Tafsir Surat Al-Waqiah ayat 72 , Aantum Anshatum Shajarataha Am Nahnu Al-Munshiuna

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Waqiah ayat 72 | Aantum Anshatum Shajarataha Am Nahnu Al-Munshiuna - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿أَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنشِئُونَ﴾
[ الواقعة: 72]

Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? [Waqiah: 72]

Aantum Anshatum Shajarataha Am Nahnu Al-Munshiuna

Tafsir Al-mokhtasar


Apakah kalian yang menciptakan pepohonan yang dengannya kalian menyalakan api ataukah Kami yang menciptakannya karena kasihan kepada kalian?


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Tidakkah kalian melihat api yang kalian nyalakan? Kaliankah yang menciptakan kayunya kemudian membubuhinya api, atau Kamikah yang menciptakannya seperti itu

Tafsir al-Jalalain


( Kaliankah yang menjadikan kayu itu ) yang dimaksud adalah pohon Marakh dan pohon ’Affar yang kayunya dapat dijadikan sebagai pemantik api ( atau Kamikah yang menjadikannya? ).

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Tidakkah kalian melihat api yang kalian nyalakan? Kaliankah yang menciptakan kayunya kemudian membubuhinya api, atau Kamikah yang menciptakannya seperti itu?

Tafsir Al-wajiz


71-74.
Bila kamu sudah memahami siapa yang menurunkan air, maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan dari kayu bakar? Kamukah yang menumbuhkan pohon penghasil kayu bakar itu ataukah Kami yang menumbuhkannya? Ketahuilah, Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan bakar yang berguna bagi musafir di padang pasir.
Dengan anugerah ini, maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Mahabesar.”

Tafsir Al-tahlili


Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manusia.
Ungkapan tersebut berbentuk pertanyaan untuk dipikirkan dan direnungkan oleh manusia, apakah manusia mengetahui pentingnya fungsi api? Cara membuat api yang dilakukan pada zaman purba adalah dengan cara menggosok-gosokkan dua batang kayu, hingga menyala, atau dengan cara menggoreskan baja di atas batu, sehingga memercikkan api dan ditampung percikan tersebut pada kawul ( semacam kapuk berwarna kehitam-hitaman yang melekat pada pelepah aren ) tersebut, yang kemudian dapat dipergunakan untuk menyalakan api di dapur guna memasak berbagai masakan yang akan dihidangkan untuk dinikmati oleh manusia, atau api yang dinyalakan menurut cara sekarang dengan menggoreskan batang geretan pada korek api, maka menyalalah ia.
Atau dengan korek yang mempergunakan roda baja kecil sebagai alat pemutar untuk diputarkan pada batu api kemudian percikannya ditampung pada sumbu yang dibasahi dengan bensin, sehingga sumbu nyala.
Atau seperti cara yang sekarang ini melalui kompor minyak tanah atau dengan gas.
Membuat api dengan cara zaman dahulu maupun menurut cara zaman sekarang, yang menjadi pertanyaan ialah siapakah yang menyediakan kayunya atau batu apinya, bajanya, dan kawulnya atau minyak tanah dan gas? Juga siapakah yang menyediakan bahan bensin dan sebagainya? Bukankah bahan-bahan yang menjadi sebab api menyala baik berupa kayu bakar maupun minyak tanah, hanyalah Allah saja yang menjadikan-Nya?
Meskipun tersedia beras, sayur-mayur dan lauk-pauknya, bila tidak ada api, tidak dapat kita memakannya karena masih mentah.
Alangkah tidak enaknya, kalau makanan tersebut mentah seperti, daging mentah, dan nasinya masih berupa beras.
Bagaimanakah selera bisa timbul, kalau segala-galanya serba mentah?
Dengan gambaran tersebut, jelaslah bagaimana pentingnya api bagi keper-luan hidup manusia.
Karena api itu didapat dengan mudah setiap hari, maka hampir-hampir tidak terpikirkan oleh manusia betapa api itu memberi kenikmatan.
Hampir-hampir jarang orang bersyukur dan berterima kasih atas adanya api.
Karena pentingnya api itu, Allah menegaskan bahwa api dijadikan untuk peringatan bagi manusia dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir, maka wajarlah manusia bertasbih dengan menyebut nama Tuhan Yang Mahabesar.


Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

أأنتم أنشأتم شجرتها أم نحن المنشئون

سورة: الواقعة - آية: ( 72 )  - جزء: ( 27 )  -  صفحة: ( 536 )

transliterasi Indonesia

a antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan
  2. Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya,
  3. Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
  4. Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah.
  5. Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus.
  6. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka
  7. Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikitpun dari
  8. dan bala tentara iblis semuanya.
  9. Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
  10. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Saturday, May 18, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب