Tafsir Surat Ya-Sin ayat 21 , Attabiu Man La Yasalukum Ajraan Wa Hum Muhtaduna
Tafsir Al-mokhtasar
Wahai kaumku! Ikutilah orang yang tidak meminta balasan dari kalian terkait apa yang telah mereka sampaikan kepada kalian.
Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah tentang apa yang mereka sampaikan kepada kalian dari Allah, yaitu wahyu-Nya.
Barangsiapa yang demikian maka dia harus diikuti.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Ikutilah para rasul yang tidak menuntut imbalan atas segala nasihat dan ajakan mereka kepada kalian.
Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dan mendatangkan kebaikan, jika kalian mengikuti petunjuk mereka ke jalan kebaikan dan kemenangan
Tafsir al-Jalalain
( Ikutilah ) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal yang sama pada ayat sebelumnya ( orang yang tiada minta balasan kepada kalian ) atas misi risalah yang disampaikannya itu ( dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk ) lalu dikatakan kepadanya, "Kamu seagama dengan mereka."
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Ikutilah para rasul yang tidak menuntut imbalan atas segala nasihat dan ajakan mereka kepada kalian.
Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dan mendatangkan kebaikan, jika kalian mengikuti petunjuk mereka ke jalan kebaikan dan kemenangan.
Tafsir Al-wajiz
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan apa pun kepadamu atas dakwah mereka itu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah.
Ayat ini menegaskan pentingnya ketulusan dalam menjalankan setiap aktivitas dan tidak mengharapkan apalagi meminta imbalan materi.
Tafsir Al-tahlili
Laki-laki itu menjelaskan bahwa ketiga utusan yang mendakwahkan kebenaran itu tidak mengharapkan balas jasa sama sekali atas jerih payahnya menyampaikan risalah itu.
Mereka memperoleh petunjuk dari Allah bahwa yang seharusnya disembah itu adalah Allah Yang Maha Esa, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Laki-laki yang bernama Ḥabīb an-Najjār itu datang dari jauh untuk menjelaskan kepada penduduk Antakia bahwa ia memberikan pelajaran dan pengajaran kepada mereka, setelah ia meyakini apa yang disampaikannya merupakan sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri dan mereka.
Mengapa ia tidak menyembah Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakannya, dan kepada-Nya akan kembali semua yang hidup ini? Di sanalah mereka akan menerima segala ganjaran perbuatan mereka.
Orang yang berbuat baik pasti menikmati hasil kebaikannya, sedangkan yang berbuat jahat, sudah barang tentu tidak sanggup melepaskan diri dari azab sebagai balasannya.
Penegasan di atas adalah sebagai jawaban dari pertanyaan kaumnya yang tidak mau beriman.
Menurut Ḥabīb, tidak pantas ia mencari tuhan selain daripada Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan yang mereka puja adalah tuhan yang tidak sanggup memberi manfaat atau menolak mudarat, tidak mendengar dan melihat, serta tidak bisa memberi pertolongan ( syafaat ).
Tuhan-tuhan itu sudah barang tentu tidak dapat menghindarkan mereka dari azab Allah, walaupun mereka telah menyembahnya.
Oleh karena itu, bila ia turut serta menyembah apa yang mereka sembah selain dari Tuhan Yang Maha Esa, sungguh ia telah menempuh jalan yang sesat.
Kalau ia menyembah patung yang terbuat dari batu atau makhluk-makhluk lainnya, yang sama sekali tidak mungkin mendatangkan manfaat atau menolak mudarat, bukankah itu berarti ia sudah berada dalam kesesatan?
Laki-laki yang datang dari jauh itu mengakhiri nasihatnya dengan me-negaskan di hadapan kaumnya kepada ketiga utusan itu tentang pendiriannya yang sejati.
Ia berkata, “ Dengarlah wahai utusan-utusan Nabi Isa, aku beriman kepada Tuhanmu yang telah mengutus kamu.
Oleh karena itu, saksikanlah dan dengarkanlah apa yang aku ucapkan ini ”.
Menurut riwayat, setelah Ḥabīb mengumandangkan pendiriannya, kaum kafir itu lalu melemparinya dengan batu.
Sekujur tubuhnya mengeluarkan darah.
Akhirnya Ḥabīb meninggal dalam keadaan syahid menegakkan kebenaran.
Ada pula riwayat yang mengatakan bahwa kedua kakinya ditarik ke arah yang berlawanan sampai sobek sehingga dari arah duburnya memancar darah segar.
Ia gugur dalam melaksanakan tugasnya.
Sebelum menemui ajalnya, pahlawan tersebut masih sempat berdoa kepada Allah, “ Ya Allah tunjukilah kaumku, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui. ”
Pada saat hari Kebangkitan tiba, Allah memerintahkan kepada Ḥabīb, “ Masuklah engkau ke dalam surga sebagai balasan atas apa yang telah engkau kerjakan selama di dunia. ” Setelah ia masuk dan merasakan betapa indah dan nikmatnya balasan Allah bagi orang yang beriman dan sabar dalam melaksanakan tugas dakwah, ia pun berkata, “ Kiranya kaumku dahulu mengetahui bahwa aku memperoleh ampunan dan kemuliaan dari Allah. ” Magfirah dan kemuliaan yang hanya dapat dinikmati oleh sebagian manusia yang beriman.
Sesungguhnya ayat di atas memakai kata “ tamannī ” ( mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dicapai ) untuk mendorong kaum Antakia dan orang-orang mukmin pada umumnya agar berusaha sebanyak mungkin memperoleh ganjaran seperti itu, tobat dari segala kekufuran, dan masuk ke dalam kelompok orang yang merasakan indahnya beriman kepada Allah, menaati jalan para wali Allah, dengan cara menahan marah dan melimpahkan kasih sayang kepada orang yang memusuhinya.
Ibnu ‘Abbās mengatakan bahwa Ḥabīb menasihati kaumnya ketika ia masih hidup dengan ucapan, “ Ikutilah risalah yang dibawa oleh para utusan itu. ” Kemudian setelah meninggal dunia akibat siksaan mereka, ia juga masih mengharapkan, “ Kiranya kaumku mengetahui bahwa Allah telah mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan. ” Setelah Ḥabīb dibunuh, Allah menurunkan siksaan-Nya kepada mereka.
Jibril diperintahkan mendatangi kaum yang durhaka itu.
Dengan satu kali teriakan saja, bagaikan halilintar kerasnya, mereka tiba-tiba mati semuanya.
Itulah suatu balasan yang setimpal dengan kesalahan karena mendustakan utusan-utusan Allah, membunuh para wali-Nya, dan mengingkari risalah Allah.
Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk,
- Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka
- Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya
- karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam".
- Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
- Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong.
- Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi),
- Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang
- Kitab (Al Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
- Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Friday, November 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب