Tafsir Surat Al-Hijr ayat 22 , Wa Arsalna Ar-Riyaha Lawaqiha Faanzalna Mina As-Samai Maan

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Hijr ayat 22 | Wa Arsalna Ar-Riyaha Lawaqiha Faanzalna Mina As-Samai Maan - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ﴾
[ الحجر: 22]

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. [Hijr: 22]

Wa Arsalna Ar-Riyaha Lawaqiha Faanzalna Mina As-Samai Maan Faasqaynakumuhu Wa Ma Antum Lahu Bikhazinina

Tafsir Al-mokhtasar


Kami hembuskan angin yang menggiring awan, lalu Kami menurunkan hujan dari awan yang sarat dengan kandungan air, Kami memberi mereka minum dari air hujan.
Kalian -wahai manusia- bukan penyimpan air ini di dalam perut bumi sehingga ia menjadi mata air dan sumur, akan tetapi Allah yang menyimpannya untuk kalian.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Kami meniupkan angin untuk membawa hujan dan bibit-bibit tanaman.
Dari air hujan itu Kami menyirami kalian.
Itu semua tunduk di bawah kehendak Kami.
Tak seorang pun dapat mengendalikannya hingga menjadi bagai khazanah miliknya( 1 ).
( 1 ) Ayat ini menunjukkan apa yang dibuktikan oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern bahwa angin merupakan faktor penting dalam penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan.
Selain itu, sebelum awal abad dua puluh belum pernah diketahui bahwa angin membuahi awan dengan sesuatu yang menghasilkan hujan.
Sebab, proton-proton yang terkonsentrasi di bawah molekul-molekul uap air untuk menjadi rintik-rintik hujan yang ada di dalam awan, merupakan komponen utama air hujan yang dibawa angin ke tempat berkumpulnya awan.
Proton-proton itu mengandung unsur garam laut, oksida dan unsur debu yang dibawa angin.
Itu semua merupakan zat penting yang menciptakan hujan.
Selain itu, ditemukan pula bahwa hujan terjadi dari siklus perputaran air.
Mulai dari penguapan air di permukaan bumi dan permukaan laut dan berakhir dengan turunnya kembali uap itu ke atas permukaan bumi dan laut dalam bentuk air hujan.
Air hujan yang turun itu menjadi bahan penyiram bagi semua makhluk hidup, termasuk bumi itu sendiri.
Air hujan yang turun itu tidak dapat dikendalikan atau ditahan, karena akan meresap ke dalam tubuh berbagai makhluk hidup dan ke dalam tanah untuk kemudian menguap lagi.
Dan begitu seterusnya.
Dari sini jelaslah makna bagian akhir ayat ini yang berbunyi wa mâ antum bi khâzinîn yang berarti ’kalian tidak akan dapat mencegah turunnya atau terserapnya hujan dari dan di dalam langit, dalam bentuk uap

Tafsir al-Jalalain


( Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengumpulkan awan ) menggiring mendung sehingga terkumpul lalu penuh dengan air ( lalu Kami turunkan dari langit ) dari mendung itu ( air ) air hujan ( kemudian Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kalian yang menyimpannya ) artinya, bukanlah kalian yang menyimpannya dengan upaya tangan kalian.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Kami meniupkan angin untuk membawa hujan dan bibit-bibit tanaman.
Dari air hujan itu Kami menyirami kalian.
Itu semua tunduk di bawah kehendak Kami.
Tak seorang pun dapat mengendalikannya hingga menjadi bagai khazanah miliknya( 1 ).
( 1 ) Ayat ini menunjukkan apa yang dibuktikan oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern bahwa angin merupakan faktor penting dalam penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan.
Selain itu, sebelum awal abad dua puluh belum pernah diketahui bahwa angin membuahi awan dengan sesuatu yang menghasilkan hujan.
Sebab, proton-proton yang terkonsentrasi di bawah molekul-molekul uap air untuk menjadi rintik-rintik hujan yang ada di dalam awan, merupakan komponen utama air hujan yang dibawa angin ke tempat berkumpulnya awan.
Proton-proton itu mengandung unsur garam laut, oksida dan unsur debu yang dibawa angin.
Itu semua merupakan zat penting yang menciptakan hujan.
Selain itu, ditemukan pula bahwa hujan terjadi dari siklus perputaran air.
Mulai dari penguapan air di permukaan bumi dan permukaan laut dan berakhir dengan turunnya kembali uap itu ke atas permukaan bumi dan laut dalam bentuk air hujan.
Air hujan yang turun itu menjadi bahan penyiram bagi semua makhluk hidup, termasuk bumi itu sendiri.
Air hujan yang turun itu tidak dapat dikendalikan atau ditahan, karena akan meresap ke dalam tubuh berbagai makhluk hidup dan ke dalam tanah untuk kemudian menguap lagi.
Dan begitu seterusnya.
Dari sini jelaslah makna bagian akhir ayat ini yang berbunyi wa mâ antum bi khâzinîn yang berarti 'kalian tidak akan dapat mencegah turunnya atau terserapnya hujan dari dan di dalam langit, dalam bentuk uap'.

Tafsir Al-wajiz


Dan hal lain yang membuktikan kekuasaan Kami adalah bahwa Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan butir-butir awan dan dari hasil perkawinan itu, Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu sekalian, tumbuh-tumbuhan, dan hewan dengan air itu, dan bukanlah kamu, melainkan Kami-lah, yang menyimpan dan menguasainya.

Tafsir Al-tahlili


menghidupkan tanah yang mati, dijelaskan oleh firman Allah swt:
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۚ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً طَهُوْرًا ۙ ٤٨
Dan Dialah yang meniupkan angin ( sebagai ) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya ( hujan ); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih.
( al-Furqān/25: 48 )
2.
Allah swt mengembuskan angin yang menerbangkan tepung sari dari beragam bunga.
Maka hinggaplah tepung sari jantan pada putik bunga, sehingga terjadilah perkawinan yang memunculkan bakal buah, dan buah-buahan menjadi masak terasa yang lezat dan nikmat bagi manusia serta bijinya dapat tumbuh dan berbuah pula di tempat lain.
Menurut kajiian ilmiah, ayat diatas nampaknya memberikan isyarat tentang proses fenomena botanik yang dikenal dengan penyerbukkan atau persarian.
Pada tumbuhan berbiji terbuka ( gymnospermae ) maka penyerbuk-an atau persarian adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ( pollen ) pada liang bakal biji ( microphyl ) yang berhubungan langsung dengan bakal-biji.
Sedangkan pada jenis tumbuhan berbiji tertutup ( Angiospermae ), maka penyerbukan atau persarian adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ( pollen ) dari benang sari ( stamen ) ke kepala putik ( stigma ).
Penyerbukan kemudian diikuti dengan pembuahan atau fertilisasi.
Inilah proses perkawinan di dunia botani ( tumbuh-tumbuhan ).
Penyerbukan memerlukan perantara atau vektor.
Berdasarkan perantara atau vektor, maka proses penyerbukan dikelompokkan menjadi penyerbukan oleh angin, air, atau hewan/ serangga.
Kalimat dalam ayat diatas yang berbunyi ‘Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan’ mengisyarat-kan peristiwa penyerbukan dengan perantaraan angin, yang dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai anemophily atau anemogamy.
3.
Hembusan angin dapat membersihkan kotoran debu yang hinggap pada batang dan daun tumbuh-tumbuhan, sehingga tumbuh-tumbuhan itu mudah bernafas dan menjadi besar, serta daunnya mudah menyerap sinar matahari yang menambah kekokohan dan kesuburannya.
Hal ini memberikan pelajaran bagaimana manusia membuat perkawinan buatan ( al-talqīḥ al-ṣinā’i ) pada berbagai macam pohon bunga dan buah-buahan.
Dengan cara itu dapat dihasilkan bunga dengan buah yang banyak.
Bahkan dengan perkawinan silang antar beberapa jenis buah, dapat dihasilkan bunga yang lebih indah dan lebih banyak warna, serta buah yang lebih lezat atau lebih besar ukurannya.
Dari perkawinan buatan pada tumbuh-tumbuhan, manusia kemudian dapat mengembangkan perkawinan buatan pada beberapa binatang ternak seperti sapi, kambing, kuda, dan lain-lain.
Perkawinan buatan ini menghasilkan ternak yang lebih besar dan banyak dagingnya, serta lebih tahan terhadap penyakit.
Demikian jika manusia mau belajar dari petunjuk-petunjuk Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Nikmat Allah swt yang lain yang berhubungan dengan air yang diturunkan-Nya dari langit sebagaimana tersebut dalam ayat ini ialah: Allah menurunkan hujan dari langit, kemudian air itu dijadikan bagi manusia sebagai minuman yang dapat melepaskan dahaga, sebagaimana firman Allah swt:
اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَۗ ٦٨ ءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ ٦٩ لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ ٧٠
Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? ( al-Wāqi’ah/56: 68-70 )
Dan firman Allah swt:
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۚ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً طَهُوْرًا ۙ ٤٨ لِّنُحْيِ َۧ بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا وَّنُسْقِيَهٗ مِمَّا خَلَقْنَآ اَنْعَامًا وَّاَنَاسِيَّ كَثِيْرًا ٤٩
Dan Dialah yang meniupkan angin ( sebagai ) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya ( hujan ); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih, agar ( dengan air itu ) Kami menghidupkan negeri yang mati ( tandus ), dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, ( berupa ) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak.
( al-Furqān/25: 48-49 )
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah yang mengatur air hujan kapan diturunkan dan di kawasan mana sesuai dengan kehendak-Nya.
Akan tetapi, manusia bertugas mengatur pemakaian dan penyimpanan air di bumi supaya hujan yang merupakan rahmat itu tidak berubah menjadi bencana.
Dengan kehendak-Nya, Allah menganugerahkan air kepada manusia, sehingga mereka dapat minum, mencuci, mengairi sawah dan ladang, dan memberi minum binatang ternak.
Air itu mengairi sungai-sungai, danau-danau, dan lautan yang dapat dilayari manusia dan menjadi salah satu sumber rezeki dan kehidupan yang tidak habis-habisnya.
Jika Allah swt menghendaki, disimpan-Nya air itu di dalam tanah atau di perut bumi yang dapat digali dan dipompa oleh manusia yang memerlukannya, terutama pada musim kemarau.
Hal ini diterangkan Allah swt dalam firman-Nya yang lain
وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ ۚ ١٨
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.
( al-Mu’minūn/23: 18 )
Dan firman-Nya:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَلَكَهٗ يَنَابِيْعَ فِى الْاَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهٗ حُطَامًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِ ࣖ ٢١
Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat.
( az-Zumar/39: 21 )


Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

وأرسلنا الرياح لواقح فأنـزلنا من السماء ماء فأسقيناكموه وما أنتم له بخازنين

سورة: الحجر - آية: ( 22 )  - جزء: ( 14 )  -  صفحة: ( 263 )

transliterasi Indonesia

wa arsalnar-riyāḥa lawāqiḥa fa anzalnā minas-samā`i mā`an fa asqainākumụh, wa mā antum lahụ bikhāzinīn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia


Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, November 3, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب