Tafsir Surat Ar-Rahman ayat 17 , Rabbu Al-Mashriqayni Wa Rabbu Al-Maghribayni

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Ar-Rahman ayat 17 | Rabbu Al-Mashriqayni Wa Rabbu Al-Maghribayni - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ﴾
[ الرحمن: 17]

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya [Rahman: 17]

Rabbu Al-Mashriqayni Wa Rabbu Al-Maghribayni

Tafsir Al-mokhtasar


Yang memelihara dua tempat terbitnya matahari dan dua tempat tenggelamnya pada musim dingin dan musim panas.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Tuhan yang memelihara dua tempat terbitnya matahari, pada musim panas dan musim dingin, dan Tuhan yang memelihara dua tempat terbenamnya matahari pada kedua musim tersebut.
( 1 ) ( 1 ) Yang dimaksud ayat ini, bisa jadi, adalah dua tempat terbit dan terbenamnya matahari dan bulan.
Dengan demikian, ayat ini menunjuk kepada adanya gejala siang dan malam yang juga terdapat pada surat al-Qashash ayat 71, 72 dan 73.
Tetapi, bisa jadi juga, yang dimaksudkan dalam ayat ini hanya matahari saja, karena matahari merupakan sumber kehidupan di planet bumi ini.
Dengan demikian, ayat ini menunjukkan adanya dua tempat terbit dan terbenamnya matahari, yaitu pada musim dingin dan musim panas.
Pendapat ini dianut oleh kebanyakan ahli tafsir.
Fenomena terbit dan terbenamnya matahari di dua tempat ini disebabkan oleh kecondongan garis edar bumi selama mengedari matahari sekitar 523,5 derajat.
Oleh karena itu belahan utara bumi condong ke arah matahari pada musim panas yang mengakibatkan siang menjadi lebih panjang daripada malam.
Dan begitu seterusnya hingga mencapai puncaknya, yaitu ketika matahari terbit dan terbenam di ujung sebelah utara dari garis bujur timur dan barat.
Setelah itu kembali sedikit demi sedikit dari hari ke hari hingga mencapai garis lurus pada musim gugur.
Belahan utara bumi ini kemudian mulai berpaling meninggalkan arah matahari yang mengakibatkan malam menjadi lebih panjang daripada siang.
Begitu seterusnya, matahari terus bergeser ke arah selatan sampai pada titik paling selatan pada musim dingin.
Setelah itu matahari bergeser lagi ke arah utara sedikit demi sedikit, hari demi hari hingga mencapai garis bujur timur dan barat pada musim semi.
Peredaran yang demikian ini berlaku pula di belahan bumi sebelah selatan.
Perbedaannya terletak pada geraknya yang berlawanan.
Peredaran yang sedemikian teraturnya itu tentu saja mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Contohnya, sebagai akibat dari perputaran itu, terdapat apa yang kita kenal dengan empat musim yang pada gilirannya memiliki kekhususan sendiri-sendiri ( seperti musim tanam, musim panen, dan sebagainya ) sehingga memberikan kemudahan kepada manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan dalam beraktifitas

Tafsir al-Jalalain


( Rabb yang memelihara kedua tempat terbit matahari ) yaitu tempat terbitnya di waktu musim dingin dan tempat terbitnya di waktu musim panas ( dan Rabb yang memelihara kedua tempat terbenamnya ) penafsirannya seperti pada yang pertama tadi.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Tuhan yang memelihara dua tempat terbitnya matahari, pada musim panas dan musim dingin, dan Tuhan yang memelihara dua tempat terbenamnya matahari pada kedua musim tersebut.
( 1 ) ( 1 ) Yang dimaksud ayat ini, bisa jadi, adalah dua tempat terbit dan terbenamnya matahari dan bulan.
Dengan demikian, ayat ini menunjuk kepada adanya gejala siang dan malam yang juga terdapat pada surat al-Qashash ayat 71, 72 dan 73.
Tetapi, bisa jadi juga, yang dimaksudkan dalam ayat ini hanya matahari saja, karena matahari merupakan sumber kehidupan di planet bumi ini.
Dengan demikian, ayat ini menunjukkan adanya dua tempat terbit dan terbenamnya matahari, yaitu pada musim dingin dan musim panas.
Pendapat ini dianut oleh kebanyakan ahli tafsir.
Fenomena terbit dan terbenamnya matahari di dua tempat ini disebabkan oleh kecondongan garis edar bumi selama mengedari matahari sekitar 523,5 derajat.
Oleh karena itu belahan utara bumi condong ke arah matahari pada musim panas yang mengakibatkan siang menjadi lebih panjang daripada malam.
Dan begitu seterusnya hingga mencapai puncaknya, yaitu ketika matahari terbit dan terbenam di ujung sebelah utara dari garis bujur timur dan barat.
Setelah itu kembali sedikit demi sedikit dari hari ke hari hingga mencapai garis lurus pada musim gugur.
Belahan utara bumi ini kemudian mulai berpaling meninggalkan arah matahari yang mengakibatkan malam menjadi lebih panjang daripada siang.
Begitu seterusnya, matahari terus bergeser ke arah selatan sampai pada titik paling selatan pada musim dingin.
Setelah itu matahari bergeser lagi ke arah utara sedikit demi sedikit, hari demi hari hingga mencapai garis bujur timur dan barat pada musim semi.
Peredaran yang demikian ini berlaku pula di belahan bumi sebelah selatan.
Perbedaannya terletak pada geraknya yang berlawanan.
Peredaran yang sedemikian teraturnya itu tentu saja mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Contohnya, sebagai akibat dari perputaran itu, terdapat apa yang kita kenal dengan empat musim yang pada gilirannya memiliki kekhususan sendiri-sendiri ( seperti musim tanam, musim panen, dan sebagainya ) sehingga memberikan kemudahan kepada manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan dalam beraktifitas.

Tafsir Al-wajiz


Allah Yang Maha Pencipta itu adalah Tuhan yang memelihara dan mengendalikan dua timur, yaitu dua tempat terbit matahari pada musim panas dan musim dingin, dan Dia pula Tuhan yang memelihara dan mengendalikan dua barat, yaitu tempat terbenamnya matahari pada kedua musim tersebut.

Tafsir Al-tahlili


Ayat ini menjelaskan tentang peredaran matahari dan bulan, Bahwa Dialah yang menciptakan keduanya dan yang mengatur peredaran menurut perhitungan yang tepat.
Tuhan memelihara dua tempat terbit, dua tempat terbenam matahari dan musim panas dan musim dingin.
Atas perubahan-perubahan itu timbullah musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur dan me-nimbulkan pula perubahan udara yang mengakibatkan perubahan pada curah hujan, perubahan pada pohon-pohonan dan tumbuh-tumbuhan serta sungai-sungai.
Menurut kajian ilmiah “ Dua Timur ” dan “ Dua Barat ” yang tersurat dalam ayat di atas berkaitan dengan bulatnya bentuk bumi.
Karena, hanya pada benda yang berbentuk seperti bola dapat terjadi hal yang demikian ( dua timur dan dua barat ).
Secara kenyataan, memang bumi mempunyai dua titik tempat terbitnya matahari dan dua titik tempat terbenamnya matahari.
Ternyata, ayat Allah dan ilmu pengetahuan ada kesesuaian.
Penjelasannya demikian:
“ Ketika matahari terbit di satu titik di bagian sebelah bumi, maka pada waktu yang sama matahari akan terbenam di bagian sebelah bumi lainnya.
Saat matahari terbenam di sebelah bagian bumi, kembali, pada waktu yang sama, di belahan bumi yang lain, matahari sedang terbit.
Dengan demikian, pada kenyataannya, memang betul bahwa ada dua titik dimana matahari terbit, dan pada waktu yang sama, terdapat dua titik dimana matahari terbenam. ”

Keadaan demikian ini dilaporkan oleh para antariksawan pada saat mereka memandang bumi dari ruang angkasa.
Al-Qur’an menguraikan hal ini sedemikian rupa, seolah-olah konsep bumi yang seperti bola memang sudah dikenal manusia saat itu.
Sedangkan sebenarnya tidaklah demikian.
Bentuk bumi yang seperti bola juga dapat dilihat pada beberapa ayat lainnya, seperti dua ayat di bawah ini:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۖ كُلٌّ يَّجْرِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّاَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ٢٩
Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan.
Sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
( Luqmān/31: 29 )
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ ٥
Dia menciptakan langit dan bumi dengan ( tujuan ) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun.
( az-Zumar/39: 5 )
Saat ini, kita dapat melihat pada bola dunia ( globe ) gambaran tentang bumi yang mempunyai bentuk seperti bola.
Sebenarnya, pada 1400 tahun yang lalu, Al-Qur’an telah memberikan indikasi yang demikian.
Dua ayat di atas, dengan menggunakan perumpamaan, telah menjelaskan tentang bentuk bumi.
Pada saat masyarakat di Eropa masih mempercayai bahwa bumi itu datar, maka para pelajar di universitas di dunia Islam sudah mempelajari bumi dengan menggunakan bola dunia.
Karena Al-Quran diturunkan bukan sebagai ilmu pengetahuan ( science ), maka di dalamnya tidak ada pernyataan secara khusus bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti bola.
Akan tetapi, dari beberapa ayat, manusia mulai berpikir bahwa bentuk bumi seperti bola.
Contohnya pada Surah Luqmān/31 ayat 29.
Ayat lainnya, Surah az-Zumar/39 ayat 5 menunjukkan bagaimana Allah “ menggulung ” siang dengan malam.
Kata “ menggulung ” pada ayat di atas adalah terjemahan dari kata Arab “ kawwara ”, yang digunakan untuk menggambarkan seorang sedang menggulungkan sorban di sekeliling kepalanya.
Untuk dapat mengerti lebih jelas mengenai kedua ayat di atas, lakukanlah suatu percobaan di rumah.
Alat yang diperlukan adalah bola dunia dan lampu senter.
Bawa kedua alat ini ke kamar yang gelap.
Sinari bola dunia dengan lampu senter dari salah satu sisinya.
Sinar dari lampu senter ini akan berperan seperti sinar matahari.
Maka akan tampak bahwa sebagian belahan dunia akan terang, dan belahan lainnya gelap.
Lalu putarkan bola dunia secara perlahan, sebagaimana halnya bumi melakukan putaran pada sumbunya.
Perhatikan saat bola dunia berputar, maka sinar matahari akan secara menerus mulai menerangi bagian bumi yang semula gelap.
Demikian pula halnya gelap.
Ia akan secara perlahan menggantikan terang di bagian bumi yang lain.
Ayat di bawah ini juga berbicara mengenai bentuk bumi:
رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِۚ ١٧ فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٨
Tuhan ( yang memelihara ) dua timur dan Tuhan ( yang memelihara ) dua barat.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? ( ar-Raḥmān/55: 17-18 )
Pada saat manusia mempercayai bahwa bumi datar dan menetap ( tidak bergerak ), Al-Qur’an sudah mengungkapkan, secara eksplisit maupun implisit, bahwa bumi itu bulat.
Tidak hanya bulat, akan tetapi lebih rinci, yaitu bentuknya lebih seperti telur daripada bulat.
Mengenai pemeliharaan tempat terbit dan tenggelamnya matahari.
Ketika manusia memercayai bahwa bumi datar dan diam/tidak bergerak, maka Al- Qur’an mengungkapkan bahwa bumi itu bulat, melalui firman-Nya dalam ayat tersebut di atas.
Karena hanya pada benda berbentuk seperti bola peristiwa tersebut dapat terjadi, dua timur dan dua barat ?
Sayyid Quṭb berpendapat mungkin itu tempat terbitnya matahari dan bulan serta tempat terbenamnya matahari dan bulan.
Tapi bisa juga maksudnya dua tempat terbit matahari yang berbeda posisinya pada musim panas dan musim dingin.
Demikian pula dua tempat terbenamnya.
Sementara Ilmu Pengetahuan berpendapat bahwa manakala matahari terbit di satu titik di belahan bumi, maka pada saat yang sama justru matahari tersebut akan terbenam dilihat dari titik belahan lainnya yang letaknya jauh ke arah timur.
Begitu pula tatkala matahari terlihat terbenam di suatu titik di belahan bumi, maka pada saat yang bersamaan dari belahan bumi yang letaknya jauh ke sebelah barat, matahari tersebut dilihat sedang terbit.
Fenomena ini yang diartikan dengan ( seolah ) ada dua titik di mana matahari terbit dan pada waktu yang sama ada dua titik tempat matahari terbenam.
Apapun makna dari pesan tersebut, sesuatu yang penting untuk disyukuri adalah pemeliharaan Allah atas dua timur dan dua barat merupakan bagian dari nikmat-Nya di alam semesta ini?


Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

رب المشرقين ورب المغربين

سورة: الرحمن - آية: ( 17 )  - جزء: ( 27 )  -  صفحة: ( 531 )

transliterasi Indonesia

rabbul-masyriqaini wa rabbul-magribaīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
  2. Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
  3. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak
  4. Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"
  5. Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu
  6. Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala.
  7. Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.
  8. akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api
  9. Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya.
  10. Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب