Tafsir Surat Al-Mulk ayat 3 , Al-Ladhi Khalaqa Saba Samawatin Tibaqaan Ma Tara Fi

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al-Mulk ayat 3 | Al-Ladhi Khalaqa Saba Samawatin Tibaqaan Ma Tara Fi - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِن تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ﴾
[ الملك: 3]

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? [Mulk: 3]

Al-Ladhi Khalaqa Saba Samawatin Tibaqaan Ma Tara Fi Khalqi Ar-Rahmani Min Tafawutin Farjii Al-Basara Hal Tara Min Futurin

Tafsir Al-mokhtasar


Dia yang menciptakan tujuh langit.
Setiap langit berada di atas langit yang sebelumnya tanpa bersinggungan antara satu langit dengan langit yang lain.
Kamu tidak akan melihat -wahai manusia- pada ciptaan Allah ketimpangan atau ketidak teraturan.
Maka perhatikan lagi, adakah kamu lihat suatu retakan atau tidak rata? Sekali-kali kamu tidak akan melihat itu, akan tetapi kamu hanya akan melihat ciptaan yang teratur dan detail.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Yang menciptakan tujuh langit yang serasi dan akurat.
Kamu tak melihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Allah, Tuhan yang rahmat-Nya meliputi seluruh makhluk.
Lihatlah sekali lagi, adakah kamu dapatkan sesuatu yang tidak seimbang

Tafsir al-Jalalain


( Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis ) yakni sebagian di antaranya berada di atas sebagian yang lain tanpa bersentuhan.
( Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah ) pada tujuh langit yang berlapis-lapis itu atau pada makhluk yang lain ( sesuatu yang tidak seimbang ) yang berbeda dan tidak seimbang.
( Maka lihatlah berulang-ulang ) artinya lihatlah kembali ke langit ( adakah kamu lihat ) padanya ( keretakan? ) maksudnya retak dan berbelah-belah.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Yang menciptakan tujuh langit yang serasi dan akurat.
Kamu tak melihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Allah, Tuhan yang rahmat-Nya meliputi seluruh makhluk.
Lihatlah sekali lagi, adakah kamu dapatkan sesuatu yang tidak seimbang?

Tafsir Al-wajiz


Kuasa Allah menciptakan hidup dan mati dikaitkan dengan kuasa-Nya menciptakan alam raya.
Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis sangat serasi dan harmonis.
Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang aib atau tidak sempurna, pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih Tuhan yang rahmat-Nya mencakup seluruh wujud, baik pada ciptaan-Nya yang kecil maupun yang besar.
Maka lihatlah sekali lagi dan berulang-ulang disertai dengan berpikir yang keras, maka adakah kamu lihat atau menemukan padanya sesuatu yang cacat atau retak?

Tafsir Al-tahlili


Allah menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan seluruh langit secara bertingkat di alam semesta.
Tiap-tiap benda alam itu seakan-akan terapung kokoh di tengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa ada tali-temali yang mengikatnya.
Tiap-tiap langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas begitu banyak planet yang tidak terhitung jumlahnya.
Tiap-tiap planet berjalan mengikuti garis edar yang telah ditentukan baginya.
Allah berfirman:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۗ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ ١٠
Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung ( di permukaan ) bumi agar ia ( bumi ) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi.
Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
( Luqmān/31: 10 ).
Semua benda langit beserta bintang-bintang yang terdapat di dalamnya tunduk dan patuh mengikuti ketentuan dan hukum yang ditetapkan Allah baginya.
Semuanya tetap seperti itu sampai pada waktu yang ditentukan baginya.
Allah berfirman:
اَللّٰهُ الَّذِيْ رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ يُدَبِّرُ الْاَمْرَ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّكُمْ تُوْقِنُوْنَ ٢
Allah yang meninggikan langit tanpa tiang ( sebagaimana ) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy.
Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan.
Dia mengatur urusan ( makhluk-Nya ), dan menjelaskan tanda-tanda ( kebesaran-Nya ), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.
( ar-Ra’d/13: 2 )
Menurut ilmu Astronomi, di jagat raya yang luasnya tiada terhingga itu, terdapat galaksi-galaksi atau gugusan-gugusan bintang yang di dalamnya terdapat miliaran bintang yang tiada terhitung jumlahnya.
Bintang-bintang yang berada di dalam setiap galaksi itu ada yang kecil seperti bumi dan ada pula yang besar seperti matahari, dan bahkan banyak yang lebih besar lagi.
Setiap galaksi mempunyai sistem yang teratur rapi, yang tidak terlepas dari sistem ruang angkasa seluruhnya.
Adanya daya tarik-menarik yang terdapat pada setiap planet, menyebabkan planet-planet itu tidak jatuh dan tidak berbenturan antara yang satu dengan yang lain, sehingga ia tetap terapung dan beredar pada garis edarnya masing-masing di angkasa.
Bila dihubungkan pengertian ayat tersebut dengan yang dijelaskan ilmu Astronomi, maka yang dimaksud dengan tingkat-tingkat langit yang banyak itu ialah galaksi-galaksi.
Sedang angka tujuh dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jumlahnya banyak.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan tingkat langit yang tujuh itu adalah galaksi-galaksi yang banyak terdapat di langit.
Sementara itu, ada pula ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “ tujuh lapisan langit ” ialah tujuh bintang yang berada di sekitar matahari, dan ada pula ahli tafsir yang tidak mau menafsirkannya.
Mereka menyerahkannya kepada Allah karena hal itu ada pada pengetahuan-Nya yang belum diketahui dengan pasti oleh manusia.
Demikianlah gambaran umum keadaan sistem galaksi-galaksi.
Mengenai keadaan setiap planet yang tidak terhitung banyaknya itu, seperti bagaimana sifat dan tabiatnya, apa yang terkandung di dalamnya, bagaimana bentuknya secara terperinci, dan sebagainya masih sangat sedikit yang diketahui manusia.
Hal itu pun hanya sekelumit kecil dari pengetahuan tentang galaksi itu.
Seperti mengenai penciptaan “ langit ” yang tujuh lapis terdapat pada beberapa ayat lainnya, seperti al-Baqarah/2: 29, al-An‘ām/6: 125, Nūḥ/71: 15, dan an-Naba’/78: 12.
Menurut para saintis, kata langit dapat ditafsirkan sebagai langit bumi yang berupa atmosfer atau langit alam semesta.
Apabila langit bumi, ternyata bahwa atmosfer dibagi dalam tujuh lapisan.
Dan masing-masing lapisan mempunyai tugas dan fungsi melindungi bumi.
Pembagian atmosfer menjadi tujuh lapis didasarkan pada perbedaan kandungan kimia dan suhu udara.
Ketujuh lapisan tersebut dinamakan: Troposfer, Stratosfer, lapisan-lapisan Mesosfer, Thermosfer, Exosfer, Ionosfer, dan Magnetosfer.
Dalam Surah Fuṣṣilat/41 ayat 11-12 dinyatakan bahwa tiap lapis langit mempunyai urusannya sendiri-sendiri.
Hal ini dikonfirmasi ilmu pengetahuan, misal ada lapisan yang bertugas untuk membuat hujan, mencegah kerusakan akibat radiasi, memantulkan gelombang radio, sampai dengan lapisan yang mencegah agar meteor tidak merusak bumi.
Akan tetapi, dengan adanya ayat 5 pada surah yang sama ( al-Mulk/67: 5 ), tampaknya yang dimaksudkan dengan langit bukanlah langit atmosfer, melainkan langit semesta.
Bunyi ayat tersebut demikian:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ ٥
Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya ( bintang-bintang itu ) sebagai alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.
( al-Mulk/67: 5 )
Dinyatakan secara jelas bahwa pada “ langit yang dekat ” ( mungkin dapat ditafsirkan sebagai lapis langit pertama ) dihiasi oleh bintang-bintang.
Kata yang digunakan bukan bintang ( bentuk tunggal yang dapat menunjuk pada matahari sebagai bintang dalam tata surya ), akan tetapi bintang-bintang ( bentuk jamak ).
Dengan demikian “ langit yang dekat ” adalah seluruh galaksi yang kita ketahui saat ini.
Apabila demikian halnya, apa yang dinyatakan dalam Al-Qur’an mengenai hal ini, sama sekali belum dapat dijangkau oleh temuan ilmu pengetahuan.
Berkaitan dengan itu, adalah suatu hal yang sangat sombong jika seorang manusia mengakui tahu segala sesuatu.
Betapa pun luasnya pengetahuan seseorang, masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan pengetahuan Allah.
Apabila seseorang mengumpamakan dirinya sebagai bumi, kemudian melihat dirinya terletak di antara planet-planet yang banyak itu, tentu akan merasa bahwa dirinya sebenarnya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang beraneka ragam bentuk dan coraknya yang tiada terhitung jumlahnya.
Allah lalu memerintahkan manusia memandang dan memperhatikan langit dan bumi beserta isinya, serta mempelajari sifat-sifatnya.
Misalnya, perhatikanlah matahari bersinar dan bulan bercahaya, sampai di mana manfaat dan faedah sinar dan cahaya itu bagi kehidupan seluruh makhluk yang ada.
Perhatikanlah binatang ternak yang digembalakan di padang rumput, tumbuh-tumbuhan yang menghijau, gunung-gunung yang tinggi kokoh menjulang yang menyejukkan mata orang yang memandangnya; laut yang terhampar luas membiru; langit dan segala isinya.
Semuanya tumbuh, berkembang, tetap dalam kelangsungan hidup dan wujudnya, serta berkesinambungan dan mempunyai sistem, hukum, dan peraturan yang sangat rapi.
Sistem itu tidak terlepas dari sistem hukum dan peraturan yang lebih besar daripadanya yaitu yang berlaku pada seluruh alam yang fana ini.
Cobalah pikirkan dan renungkan, apakah ada cacat atau cela pada makhluk yang diciptakan Allah, demikian juga pada sistem, hukum dan peraturan yang berlaku padanya? Mahabesar dan Maha Pencipta Allah, Tuhan seru sekalian alam, tiada suatu cacat atau cela pun terdapat pada makhluk yang diciptakan-Nya.
Kemudian seolah-olah Allah melanjutkan pertanyaan-Nya kepada manusia apakah mereka masih ragu tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya? Apakah manusia masih ragu tentang sistem, hukum, dan peraturan yang dibuat untuk makhluk-Nya, termasuk di dalamnya mereka sendiri? Jika masih ragu, manusia diperintahkan untuk memperhatikan, merenungkan, dan mempelajari kembali dengan sebenar-benarnya.
Apakah mereka masih mendapatkan dalam ciptaan Allah itu sebagian yang tidak sempurna?
Dari pertanyaan yang dikemukakan ayat ini, dapat dipahami bahwa seakan-akan Allah menantang manusia, agar mencari ( kalau ada ) sedikit saja kekurangan dan ketidaksempurnaan pada ciptaan-Nya.
Seandainya ada kekurangan, cacat, dan cela dalam ciptaan Allah, maka manusia pantas untuk mengingkari keesaan dan kekuasaan-Nya.
Akan tetapi, mereka kagum dan mengakui kerapian ciptaan Allah itu, bahkan mereka mengakui kelemahan mereka.
Jika demikian halnya, maka keingkaran mereka itu bukanlah ditimbulkan karena ketidakpercayaan mereka kepada Allah, tetapi semata-mata karena kesombongan dan keangkuhan mereka semata.


Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

الذي خلق سبع سموات طباقا ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت فارجع البصر هل ترى من فطور

سورة: الملك - آية: ( 3 )  - جزء: ( 29 )  -  صفحة: ( 562 )

transliterasi Indonesia

allażī khalaqa sab'a samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut, farji'il-baṣara hal tarā min fuṭụr



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?
  2. Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan.
  3. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu
  4. Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka
  5. Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan
  6. Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang
  7. (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah)
  8. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,
  9. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
  10. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya".

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Tuesday, May 14, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب