Tafsir Surat Al-Anfal ayat 61 , Wa In Janahu Lilssalmi Fajnah Laha Wa Tawakkal
﴿۞ وَإِن جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ﴾
[ الأنفال: 61]
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Anfal: 61]
Wa In Janahu Lilssalmi Fajnah Laha Wa Tawakkal Ala Allahi Innahu Huwa As-Samiu Al-Alimu
Tafsir Al-mokhtasar
Apabila mereka cenderung kepada perdamaian dan berhenti memerangimu, maka -wahai Rasul- silakan menyetujuinya dan ajaklah mereka untuk membuat sebuah perjanjian.
Lalu bersandarlah kepada Allah dan percayalah kepada-Nya, niscaya Dia tidak akan menelantarkanmu.
Karena Dia Maha Mendengar ucapan mereka lagi Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati mereka dan seluruh perbuatan mereka.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Apabila musuh-musuh kalian itu cenderung untuk berdamai dan ingin mengakhiri perang, maka sambutlah kemauan mereka itu, wahai Rasul.
Karena perang bukan semata-mata sebagai tujuan bagimu, tapi engkau berperang sebagai alasan membela diri dari serangan musuh dan mereka yang merintangi dakwah.
Maka terimalah usul perdamaian dari mereka dan bertawakallah kepada Allah, dan jangan engkau mengkhawatirkan rencana jahat, tipu daya dan makar mereka.
Allah Maha Mendengar apa yang mereka rundingkan, Mahatahu apa yang mereka rencanakan dan tidak ada sesuatu pun samar dalam pandangan Tuhan( 1 ).
( 1 ) Ini konsep teori yang amat penting dalam Islam.
Islam agama perdamaian.
Beberapa dekade akhir-akhir ini, banyak sekali yang meneriakkan jargon-jargon perdamaian, meskipun sebagian ada yang berupa perdamaian yang semu.
Prinsip perdamaian inilah yang barangkali mengilhami berdirinya organisasi-organisasi dunia semacam PBB
Tafsir al-Jalalain
( Dan jika mereka condong ) cenderung ( kepada perdamaian ) boleh dibaca lissilmi dan boleh pula dibaca lissalmi, artinya perdamaian ( maka condonglah kepadanya ) adakanlah perjanjian dengan mereka untuk itu.
Akan tetapi menurut Ibnu Abbas r.a.
bahwa ayat ini dimansukh hukumnya oleh ayat perintah untuk berperang.
Mujahid mengatakan, bahwa hukum yang terkandung di dalam ayat ini khusus hanya menyangkut ahli kitab sebab ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah ( dan bertawakallah kepada Allah ) percayalah kepada-Nya.
( Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar ) perkataan ( lagi Maha Mengetahui ) perbuatan.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Apabila musuh-musuh kalian itu cenderung untuk berdamai dan ingin mengakhiri perang, maka sambutlah kemauan mereka itu, wahai Rasul.
Karena perang bukan semata-mata sebagai tujuan bagimu, tapi engkau berperang sebagai alasan membela diri dari serangan musuh dan mereka yang merintangi dakwah.
Maka terimalah usul perdamaian dari mereka dan bertawakallah kepada Allah, dan jangan engkau mengkhawatirkan rencana jahat, tipu daya dan makar mereka.
Allah Maha Mendengar apa yang mereka rundingkan, Mahatahu apa yang mereka rencanakan dan tidak ada sesuatu pun samar dalam pandangan Tuhan( 1 ).
( 1 ) Ini konsep teori yang amat penting dalam Islam.
Islam agama perdamaian.
Beberapa dekade akhir-akhir ini, banyak sekali yang meneriakkan jargon-jargon perdamaian, meskipun sebagian ada yang berupa perdamaian yang semu.
Prinsip perdamaian inilah yang barangkali mengilhami berdirinya organisasi-organisasi dunia semacam PBB.
Tafsir Al-wajiz
Perang diizinkan dalam Islam adalah demi melindungi dakwah, mempertahankan diri dan atau melawan kezaliman, meski berperang bukanlah satu-satunya cara yang dikehendaki, bahkan terciptanya perdamaian adalah lebih didambakan oleh Islam.
Dan karena itu, wahai kaum muslim, jika mereka atau sebagian dari orang-orang kafir itu condong kepada perdamaian, maka terimalah, sebab bukan perang itu sendiri yang dikehendaki Islam, dan untuk menguatkan mental kalian dari kemungkinan munculnya pengkhianatan di balik perdamaian tersebut, maka bertawakallah kepada Allah, serahkan seluruh urusan kepada-Nya setelah berusaha sekuat tenaga.
Sungguh, Dia Maha Mendengar segala bentuk percakapan mereka, Maha Mengetahui apa saja yang mereka rencanakan atas kalian, dan Allah pasti akan membela kalian.
Tafsir Al-tahlili
Bila musuh-musuh Islam itu, baik orang Yahudi maupun orang-orang musyrikin condong kepada perdamaian, mungkin karena mereka benar-benar ingin damai atau karena melihat kekuatan dan kekompakan kaum Muslimin atau karena belum mengkonsolidasikan diri untuk berperang atau karena sebab-sebab lain, maka hendaklah dijajaki kemungkinan damai.
Sesudah ternyata bahwa berdamai tidak akan merugikan siasat perjuangan Islam, hendaklah diterima perdamaian itu, tentu saja dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dapat menjamin kepentingan bersama dan tidak merugikan masing-masing pihak, karena dasar perjuangan Islam adalah perdamaian.
Hal ini telah dipraktikkan Rasulullah pada waktu beliau menerima perdamaian Hudaibiyāh antara kaum Muslimin dan kaum musyrikin pada tahun keenam Hijri.
Meskipun syarat-syarat perdamaian Hudaibiyāh itu jika dilihat sepintas merugikan kaum Muslimin, sehingga banyak para sahabat yang merasa keberatan, tetapi Rasulullah, yang mempunyai pandangan jauh dan taktik serta siasat yang bijaksana, dapat menerimanya.
Ternyata kemudian sebagaimana diutarakan para ahli sejarah bahwa Perdamaian Hudaibiyāh itu adalah merupakan landasan bagi kemenangan kaum Muslimin selanjutnya.
Setelah perjanjian damai diterima, hendaklah Nabi bersama kaum Muslimin bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui hakikat yang sebenarnya dari perdamaian, apakah orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin benar-benar jujur dan menginginkan terlaksananya perdamaian, atau hanya karena taktik dan siasat, atau karena hendak menipu atau menunggu lengahnya kaum Muslimin saja.
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
وإن جنحوا للسلم فاجنح لها وتوكل على الله إنه هو السميع العليم
سورة: الأنفال - آية: ( 61 ) - جزء: ( 10 ) - صفحة: ( 184 )transliterasi Indonesia
wa in janaḥụ lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal 'alallāh, innahụ huwas-samī'ul-'alīm
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba
- Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana
- Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu
- kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
- Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga
- Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
- dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
- Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman: "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak
- Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus
- Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Monday, November 18, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب