Tafsir Surat Al-Fatihah ayat 1 , Bismi Allahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi
Tafsir Al-mokhtasar
Dengan menyebut nama Allah aku mulai membaca Al-Qur`ān ini.
Aku memohon pertolongan Allah -Subḥānahu wa Ta’ālā- dan berharap keberkahan dengan menyebut nama-Nya.
Lafal Basmalah mengandung tiga nama Allah yang sangat baik, yaitu: 1.
Allāh, Zat yang berhak disembah, dan nama ini merupakan nama khusus hanya berlaku bagi Allah -Ta’ālā-, sehingga siapa pun tidak diperkenankan menyandang nama tersebut selain Dia -Subḥānahu-.
2.
Ar-Raḥmān, pemilik rahmat yang luas, Dia Zat yang maha pengasih.
3.
Ar-Raḥīm, pemilik rahmat yang menyeluruh.
Dia merahmati siapa pun yang dikehendaki-Nya dari makhluk-Nya, dan di antaranya hamba-hamba-Nya yang beriman.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
FATIHAH AL-KITAB ( PEMBUKA KITAB SUCI ) Pendahuluan: Makkiyyah, 7 ayat ~ Surat al-Fâtihah ini termasuk kelompok surat Makkiyyah yang turun di Mekah sebelum hijrah.
Disebut al-Fâtihah ( pembuka ), karena letaknya yang berada urutan pertama surat-surat al-Qur’ân.
Surat yang pertama diturunkan secara lengkap di antara surat-surat yang ada dalam al-Qur’ân ini merupakan intisari dari seluruh kandungan al-Qur’ân yang kemudian diperinci oleh surat-surat sesudahnya.
Tema-tema pokok al-Qur’ân--seperti penjelasan tawhid dan keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang-orang Mukmin, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir dan pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya--semua itu tercermin secara singkat dalam surat ini.
Oleh sebab itu, surat ini juga disebut dengan nama Umm al-Kitâb ( induk al-Qur’ân ).]] Surat ini dimulai dengan menyebut nama Allah--satu-satunya Tuhan yang berhak disembah--Yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan.
Dialah Pemilik rahmah ( sifat kasih ) yang tak habis-habisnya, Yang menganugerahkan segala macam kenikmatan, baik besar maupun kecil
Tafsir al-Jalalain
( Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang )
Tafseer Muntakhab - Indonesian
[ [1 ~ FATIHAH AL-KITAB ( PEMBUKA KITAB SUCI ) Pendahuluan: Makkiyyah, 7 ayat ~ Surat al-Fâtihah ini termasuk kelompok surat Makkiyyah yang turun di Mekah sebelum hijrah.
Disebut al-Fâtihah ( pembuka ), karena letaknya yang berada urutan pertama surat-surat al-Qur'ân.
Surat yang pertama diturunkan secara lengkap di antara surat-surat yang ada dalam al-Qur'ân ini merupakan intisari dari seluruh kandungan al-Qur'ân yang kemudian diperinci oleh surat-surat sesudahnya.
Tema-tema pokok al-Qur'ân--seperti penjelasan tawhid dan keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang-orang Mukmin, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir dan pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya--semua itu tercermin secara singkat dalam surat ini.
Oleh sebab itu, surat ini juga disebut dengan nama Umm al-Kitâb ( induk al-Qur'ân ). ]] Surat ini dimulai dengan menyebut nama Allah--satu-satunya Tuhan yang berhak disembah--Yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan.
Dialah Pemilik rahmah ( sifat kasih ) yang tak habis-habisnya, Yang menganugerahkan segala macam kenikmatan, baik besar maupun kecil.
Tafsir Al-wajiz
Aku memulai bacaan Al-Qur’an dengan menyebut nama Allah, nama teragung bagi satu-satunya Tuhan yang patut disembah, yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan, Yang Maha Pengasih, Pemilik dan sumber sifat kasih Yang menganugerahkan segala macam karunia, baik besar maupun kecil, kepada seluruh makhluk, Maha Penyayang Yang tiada henti memberi kasih dan kebaikan kepada orang-orang yang beriman.
Memulai setiap pekerjaan dengan menyebut nama Allah ( basmalah ) akan mendatangkan keberkahan, dan dengan mengingat Allah dalam setiap pekerjaan, seseorang akan memiliki kekuatan spiritual untuk melakukan yang terbaik dan menghindar dari keburukan.
Tafsir Al-tahlili
Surah al-Fātiḥah dimulai dengan Basmalah ( بسم الله الرحمن الرحيم ).
Ada beberapa pendapat ulama berkenaan dengan Basmalah yang terdapat pada permulaan surah Al-Fātiḥah.
Di antara pendapat-pendapat itu, yang termasyhur ialah:
1.
Basmalah adalah ayat tersendiri, diturunkan Allah untuk jadi kepala masing-masing surah, dan pembatas antara satu surah dengan surah yang lain.
Jadi dia bukanlah satu ayat dari al-Fātiḥah atau dari surah yang lain, yang dimulai dengan Basmalah itu.
Ini pendapat Imam Malik beserta ahli qiraah dan fuqaha ( ahli fikih ) Medinah, Basrah dan Syam, dan juga pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikut-pengikutnya.
Sebab itu menurut Imam Abu Hanifah, Basmalah itu tidak dikeraskan membacanya dalam salat, bahkan Imam Malik tidak membaca Basmalah sama sekali.
Hadis Nabi saw:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: ḍصَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوْا يَسْتَفْتِحُوْنَ بِالْحَمْدِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا يَذْكُرُوْنَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا».
( رواه الشيخان واللفظ لمسلم )
Dari Anas bin Malik, dia berkata, “ Saya salat di belakang Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Usman.
Mereka memulai dengan al-ḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, tidak menyebut Bismillāhirraḥmānirrahīm di awal bacaan, dan tidak pula di akhirnya. ”( Riwayat al-Bukhārī dan Muslim ).
2.
Basmalah adalah salah satu ayat dari al-Fātiḥah, dan pada surah an-Naml/27:30, اِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَاِنَّهُ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ( النمل/27:30 ) yang dimulai dengan Basmalah.
Ini adalah pendapat Imam Syafi’i beserta ahli qiraah Mekah dan Kufah.
Sebab itu menurut mereka Basmalah itu dibaca dengan suara keras dalam salat ( jahar ).
Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu antara lain Hadis Nabi saw:
عَنْ ابن عباس قال: كانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْهَرُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ( رواه الحاكم فى المستدرك وقال صحيح )
Dari Ibnu ‘Abbās, ia berkata, Rasulullah saw mengeraskan bacaan Bismillāhirrahmānirrahīm.
( Riwayat al-Ḥākim dalam al-Mustadrak dan menurutnya, hadis ini sahih )
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ.
( رواه أحمد وابو داود وابن خزيمة والحاكم وقال الدار قطنى: سنده صحيح )
Dari Ummu Salamah, katanya, Rasulullah saw berhenti berkali-kali dalam bacaanya Bismillāhirrahmānirrahīm, al-Ḥamdulillāhi Rabbil- ‘Ālamīn, ar-Raḥmānir-raḥīm, Māliki Yaumid-dīn.
( Riwayat Aḥmad, Abu Dāud, Ibnu Khuzaimah dan al-Ḥākim.
Menurut ad-Dāruquṭnī, sanad hadis ini sahih ).
Abu Hurairah juga salat dan mengeraskan bacaan basmalah.
Setelah selesai salat, dia berkata, “ Saya ini adalah orang yang salatnya paling mirip dengan Rasulullah. ” Muawiyah juga pernah salat di Medinah tanpa mengeraskan suara basmalah.
Ia diprotes oleh para sahabat lain yang hadir disitu.
Akhirnya pada salat berikutnya Muawiyah mengeraskan bacaan basmalah.
Kalau kita perhatikan bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw telah sependapat menuliskan Basmalah pada permulaan surah dari surah Al-Qur’an, kecuali surah at-Taubah ( karena memang dari semula turunnya tidak dimulai dengan Basmalah ) dan bahwa Rasulullah saw melarang menuliskan sesuatu yang bukan Al-Qur’an agar tidak bercampur aduk dengan Al-Qur’an, sehingga mereka tidak menuliskan ‘āmīn’ pada akhir surah al-Fātiḥah, maka Basmalah itu adalah salah satu ayat dari Al-Qur’an.
Dengan kata lain, bahwa “ basmalah-basmalah ” yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah ayat-ayat Al-Qur’an, lepas dari pendapat apakah satu ayat dari al-Fātiḥah atau dari surah lain, yang dimulai dengan Basmalah atau tidak.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa surah al-Fātiḥah itu terdiri dari tujuh ayat.
Mereka yang berpendapat bahwa Basmalah itu tidak termasuk satu ayat dari al-Fātiḥah, memandang:
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
adalah salah satu ayat, dengan demikian ayat-ayat al-Fātiḥah itu tetap tujuh.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
“ Dengan nama Allah ” maksudnya “ Dengan nama Allah saya baca atau saya mulai ”.
Seakan-akan Nabi berkata, “ Saya baca surah ini dengan menyebut nama Allah, bukan dengan menyebut nama saya sendiri, sebab ia wahyu dari Tuhan, bukan dari saya sendiri. ” Maka Basmalah di sini mengandung arti bahwa Al-Qur’an itu wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad saw dan Muhammad itu hanyalah seorang Pesuruh Allah yang dapat perintah menyampaikan Al-Qur’an kepada manusia.
Makna kata Allāh
Allah adalah nama bagi Zat yang ada dengan sendirinya ( wājibul-wujūd ).
Kata “ Allah ” hanya dipakai oleh bangsa Arab kepada Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah, yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan.
Mereka tidak memakai kata itu untuk tuhan-tuhan atau dewa-dewa mereka yang lain.
Hikmah Membaca Basmalah
Seorang yang selalu membaca Basmalah sebelum melakukan pekerjaan yang penting, berarti ia selalu mengingat Allah pada setiap pekerjaannya.
Dengan demikian ia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan selalu memperhatikan norma-norma Allah dan tidak merugikan orang lain.
Dampaknya, pekerjaan yang dilakukannya akan berbuah sebagai amalan ukhrawi.
Seorang Muslim diperintahkan membaca Basmalah pada waktu mengerjakan sesuatu yang baik.
Yang demikian itu untuk mengingatkan bahwa sesuatu yang dikerjakan adalah karena perintah Allah, atau karena telah diizinkan-Nya.
Maka karena Allah dia mengerjakan pekerjaan itu dan kepada-Nya dia meminta pertolongan agar pekerjaan terlaksana dengan baik dan berhasil.
Nabi saw bersabda:
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَمْ يُبْدَأْ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ أَقْطَعُ ( رواه عبد القادر الرهاوي )
“ Setiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan menyebut Basmalah adalah buntung ( kurang berkahnya ). ” ( Riwayat Abdul-Qādir ar-Rahāwī ).
Orang Arab sebelum datang Islam mengerjakan sesuatu dengan menyebut al-Lāta dan al-‘Uzzā, nama-nama berhala mereka.
Sebab itu, Allah mengajarkan kepada penganut-penganut agama Islam yang telah mengesakan-Nya, agar mereka mengerjakan sesuatu dengan menyebut nama Allah.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut
- Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika
- Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
- mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
- Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan
- Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan
- Dan tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
- Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
- Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.
- Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Wednesday, December 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب