Tafsir Surat An-Nisa ayat 64 , Wa Ma Arsalna Min Rasulin Illa Liyutaa Biidhni

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat An-Nisa ayat 64 | Wa Ma Arsalna Min Rasulin Illa Liyutaa Biidhni - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوا أَنفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا﴾
[ النساء: 64]

Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Nisa: 64]

Wa Ma Arsalna Min Rasulin Illa Liyutaa Biidhni Allahi Wa Law Annahum Idh Zalamu Anfusahum Jauka Fastaghfaru Allaha Wa Astaghfara Lahumu Ar-Rasulu Lawajadu Allaha Tawwabaan Rahimaan

Tafsir Al-mokhtasar


Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul melainkan supaya ia dipatuhi perintahnya dengan kehendak dan ketetapan Allah.
Seandainya ketika mereka menganiaya diri mereka sendiri lantaran melakukan maksiat lantas datang menemuimu -wahai Rasul- di masa hidupmu seraya mengakui dan menyesali perbuatan mereka, bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, dan kamu pun memohonkan ampun kepada Allah, niscaya mereka akan mendapati bahwa Allah menerima taubat mereka dan menyayangi mereka.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun kecuali agar risalahnya ditaati dengan seizin Allah.
Dan barangsiapa yang bersikap munafik, mendustakan atau menentangnya, berarti telah menganiaya diri sendiri.
Andai saja orang-orang yang menganiaya diri sendiri itu kembali kepada petunjuk, lalu datang kepadamu dan meminta ampunan Allah atas apa yang mereka lakukan, dan kamu pun mengharap ampunan untuk mereka sesuai dengan risalah dan perubahan pada diri mereka, mereka pasti akan mendapatkan Allah Maha Penerima tobat dan Mahakasih kepada hamba-Nya

Tafsir al-Jalalain


( Dan Kami tidak mengutus seorang rasul kecuali untuk ditaati ) segala yang diperintahkan dan diputuskannya ( dengan izin Allah ) dengan perintah-Nya; jadi bukan untuk ditentang atau didurhakai.
( Dan sekiranya mereka ketika menganiaya kepada diri mereka itu ) dengan bertahkim kepada tagut ( segera datang kepadamu ) dengan bertobat ( lalu memohon ampun kepada Allah dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka ) di sini terdapat peralihan arah pembicaraan demi meninggikan kedudukannya ( tentulah akan mereka temui Allah Maha Penerima tobat ) terhadap mereka ( lagi Maha Penyayang ) kepada mereka.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun kecuali agar risalahnya ditaati dengan seizin Allah.
Dan barangsiapa yang bersikap munafik, mendustakan atau menentangnya, berarti telah menganiaya diri sendiri.
Andai saja orang-orang yang menganiaya diri sendiri itu kembali kepada petunjuk, lalu datang kepadamu dan meminta ampunan Allah atas apa yang mereka lakukan, dan kamu pun mengharap ampunan untuk mereka sesuai dengan risalah dan perubahan pada diri mereka, mereka pasti akan mendapatkan Allah Maha Penerima tobat dan Mahakasih kepada hamba-Nya.

Tafsir Al-wajiz


Ayat ini menjelaskan kewajiban taat kepada Allah dan Rasul sembari mencela perilaku orang-orang munafik yang mencari hakim terhadap Tagut.
Dan juga Kami tidak mengutus seorang rasul dari semua rasul yang telah diutus, melainkan dengan membawa bukti-bukti untuk ditaati dengan izin dan perintah Allah.
Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya dengan cara berhakim kepada Tagut, lalu mereka datang kepadamu, Muhammad, lalu selanjutnya mereka memohon ampunan kepada Allah dengan sepenuh hati, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka atas kesalahan yang telah mereka perbuat, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat atas kesalahan mereka, dan juga Maha Penyayang kepada orang-orang yang bertaubat.

Tafsir Al-tahlili


Bagian pertama dari ayat ini menerangkan bahwa setiap rasul yang diutus Allah ke dunia ini semenjak dari dahulu sampai kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin ( perintah ) Allah, karena tugas risalah mereka adalah sama, yaitu untuk menunjukkan umat manusia ke jalan yang benar dan kebahagiaan hidup mereka di dunia dan di akhirat.
Dalam ayat ini dikaitkan taat itu dengan izin Allah, maksudnya bahwa tidak ada satu makhluk pun yang boleh ditaati melainkan dengan izin Allah atau sesuai dengan perintah-Nya, seperti menaati rasul, ulil amri, ibu bapak dan sebagainya, selama mereka tidak menyuruh berbuat maksiat, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abī Ṭālib yang berbunyi:
لاَ طَاعَةَ لِبَشَرٍ فِيْ مَعْصِيَةِ اللهِ تَعَالَى ( رواه البخاري ومسلم عن علي بن أبي طالب )
"Tidak boleh menaati manusia yang menyuruh melanggar perintah Allah" ( Riwayat al-Bukhārī dan Muslim dari Alī bin Abī Ṭālib ).
اِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوْفِ ( رواه أحمد ومسلم وأبو داود والنسائي )
"Sesungguhnya yang ditaati itu hanya perintah berbuat makruf, ( Riwayat Aḥmad, Muslim, Abū Dāwud dan an-Nasā’i ).
Bagian kedua sampai akhir ayat ini menerangkan: Andaikata orang yang menganiaya dirinya sendiri yaitu orang yang bertahkim kepada Ṭāgūt seperti tersebut pada ayat 60, datang kepada Nabi Muhammad ketika itu, lalu mereka memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun turut memohon agar mereka diampuni, niscaya Allah akan mengampuni mereka, karena Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Di dalam ayat ini disebutkan orang-orang yang bertahkim kepada Ṭāgūt itu adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri, karena mereka melakukan kesalahan besar dan membangkang tidak mau sadar.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang bertobat agar tobatnya diterima oleh Tuhan, antara lain:
a.
Tobat itu dilakukan seketika itu juga, artinya segera setelah membuat kesalahan.
b.
Hendaklah tobat itu merupakan tobat nasuha, artinya benar-benar menyesal atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat dan tidak akan mengulangi lagi.
c.
Bila ada hak orang lain yang dilanggar, hak orang itu haruslah diselesaikan lebih dahulu dengan meminta maaf dan mengembalikan/mengganti kerugian.
Sebab turunnya ayat ini berhubungan dengan peristiwa berikut sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhāri, Muslim dan perawi-perawi lain.
Mereka menceritakan bahwa Zubair bin ‘Awwam mengadukan seorang laki-laki dari kaum Ansar kepada Rasulullah saw dalam suatu persengketaan tentang pembagian air untuk kebun kurma.
Rasulullah memberi putusan seraya berkata kepada Zubair, "Airilah kebunmu itu lebih dahulu kemudian alirkanlah air itu kepada kebun tetanggamu".
Maka laki-laki itu berkata, "Apakah karena dia anak bibimu hai Rasulullah?" Maka berubahlah muka Rasulullah karena mendengar tuduhan tentang itu.
Rasulullah berkata lagi ( untuk menguatkan putusannya ) "Airilah hai Zubair, kebunmu itu sehingga air itu meratainya, kemudian alirkanlah kepada kebun tetanggamu".
Maka turunlah ayat ini.


Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

وما أرسلنا من رسول إلا ليطاع بإذن الله ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما

سورة: النساء - آية: ( 64 )  - جزء: ( 5 )  -  صفحة: ( 88 )

transliterasi Indonesia

wa mā arsalnā mir rasụlin illā liyuṭā'a bi`iżnillāh, walau annahum iż ẓalamū anfusahum jā`ụka fastagfarullāha wastagfara lahumur-rasụlu lawajadullāha tawwābar raḥīmā



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah
  2. Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
  3. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian
  4. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
  5. untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,
  6. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada
  7. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
  8. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
  9. Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat
  10. (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Friday, November 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب