menurut hadis ini, rezeki yang baik ialah hasil kerja atau usaha yang baik dari orang itu sendiri ( bukan pemberian orang lain ), dan hasil dari jual beli yang mabrur.
Yang dimaksud dengan jual beli yang mabrur ialah jual beli yang dilakukan secara wajar, saling rela antara penjual dan pembeli, tanpa paksaan dan tidak ada kebohongan.
Firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ٢٩
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil ( tidak benar ), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
( an-Nisā’/4: 29 )
Menikmati rezeki dari usaha dan keringat sendiri atau hasil dari jual beli adalah cara terhormat sebagai manusia muslim, bukan karena pemberian dan belas kasihan orang lain dan bukan pula karena usaha yang dilarang agama, seperti mengambil hak, atau jual beli dengan memaksa atau tipu muslihat.
Allah Mahaadil dan Mahabijaksana dalam memberikan rezeki kepada para hamba-Nya.
Maksudnya ialah memberikan dengan ukuran tertentu, sesuai dengan kebutuhan, keadaan, kemampuan, dan usaha orang tersebut.
Dengan demikian, dalam pemberian rezeki tersebut tergambar kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya.
Allah swt berfirman:
قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ
Katakanlah ( Muhammad ), ”Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, ”Milik Allah.” Dia telah menetapkan ( sifat ) kasih sayang pada diri-Nya.
( al-An‘ām/6: 12 )
Penganugerahan karunia dan nikmat Allah kepada para hamba-Nya itu disebutkan dalam Al-Qur’an dengan perkataan anzala ( menurunkan ), sebagaimana tersebut dalam firman-Nya yang lain:
وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ
...Dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu...
( az-Zumar/39: 6 )
Dan firman Allah swt:
وَاَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَالْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِۚ وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
....
Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia....
( al-Ḥadīd/57: 25 )
Sesuatu dikatakan turun apabila ia berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, baik dalam arti yang sebenarnya maupun dalam arti kiasan.
Oleh karenanya, dari ayat ini dapat dipahami bahwa nikmat dan karunia itu berasal dari Allah Yang Mahatinggi lagi Mahakaya, dianugerahkan kepada makhluk yang lebih rendah daripada-Nya.
Semua makhluk tergantung seluruh hidup dan kelanjutan kehidupannya kepada nikmat dan karunia Allah.
Dengan demikian, merupakan suatu kewajiban bagi setiap makhluk mensyukuri nikmat dan karunia Allah dengan menghambakan diri kepada-Nya.


Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

وإن من شيء إلا عندنا خزائنه وما ننـزله إلا بقدر معلوم

سورة: الحجر - آية: ( 21 )  - جزء: ( 14 )  -  صفحة: ( 263 )

transliterasi Indonesia

wa im min syai`in illā 'indanā khazā`inuhụ wa mā nunazziluhū illā biqadarim ma'lụm



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
  2. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.
  3. dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk,
  4. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan
  5. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga
  6. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
  7. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  8. Maka sesungguhnya untuk orang-orang zalim ada bagian (siksa) seperti bahagian teman mereka (dahulu); maka janganlah
  9. dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
  10. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, May 12, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب