Tafsir Surat Al-Waqiah ayat 69 , Aantum Anzaltumuhu Mina Al-Muzni Am Nahnu Al-Munziluna
Tafsir Al-mokhtasar
Apakah kalian yang menurunkannya dari awan di langit ataukah Kami yang menurunkannya?
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Tidakkah kalian melihat air tawar yang kalian minum? Kaliankah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya, sebagai perwujudan kasih sayang Kami kepada kalian?( 1 ) ( 1 ) Kata al-muzn dalam bahasa Arab berarti ’awan yang menurunkan hujan’.
Untuk terjadinya hujan diperlukan keadaan cuaca tertentu yang berada di luar kemampuan manusia, seperti adanya angin dingin yang berhembus di atas angin panas, atau keadaan cuaca yang tidak stabil.
Adapun hujan buatan yang kita kenal itu sampai saat ini masih merupakan percobaan yang persentase keberhasilannya masih sangat kecil, di samping masih memerlukan beberapa kondisi alam tertentu juga
Tafsir al-Jalalain
( Kaliankah yang menurunkannya dari awan ) lafal Muzni adalah bentuk jamak dari lafal Muznatun, artinya awan yang membawa air hujan ( ataukah Kami yang menurunkannya ).
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Tidakkah kalian melihat air tawar yang kalian minum? Kaliankah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya, sebagai perwujudan kasih sayang Kami kepada kalian?( 1 ) ( 1 ) Kata al-muzn dalam bahasa Arab berarti 'awan yang menurunkan hujan'.
Untuk terjadinya hujan diperlukan keadaan cuaca tertentu yang berada di luar kemampuan manusia, seperti adanya angin dingin yang berhembus di atas angin panas, atau keadaan cuaca yang tidak stabil.
Adapun hujan buatan yang kita kenal itu sampai saat ini masih merupakan percobaan yang persentase keberhasilannya masih sangat kecil, di samping masih memerlukan beberapa kondisi alam tertentu juga.
Tafsir Al-wajiz
68-70.
Pernahkah pula kamu memperhatikan air yang kamu minum tiap hari? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan air itu? Ketahuilah, kalau Kami kehendaki niscaya Kami menjadikannya asin sehingga tidak layak minum.
Maka, mengapakah kamu tidak bersyukur atas anugerah Allah yang besar itu?
Tafsir Al-tahlili
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum.
Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya.
Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari.
Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut.
Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus.
Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meter pun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar airnya.
Bila tidak ada air, rumput pun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang.
Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternak pun tidak ada.
Tidak akan ada ayam, tidak akan ada kerbau dan sapi, tidak akan ada kambing dan domba.
Sebab hidup memerlukan makan dan minum.
Kalau tidak ada yang dimakan, dan tidak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tidak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tidak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? Dan apakah yang akan diminum?
Jika air dijadikan Tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tidak dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi tanaman.
Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air?
Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dia-lah yang menurunkan hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya:
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ ١٠ يُنْۢبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُوْنَ وَالنَّخِيْلَ وَالْاَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ١١
Dialah yang telah menurunkan air ( hujan ) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya ( menyuburkan ) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.
Dengan ( air hujan ) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda ( kebesaran Allah ) bagi orang yang berpikir.
( an-Naḥl/16: 10-11 )
Dalam hubungan ini terdapat hadis yang berbunyi:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا شَرِبَ الْمَاءَ قَالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ سَقَانَا عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا أُجَاجًا بِذُنُوْبِناَ.
( رواه ابن أبى حاتم عن أبي جعفر )
Sesungguhnya Nabi saw apabila selesai minum, beliau mengucapkan, “ Segala puji bagi Allah yang telah memberikan minuman kepada kita air tawar yang menyegarkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikannya asin karena dosa kita. ” ( Riwayat Ibnu Abī Ḥātim dari Abū Ja‘far )
Menurut kajian ilmiah, air yang dapat diminum dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia adalah air yang mempunyai kandungan garam dan unsur-unsur terlarut cukup dan seimbang, serta tidak mengandung zat yang beracun.
Air yang mengandung jumlah garam dan unsur-unsur terlarut yang melebihi keperluan, misalnya air laut, bila diminum berbahaya bagi kesehatan dan dapat merusak organ-organ tubuh.
Pemerintah setiap negara biasanya memiliki peraturan yang memberikan batasan tentang air yang bisa diminum berdasarkan hasil analisis kandungan unsur-unsur yang terlarut.
Air yang bisa diminum biasa dicirikan dengan warna yang jernih, aroma yang segar dan rasanya yang enak ( lihat pula: al-Furqān/25: 48 ).
Air yang bisa diminum adalah air yang berada di daratan yang berasal dari air hujan.
Air laut tidak layak untuk diminum kecuali yang telah diolah melalui destilasi atau ultrafiltrasi.
Ayat ini pun menegaskan kembali bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan.
Meskipun sekarang telah berkembang teknologi untuk melakukan hujan buatan, tetapi teknologi ini hanya dapat diterapkan pada kondisi atmosfir tertentu yang terjadi di luar kendali manusia, syarat terpenting di antaranya adalah tersedianya uap air dalam jumlah yang memadai di udara.
Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,
- Mereka mendustakan mukjizat Kami semuanya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Maha Perkasa
- Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka,
- Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh
- Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan.
- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
- Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.
- Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
- Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara
- Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Sunday, December 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب