Tafsir Surat Al Imran ayat 76 , Bala Man Awfa Biahdihi Wa Attaqa Fainna Allaha

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al Imran ayat 76 | Bala Man Awfa Biahdihi Wa Attaqa Fainna Allaha - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ﴾
[ آل عمران: 76]

(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. [Al Imran: 76]

Bala Man Awfa Biahdihi Wa Attaqa Fainna Allaha Yuhibbu Al-Muttaqina

Tafsir Al-mokhtasar


Masalah yang sebenarnya tidaklah seperti anggapan mereka.
Mereka tetap berdosa.
Tetapi siapa yang mau menepati janjinya kepada Allah dengan menyatakan beriman kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, dan menepati janjinya kepada sesama manusia dengan cara memberikan amanahnya, serta takut kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa dan akan memberi mereka balasan yang sebaik-baiknya.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Benar, mereka sungguh telah membohongi dan mendustakan Allah.
Sesungguhnya orang yang melaksanakan hak orang lain, menepatinya sesuai waktu yang mereka janjikan, dan takut kepada Allah dengan tidak menguranginya dan menundanya, tentu akan beruntung mendapatkan kecintaan Allah, karena ia bertakwa kepada-Nya( 1 ).
( 1 ) Ayat ini mengisyaratkan kewajiban menepati janji.
Banyak ayat lain sebelum ayat ini yang juga berbicara tentang kewajiban menepati janji, seperti ayat 27 surat al-Baqarah, misalnya.
Umat Islam dituduh tidak memelihara perjanjian.
Mereka, menurut tuduhan itu, melakukan perjanjian hanya demi tujuan yang bersifat sementara, untuk kemudian melanggarnya di mana ada kesempatan.
Tuduhan semacam itu telah pernah disanggah oleh Imam ’Aliy ibn Abî Thâlib dalam suratnya yang ditujukan kepada al-Asytar al-Nakh’iy.
Bunyinya, "Kalau terdapat perjanjian di antara kamu dengan musuhmu atau dengan ahl al-dzimmah ( non Muslim yang tinggal di kawasan pemerintahan Islam yang mendapatkan perlindungan menyangkut hak hidup, kepemilikan dan kebebasan beragama, melalui suatu perjanjian, pen. ), maka tepatilah perjanjian itu dan peliharalah kewajiban melindungi itu dengan jujur.
Jadikan dirimu sebagai perisai yang melindungimu dari pemberian mereka kepadamu.
Sebab tidak ada perintah Allah yang lebih disepakati perlunya oleh orang banyak, meskipun mereka berbeda-beda keinginan, daripada perintah untuk menepati janji.
Maka, jangan khianati perlindunganmu dan perjanjianmu." Dalam sejarah peradaban Islam pernah terjadi suatu peristiwa ketika seorang pemimpin Islam mengembalikan jizyah ( upeti ) yang telah dibayarkan Ahl al-Kitâb kepadanya.
Hal itu dilakukannya setelah ia merasa tidak lagi mampu melindungi mereka.
Dan itu merupakan syarat perjanjian

Tafsir al-Jalalain


( Bukan demikian ) tetapi terhadap mereka tetap ada tuntutan ( barang siapa yang menepati janjinya ) baik yang dibuatnya dengan Allah atau yang dititahkan Allah menepatinya, berupa memenuhi amanat dan lain-lain ( serta ia bertakwa ) kepada Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat ( maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. ) Di sini ada penempatan zahir di tempat yang mudhmar, yang berarti "Allah mengasihi mereka" maksudnya memberi mereka pahala.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Benar, mereka sungguh telah membohongi dan mendustakan Allah.
Sesungguhnya orang yang melaksanakan hak orang lain, menepatinya sesuai waktu yang mereka janjikan, dan takut kepada Allah dengan tidak menguranginya dan menundanya, tentu akan beruntung mendapatkan kecintaan Allah, karena ia bertakwa kepada-Nya( 1 ).
( 1 ) Ayat ini mengisyaratkan kewajiban menepati janji.
Banyak ayat lain sebelum ayat ini yang juga berbicara tentang kewajiban menepati janji, seperti ayat 27 surat al-Baqarah, misalnya.
Umat Islam dituduh tidak memelihara perjanjian.
Mereka, menurut tuduhan itu, melakukan perjanjian hanya demi tujuan yang bersifat sementara, untuk kemudian melanggarnya di mana ada kesempatan.
Tuduhan semacam itu telah pernah disanggah oleh Imam 'Aliy ibn Abî Thâlib dalam suratnya yang ditujukan kepada al-Asytar al-Nakh'iy.
Bunyinya, "Kalau terdapat perjanjian di antara kamu dengan musuhmu atau dengan ahl al-dzimmah ( non Muslim yang tinggal di kawasan pemerintahan Islam yang mendapatkan perlindungan menyangkut hak hidup, kepemilikan dan kebebasan beragama, melalui suatu perjanjian, pen. ), maka tepatilah perjanjian itu dan peliharalah kewajiban melindungi itu dengan jujur.
Jadikan dirimu sebagai perisai yang melindungimu dari pemberian mereka kepadamu.
Sebab tidak ada perintah Allah yang lebih disepakati perlunya oleh orang banyak, meskipun mereka berbeda-beda keinginan, daripada perintah untuk menepati janji.
Maka, jangan khianati perlindunganmu dan perjanjianmu." Dalam sejarah peradaban Islam pernah terjadi suatu peristiwa ketika seorang pemimpin Islam mengembalikan jizyah ( upeti ) yang telah dibayarkan Ahl al-Kitâb kepadanya.
Hal itu dilakukannya setelah ia merasa tidak lagi mampu melindungi mereka.
Dan itu merupakan syarat perjanjian.

Tafsir Al-wajiz


Padahal, yang benar adalah bahwa mereka tetap berdosa karena khianat.
Sebab, sebenarnya barangsiapa menepati janji dengan mengembalikan hak orang lain sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan bertakwa, maka sungguh dengan takwa itu ia akan memperoleh cinta Allah, karena Allah senantiasa mencintai orang-orang yang bertakwa.
Ini menunjukkan bahwa menepati janji atau tidak khianat menjadi salah satu kriteria ketakwaan.

Tafsir Al-tahlili


Pendapat kalangan Bani Israil yang mengatakan bahwa tidak ada dosa bagi mereka apabila mereka melakukan kejahatan terhadap umat Islam disangkal.
Kemudian Allah menegaskan agar setiap orang selalu menepati segala macam janji dan menunaikan amanah yang dipercayakan kepadanya.
Kalau ada orang yang meminjamkan harta kepadamu yang telah ditetapkan waktunya, atau ada orang yang menjual barang yang telah ditetapkan, atau ada orang yang menitipkan barang, hendaklah ditepati ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.
Hendaklah harta seseorang diberikan tepat pada waktunya tanpa menunggu tagihan atau menunggu sampai persoalan itu dibawa ke pengadilan.
Demikianlah yang dikehendaki oleh ketentuan syariat.
Dalam ayat ini terdapat satu peringatan bahwa orang Yahudi itu tidak mau menepati janji semata-mata karena janjinya, tetapi mereka melihat dengan siapa mereka berjanji.
Apabila mereka mengadakan perjanjian dengan Bani Israil mereka memandang wajib memenuhinya, tetapi apabila mereka mengadakan perjanjian dengan selain Bani Israil, mereka tidak memandang wajib memenuhinya.
Allah menyebutkan pahala orang yang menepati janjinya untuk memberikan pengertian bahwa menepati janji termasuk perbuatan yang diridai Allah dan orang yang menepati janji itu akan mendapat rahmat-Nya di dunia dan di akhirat.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa prinsip agama yaitu menepati janji dan tidak mengingkarinya, serta memelihara diri dari berbuat maksiat adalah perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, dan patut mendapat limpahan kasih sayang-Nya.


(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

بلى من أوفى بعهده واتقى فإن الله يحب المتقين

سورة: آل عمران - آية: ( 76 )  - جزء: ( 3 )  -  صفحة: ( 59 )

transliterasi Indonesia

balā man aufā bi'ahdihī wattaqā fa innallāha yuḥibbul-muttaqīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya,
  2. Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan
  3. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari
  4. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
  5. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al Kitab (Al Quran) ini.
  6. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"
  7. Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada
  8. (Yaitu) kitab yang bertulis,
  9. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan
  10. Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi.

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب