Tafsir Surat Abasa ayat 1 , Abasa Wa Tawalla

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Abasa ayat 1 | Abasa Wa Tawalla - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ﴾
[ عبس: 1]

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, [Abasa: 1]

Abasa Wa Tawalla

Tafsir Al-mokhtasar


Rasulullah -ṣallallāhu ’alaihi wa sallam- mengerutkan wajahnya dan beliau berpaling.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

ABASA ( IA BERMUKA MASAM ) Pendahuluan: Makkiyyah, 42 ayat ~ Surat ’Abasa dimulai dengan sebuah kritikan terhadap Nabi Muhammad saw.
saat dirinya berpaling dari seorang sahabat tunanetra, bernama Ibn Umm Maktûm, yang sangat berharap mendapatkan ilmu dan petunjuk dari Nabi.
Saat itu, Rasulullah sedang sibuk menerima tamu dari kalangan pembesar Quraisy dengan harapan mereka akan memberikan respon yang baik atas ajakan dan dakwah beliau.
Diharapkan, melalui para pemuka kaum itu, akan semakin bertambah kalangan yang akan memeluk agama Islam.
Ayat-ayat berikutnya mengingatkan manusia akan nikmat-nikmat Tuhan yang diberikan kepada mereka semenjak lahir hingga ajal tiba.
Sedang bagian akhir surat ’Abasa ini membicarakan tentang peristiwa hari kiamat.
Ditegaskan dalam beberapa ayat bahwa manusia, kelak, hanya terpilah menjadi dua golongan saja.
Pertama, orang-orang beriman yang bersukacita dan, kedua, orang-orang kafir pembuat kejahatan.]] Roman muka Nabi Muhammad telah berubah dan menampakkan kebencian seraya memalingkan diri

Tafsir al-Jalalain


( Dia telah bermuka masam ) yakni Nabi Muhammad telah bermuka masam ( dan berpaling ) yaitu memalingkan mukanya karena,

Tafseer Muntakhab - Indonesian

[ [80 ~ 'ABASA ( IA BERMUKA MASAM ) Pendahuluan: Makkiyyah, 42 ayat ~ Surat 'Abasa dimulai dengan sebuah kritikan terhadap Nabi Muhammad saw.
saat dirinya berpaling dari seorang sahabat tunanetra, bernama Ibn Umm Maktûm, yang sangat berharap mendapatkan ilmu dan petunjuk dari Nabi.
Saat itu, Rasulullah sedang sibuk menerima tamu dari kalangan pembesar Quraisy dengan harapan mereka akan memberikan respon yang baik atas ajakan dan dakwah beliau.
Diharapkan, melalui para pemuka kaum itu, akan semakin bertambah kalangan yang akan memeluk agama Islam.
Ayat-ayat berikutnya mengingatkan manusia akan nikmat-nikmat Tuhan yang diberikan kepada mereka semenjak lahir hingga ajal tiba.
Sedang bagian akhir surat 'Abasa ini membicarakan tentang peristiwa hari kiamat.
Ditegaskan dalam beberapa ayat bahwa manusia, kelak, hanya terpilah menjadi dua golongan saja.
Pertama, orang-orang beriman yang bersukacita dan, kedua, orang-orang kafir pembuat kejahatan.
]] Roman muka Nabi Muhammad telah berubah dan menampakkan kebencian seraya memalingkan diri,

Tafsir Al-wajiz


Jika bagian akhir Surah an-Nziat menjelaskan tugas Nabi sebagai pemberi peringatan tentang hari kiamat, maka pada permulaan Surah Abasa Allah menyebutkan siapa yang akan mendapatkan manfaat dari peringatan tersebut.
Disebutkan bahwa seorang pria buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum, anak paman Khadijah, menghadap Nabi untuk meminta petunjuk.
Ketika itu Nabi tengah berdakwah kepada para pemuka Quraisy.
Nabi kurang berkenan dengan kedatangannya.
Muka Nabi menjadi masam.
Atas perilaku tersebut Allah menegurnya dengan halus.
Teguran ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukanlah perkataan Nabi melainkan kalamullah.
Dengan teguran itu Allah menghendaki agar Nabi Muhammad melakukan hal yang lebih utama, yaitu memperhatikan orang yang sungguh-sungguh mencari kebenaran dan berpegang teguh dengan Islam.
Dia, Nabi Muhammad, berwajah masam karena kedatangan Ibnu Ummi Maktum, dan berpaling darinya untuk melanjutkan pembicaraan dengan pemuka Quraisy.

Tafsir Al-tahlili


Pada permulaan Surah ‘Abasa ini, Allah menegur Nabi Muhammad yang bermuka masam dan berpaling dari ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm yang buta, ketika sahabat ini menyela pembicaraan Nabi dengan beberapa tokoh Quraisy.
Saat itu ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm bertanya dan meminta Nabi saw untuk membacakan dan mengajarkan beberapa wahyu yang telah diterima Nabi.
Permintaan itu diulanginya beberapa kali karena ia tidak tahu Nabi sedang sibuk menghadapi beberapa pembesar Quraisy.
Sebetulnya Nabi saw sesuai dengan skala prioritas sedang menghadapi tokoh-tokoh penting yang diharapkan dapat masuk Islam karena hal ini akan mempunyai pengaruh besar pada perkembangan dakwah selanjutnya.
Maka adalah manusiawi jika Nabi saw tidak memperhatikan pertanyaan ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm, apalagi telah ada porsi waktu yang telah disediakan untuk pembicaraan Nabi dengan para sahabat.
Tetapi Nabi Muhammad sebagai manusia terbaik dan contoh teladan utama bagi setiap orang mukmin ( uswah ḥasanah ), maka Nabi tidak boleh membeda-bedakan derajat manusia.
Dalam menetapkan skala prioritas juga harus lebih memberi perhatian kepada orang kecil apalagi memiliki kelemahan seperti ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm yang buta dan tidak dapat melihat.
Maka seharusnya Nabi lebih mendahulukan pembicaraan dengan ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm daripada dengan para tokoh Quraisy.
Dalam peristiwa ini Nabi saw tidak mengatakan sepatah katapun kepada ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm yang menyebabkan hatinya terluka, tetapi Allah melihat raut muka Nabi Muhammad saw yang masam itu dan tidak mengindahakan Ummi Maktūm yang menyebabkan dia tersinggung.
Hikmah adanya teguran Allah kepada Nabi Muhammad juga memberi bukti bahwa Al-Qur’an bukanlah karangan Nabi, tetapi betul-betul firman Allah.
Teguran yang sangat keras ini tidak mungkin dikarang sendiri oleh Nabi.
‘Abdullāh bin Ummi Maktūm adalah seorang yang bersih dan cerdas.
Apabila mendengarkan hikmah, ia dapat memeliharanya dan membersihkan diri dari kebusukan kemusyrikan.
Adapun para pembesar Quraisy itu sebagian besar adalah orang-orang yang kaya dan angkuh sehingga tidak sepatutnya Nabi terlalu serius menghadapi mereka untuk diislamkan.
Tugas Nabi hanya sekadar menyampaikan risalah dan persoalan hidayah semata-mata berada di bawah kekuasaan Allah.
Kekuatan manusia itu harus dipandang dari segi kecerdasan pikiran dan keteguhan hatinya serta kesediaan untuk menerima dan melaksanakan kebenaran.
Adapun harta, kedudukan, dan pengaruh kepemimpinan bersifat tidak tetap, suatu ketika ada dan pada saat yang lain hilang sehingga tidak bisa diandalkan.
Nabi sendiri setelah ayat ini turun selalu menghormati ‘Abdullāh bin Ummi Maktūm dan sering memuliakannya melalui sabda beliau, “ Selamat datang kepada orang yang menyebabkan aku ditegur oleh Allah.
Apakah engkau mempunyai keperluan? ”


Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

عبس وتولى

سورة: عبس - آية: ( 1 )  - جزء: ( 30 )  -  صفحة: ( 585 )

transliterasi Indonesia

'abasa wa tawallā



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun,
  2. Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.
  3. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu
  4. Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan
  5. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
  6. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
  7. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum
  8. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
  9. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan
  10. yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka".

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Monday, April 29, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب