Tafsir Surat Al-Hashr ayat 10 , Wa Al-Ladhina Jau Min Badihim Yaquluna Rabbana Aghfir

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Hashr ayat 10 | Wa Al-Ladhina Jau Min Badihim Yaquluna Rabbana Aghfir - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ﴾
[ الحشر: 10]

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". [Al Hashr: 10]

Wa Al-Ladhina Jau Min Badihim Yaquluna Rabbana Aghfir Lana Wa Liakhwanina Al-Ladhina Sabaquna Bil-Imani Wa La Tajal Fi Qulubina Ghillaan Lilladhina Amanu Rabbana Innaka Raufun Rahimun

Tafsir Al-mokhtasar


Orang-orang yang datang sesudah mereka dan mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat, mereka berdoa, “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami seagama yang telah mendahului kami dalam keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap seorang pun dari kalangan orang-orang yang beriman.
Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Mu.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Kaum mukminin yang datang setelah kaum Muhâjirîn dan Anshâr mengatakan, "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami yang telah lebih dahulu beriman! Janganlah Engkau ciptakan rasa iri dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman! Ya Tuhan kami, Engkau benar-benar Mahalembut dan Maha Penyayang

Tafsir al-Jalalain


( Dan orang-orang yang datang sesudah mereka ) yakni sesudah kaum Muhajirin dan kaum Ansar hingga hari kiamat nanti ( mereka berdoa, "Ya Rabb kami! Beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami ) yakni rasa dengki ( terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." )

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Kaum mukminin yang datang setelah kaum Muhâjirîn dan Anshâr mengatakan, "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami yang telah lebih dahulu beriman! Janganlah Engkau ciptakan rasa iri dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman! Ya Tuhan kami, Engkau benar-benar Mahalembut dan Maha Penyayang."

Tafsir Al-wajiz


Sesudah menjelaskan keberhasilan Muhajirin dan Ansar membangun persaudaraan sejati atas dasar iman, Allah lalu menjelaskan karakter orang-orang beriman generasi sesudah mereka.
Dan orang-orang beriman, berilmu, dan beramal saleh yang datang sesudah mereka dari generasi ke generasi hingga hari Kiamat, mereka berdoa kepada Allah, Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan ampuni pula dosa-dosa saudara-saudara kami seiman yang telah beriman lebih dahulu dari kami, umat Rasulullah maupun umat para nabi sebelumnya dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman karena kedengkian itu menghapuskan amal saleh.
Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun kepada setiap hamba, Maha Penyayang kepada hamba yang beriman sehingga mereka mendapat kebaikan dunia dan akhirat.

Tafsir Al-tahlili


Ayat ini menerangkan bahwa generasi kaum Muslimin yang datang kemudian, setelah berakhirnya generasi Muhajirin dan Ansar, sampai datangnya hari Kiamat nanti berdoa kepada Allah, yang artinya, “ Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami seagama yang lebih dahulu beriman daripada kami. ”
Ada beberapa hal yang dapat diambil dari ayat ini, yaitu:
1.
Jika seseorang berdoa, maka doa itu dimulai untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain.
2.
Kaum Muslimin satu dengan yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu-sebapak.
Mereka saling mendoakan agar diampuni Allah segala dosa-dosanya, baik yang sekarang, maupun yang terdahulu.
3.
Kaum Muslimin wajib mencintai para sahabat Rasulullah saw, karena mereka telah memberikan contoh dalam berhubungan yang baik dengan sesama manusia.
Jika seseorang ingin hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat, hendaklah mencontoh hubungan persaudaraan yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan Ansar itu.
Ayat ke-10 ini mempunyai hubungan erat dengan ayat sebelumnya ( ayat ke-9 ).
Oleh karena itu, maksud ayat ini ialah menjelaskan bagaimana hubungan orang-orang Muhajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, keluarga, dan harta mereka di Mekah dengan orang-orang Ansar yang beriman yang menerima orang-orang Muhajirin dengan penuh kecintaan dan persaudaraan di kampung halaman mereka, yang mereka lakukan semata-mata untuk mencari keridaan Allah dan bersama-sama menegakkan agama Allah serta menunjukkan iman mereka yang benar, demikian pulalah hendaknya hubungan kaum Muslimin yang datang sesudahnya.
Hendaklah mereka tolong-menolong dan mempererat persaudaraan dalam meninggikan kalimat Allah.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hubungan orang yang sedang berhijrah dan penduduk negeri yang menerima mereka, dapat menimbulkan hubungan persaudaraan yang kuat di antara manusia, asal dalam hubungan itu terdapat unsur-unsur keimanan, keikhlasan, dan tolong-menolong, seperti yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
Dalam situasi ini terdapat kesempatan yang paling banyak bagi seorang mukmin untuk melakukan berbagai perbuatan yang membentuk sifat-sifat takwa dan diridai Allah.
Ibnu Abī Lailā berkata, “ Manusia terbagi kepada beberapa tingkatan yaitu tingkatan Muhajirin, tingkatan Ansar, dan tingkatan generasi sesudahnya yang selalu mengikuti jejak Muhajirin dan Ansar.
Oleh karena itu, hendaknya kita berupaya agar dapat masuk ke dalam salah satu dari tiga tingkatan tersebut.
Kemudian disebutkan lanjutan doa orang-orang yang beriman itu, yang artinya, “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau timbulkan dalam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman. ”

Rasa dengki dan dendam adalah sumber segala kejahatan dan maksiat yang mendorong orang berbuat kebinasaan, kezaliman, dan menumpahkan darah di muka bumi.
Allah berfirman:
وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ١٠٠
Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama ( masuk Islam ) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah.
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang agung.
( at-Taubah/9: 100 )
Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang tersebut dalam ayat 10 ini mengatakan bahwa Allah Maha Penyayang kepada para hamba-Nya, dan banyak melimpahkan rahmat-Nya.
Oleh karena itu, mereka mohon agar Dia memperkenankan doa-doa mereka.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia mendengar seorang laki-laki bertemu dengan sebagian orang Muhajirin, maka dibacakan ayat, “ Lil fuqarā’il-muhājirīn ” ( bagi orang fakir golongan Muhajirin ), kemudian salah seorang berkata kepadanya, “ Mereka itu orang-orang Muhajirin, apakah kamu termasuk sebagian dari mereka. ” Orang itu menjawab, “ Tidak. ” Kemudian dibacakan pula kepadanya: “ Wal-lażīna tabawwa’ud-dāra wal-īmāna min qablihim ” ( dan orang-orang yang telah menempati kota Medinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka ).
Kemudian salah seorang berkata kepadanya, “ Mereka itu golongan Ansar, apakah engkau dari golongan mereka? ” Ia menjawab, “ Tidak. ” Kemudian dibacakan ayat: “ Wal-lażīna jā’ū min ba‘dihim ” ( orang-orang yang datang kemudian ), Seseorang juga bertanya kepadanya, “ Apakah engkau dari golongan mereka? ” Ia menjawab, “ Aku mengharap demikian. ” Kemudian ia berkata, “ Bukankah sebagian mereka mencela sebagian yang lain? ” Ayat ini menunjukkan bahwa antara orang-orang mukmin tidak boleh mencela sesama mereka.


Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

والذين جاءوا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم

سورة: الحشر - آية: ( 10 )  - جزء: ( 28 )  -  صفحة: ( 547 )

transliterasi Indonesia

wallażīna jā`ụ mim ba'dihim yaqụlụna rabbanagfir lanā wa li`ikhwāninallażīna sabaqụnā bil-īmāni wa lā taj'al fī qulụbinā gillal lillażīna āmanụ rabbanā innaka ra`ụfur raḥīm



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. (Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang
  2. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
  3. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir.
  4. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke
  5. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
  6. (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang
  7. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang
  8. (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai
  9. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.
  10. Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini.

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Thursday, May 16, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب