Tafsir Surat Al Imran ayat 191 , Al-Ladhina Yadhkuruna Allaha Qiyamaan Wa Quudaan Wa Ala

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat Al Imran ayat 191 | Al-Ladhina Yadhkuruna Allaha Qiyamaan Wa Quudaan Wa Ala - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾
[ آل عمران: 191]

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [Al Imran: 191]

Al-Ladhina Yadhkuruna Allaha Qiyamaan Wa Quudaan Wa Ala Junubihim Wa Yatafakkaruna Fi Khalqi As-Samawati Wa Al-Arđi Rabbana Ma Khalaqta Hadha Batilaan Subhanaka Faqina Adhaba An-Nari

Tafsir Al-mokhtasar


Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun.
Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring.
Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi.
Mereka pun berkata, “Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan makhluk yang sangat besar ini untuk bersenda gurau.
Mahasuci Engkau dari senda gurau.
Maka jauhkanlah kami dari azab Neraka, dengan cara Engkau bimbing kami kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan Engkau lindungi kami dari perbuatan-perbuatan yang buruk.


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Telah menjadi ciri Ulû al-Albâb bahwa mereka selalu merenungkan keagungan dan kebesaran Allah dalam hati di mana pun mereka berada, dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring.
Mereka selalu merenungkan penciptaan langit dan bumi, dan keunikan yang terkandung di dalamnya sambil berkata, "Tuhanku, tidak Engkau ciptakan jagat ini tanpa ada hikmah yang telah Engkau tentukan di balik itu.
Engkau tersucikan dari sifat-sifat serba kurang, bahkan ciptaan-Mu itu sendiri adalah bukti kekuasaan dan hikmah-Mu.
Hindarkanlah kami dari siksa neraka, dan berilah kami taufik untuk menaati segala perintah-Mu

Tafsir al-Jalalain


( Yakni orang-orang yang ) menjadi ’na`at’ atau badal bagi yang sebelumnya ( mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring ) artinya dalam keadaan bagaimana pun juga sedang menurut Ibnu Abbas mengerjakan salat dalam keadaan tersebut sesuai dengan kemampuan ( dan mereka memikirkan tentang kejadian langit dan bumi ) untuk menyimpulkan dalil melalui keduanya akan kekuasaan Allah, kata mereka: ( "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau ciptakan ini ) maksudnya makhluk yang kami saksikan ini ( dengan sia-sia ) menjadi hal sebaliknya semua ini menjadi bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu ( Maha Suci Engkau ) artinya tidak mungkin Engkau akan berbuat sia-sia ( maka lindungilah kami dari siksa neraka. )

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Telah menjadi ciri Ulû al-Albâb bahwa mereka selalu merenungkan keagungan dan kebesaran Allah dalam hati di mana pun mereka berada, dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring.
Mereka selalu merenungkan penciptaan langit dan bumi, dan keunikan yang terkandung di dalamnya sambil berkata, "Tuhanku, tidak Engkau ciptakan jagat ini tanpa ada hikmah yang telah Engkau tentukan di balik itu.
Engkau tersucikan dari sifat-sifat serba kurang, bahkan ciptaan-Mu itu sendiri adalah bukti kekuasaan dan hikmah-Mu.
Hindarkanlah kami dari siksa neraka, dan berilah kami taufik untuk menaati segala perintah-Mu.

Tafsir Al-wajiz


Orang-orang berakal yaitu orang-orang yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah, merenungkan keindahan ciptaan-Nya, kemudian dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat kauniyah yang terbentang di jagat raya ini, seraya berzikir kepada Allah dengan hati, lisan, dan anggota tubuh.
Mereka mengingat Allah sambil berdiri dan berjalan dengan melakukan aktivitas kehidupan.
Mereka berzikir kepada-Nya seraya duduk di majelis-majelis zikir atau masjid, atau berzikir kepada-Nya dalam keadaan berbaring menjelang tidur dan saat istirahat setelah beraktivitas, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sebagai bukti kekuasaan Allah yang Mahaagung seraya berkata, “Ya Tuhan kami! Kami bersaksi bahwa tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia melainkan mempunyai hikmah dan tujuan di balik ciptaan itu semua.
Mahasuci Engkau, kami bersaksi tiada sekutu bagi-Mu.
Kami mohon kiranya Engkau melimpahkan taufik agar kami mampu beramal saleh dalam rangka menjalankan perintah-Mu, dan lindungilah kami dari murka-Mu sehingga kami selamat dari azab neraka.

Tafsir Al-tahlili


Salah satu ciri khas bagi orang berakal yang merupakan sifat khusus manusia dan kelengkapan ini dinilai sebagai makhluk yang memiliki keunggulan dibanding makhluk lain, yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah, ia selalu menggambarkan kebesaran Allah, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya.
Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik pada waktu ia berdiri, duduk atau berbaring.
Tidak ada satu waktu dan keadaan dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah.
Dengan berulang-ulang direnungkan hal-hal tersebut secara mendalam, sesuai dengan sabda Nabi saw, “ Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah, dan jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat-Nya.
Akhirnya setiap orang yang berakal akan mengambil kesimpulan dan berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat.
Mahasuci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan-bukan yang ditujukan kepada Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-orang yang tidak beriman.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang, sungguh merupakan fenomena yang sangat kompleks, yang terus menerus menjadi obyek penelitian umat manusia, sejak awal lahirnya peradaban manusia.
Dalam beberapa surah, antara lain Surah al-A‘rāf/7 ayat 54, disebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi berlangsung dalam waktu enam masa ( lihat pula Telaah Ilmiah Surah al-A‘rāf/7:54 ).
Begitu kompleksnya penciptaan langit dan bumi yang berlangsung dalam enam masa telah dijelaskan oleh Dr.Achmad Marconi ( lihat: Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur’an dan Sains Modern, Pustaka Jaya, 2003 ) sebagai berikut: Kata ayyam adalah bentuk jamak dari yaum.
Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan keadaan terangnya siang, ditafsirkan sebagai ‘masa’.
Sedang bentuk jamaknya: ayyam, dapat berarti ‘beberapa hari’ dan bahkan dapat berarti ‘waktu yang lama’.
Dilihat dari penggunaan kata ayyam pada ayat di atas menunjukkan sifat relatif waktu dengan memperbandingkan waktu manusia dengan waktu yang berlaku bagi gerak energi-materi alam semesta.
Oleh Abdullah Yusuf Ali, ( The Holy Qur’an, Text, Translation and Commentary,1934 ), kata yaum ( bentuk tunggal dari ayyam ) disetarakan dengan kata dalam bahasa Inggris age atau aeon.
Oleh Abdus Su‘ud, ahli tafsir abad ke-16, kata yaum disetarakan dengan pengertian “peristiwa ”
atau naubat.
Lebih tepat bila kata yaum diterjemahkan sebagai “ tahap ” atau periode atau masa.
Dengan demikian kalimat fī sittati ayyam dalam ayat-54 Surah al-A‘rāf/7 di atas, tepat untuk diterjemahkan sebagai ‘dalam enam masa’.
Marconi ( 2003 ) menjelaskan keenam masa tersebut adalah: Masa Pertama, Sejak ‘Dentuman Besar’ ( Big Bang ) dari Singularity, sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal ( Superforce ), ruang-waktu mulai memisah.
Namun Kontinuum Ruang-Waktu yang lahir masih berujud samar-samar, di mana energi-materi dan ruang-waktu tidak jelas bedanya.
Masa Kedua, massa terbentuknya inflasi Jagad Raya, namun Jagad Raya ini masih belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup ( Sup Kosmos ).
Gaya Nuklir-Kuat memisahkan diri dari Gaya Elektro-Lemah, serta mulai terbentuknya materi-materi fundamental: quarks, antiquarks, dsb.
Jagad Raya mulai mengembang.
Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini.
Gaya Nuklir-Lemah mulai terpisah dari Gaya Elektromagnetik.
Inti-inti atom seperti proton, netron, dan meson tersusun dari quark-quark ini.
Masa ini dikenal sebagai masa pembentukan inti-inti atom ( Nucleosyntheses ).
Ruang, waktu serta materi dan energi, mulai terlihat terpisah.
Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk, namun masih dalam keadaan bebas, belum terikat oleh inti-atom untuk membentuk atom yang stabil.
Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan Jagad Raya, terus mengembang dan mulai nampak transparan.
Masa Keenam, Jagad raya terus mengembang, atom-atom mulai membentuk aggregat menjadi molekul-molekul, makro-molekul, kemudian membentuk proto-galaksi, galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata surya-tata surya, dan planet-planet.
Demikian pula silih bergantinya malam dan siang, merupakan fenomena yang sangat kompleks.
Fenomena ini melibatkan ‘rotasi bumi’ ( yaitu bumi berputar pada sumbunya ), seraya ‘mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring’.
Dalam fenomena fisika bumi berkitar ( precession ) mengelilingi matahari.
Jadi silih bergantinya malam dan siang terjadi karena adanya gerakan rotasi bumi yang berkitar mengelilingi sebuah bintang, yaitu matahari.
Karena gerakannya miring, gerakan perkitaran bumi mengelilingi matahari juga memberikan dampak musim yang berbeda-beda, tergantung dari posisi tempat di bumi terhadap matahari.
Selain itu rotasi bumi dalam berkitar mengelilingi matahari, distabilkan oleh bulan yang berputar mengelilingi bumi, dalam istilah astronomi, bulan memberikan rotational dynamic stability pada rotasi bumi yang berkitar mengelilingi matahari.
Planet-planet lain yang juga mengelilingi matahari, memberikan pula rotational dinamic stability kepada perkitaran bumi terhadap matahari, Subhanallah! Terbukti bahwa eksistensi bulan sangat diperlukan agar precession ( perkitaran ) bumi pada sumbunya stabil.
Bulan memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 10-100 tahun, sedang Venus dan Mars memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 100-500 tahun.
Sedang planet Jupiter dan Saturnus, juga ikut memberikan rotational dynamic stability terhadap bumi kita ini, selain juga bertindak sebagai shield ( perisai ) bagi bumi terhadap hamburan meteor yang akan membentur bumi ( komunikasi personal dengan Prof.
Dr.
Ir.
Said D.
Jenie, pakar Mekanika Benda Langit ITB )
( lihat juga Telaah Ilmiah Surah al-An‘ām, ayat 96 ).
Jelaslah, begitu kompleksnya fenomena ciptaan Allah swt.
tentang ‘Penciptaan Langit dan Bumi, serta silih bergantinya malam dan siang’ ini.
Hanya para ilmuwan dan filosof yang sangat ulung dan tekun serta tawaḍu’, yang akan mampu menyingkap rahasia alam ini.
Merekalah yang disebut sebagai Ulil Albāb pada ayat di atas.
Penciptaan Langit dan Bumi sangat kompleks, dan baru ‘sedikit’ yang diketahui manusia tentang itu.
Silih bergantinya malam pun juga sangat kompleks.
Dalam era modern ini, ilmu pengetahuan telah mampu menyingkap bahwa bulan, planet Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, semuanya memberikan pengaruh berupa rotational dynamic stability pada rotasi bumi dalam berkitar mengelilingi matahari itu.
Mereka inilah ( para ulil albāb ) yang sampai kepada kesimpulan: “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka ”
.


(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السموات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار

سورة: آل عمران - آية: ( 191 )  - جزء: ( 4 )  -  صفحة: ( 75 )

transliterasi Indonesia

allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
  2. Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.
  3. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
  4. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
  5. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
  6. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
  7. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa.
  8. Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat
  9. Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan sedang orang-orang kafir Mekah itu belum sampai menerima
  10. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب