Tafsir Surat Yunus ayat 7 , Inna Al-Ladhina La Yarjuna Liqaana Wa Rađu Bil-Hayaati
﴿إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ﴾
[ يونس: 7]
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, [Yunus: 7]
Inna Al-Ladhina La Yarjuna Liqaana Wa Rađu Bil-Hayaati Ad-Dunya Wa Atmaannu Biha Wa Al-Ladhina Hum An Ayatina Ghafiluna
Tafsir Al-mokhtasar
Sesungguhnya orang-orang kafir yang tidak membayangkan akan berjumpa dengan Allah sehingga mereka tidak merasa takut maupun mengharapkan perjumpaan itu, mereka merasa puas dengan kehidupan dunia yang sementara daripada kehidupan Akhirat yang kekal, merasa tenang dan gembira dengan kehidupan dunia, dan berpaling serta lalai dari ayat-ayat Allah dan dalil-dalil-Nya.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari kebangkitan dan hari pertemuan dengan Allah pada hari akhir, berkeyakinan--atas dasar praduga saja--bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan akhir bagi mereka, yang tidak ada kehidupan setelahnya.
Dengan keyakinan seperti ini, mereka merasa tenang dan tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya.
Mereka lalai dengan ayat-ayat Allah yang menunjukkan hakikat kebangkitan dan perhitungan
Tafsir al-Jalalain
( Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan/tidak percaya akan pertemuan dengan Kami ) pada hari berbangkit nanti ( dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia ) sebagai ganti daripada kehidupan akhirat karena mereka tidak mempercayai adanya hari akhirat itu ( serta merasa tenteram dengan kehidupan itu ) merasa tenang dengan kehidupan dunia ( dan orang-orang yang terhadap ayat-ayat Kami ) bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami ( mereka melalaikan ) mereka sama sekali tidak mau memikirkannya.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari kebangkitan dan hari pertemuan dengan Allah pada hari akhir, berkeyakinan--atas dasar praduga saja--bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan akhir bagi mereka, yang tidak ada kehidupan setelahnya.
Dengan keyakinan seperti ini, mereka merasa tenang dan tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya.
Mereka lalai dengan ayat-ayat Allah yang menunjukkan hakikat kebangkitan dan perhitungan.
Tafsir Al-wajiz
Meskipun bukti kebesaran dan kekuasaan Allah telah terbentang luas di alam raya sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat sebelumnya, namun masih ada sebagian manusia yang tidak percaya dan mengingkari adanya Allah.
Mereka merasa puas dengan kehidupan dunia.
Allah menegaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami di Hari Akhirat nanti dengan adanya pahala bagi yang beramal saleh dan siksa bagi yang durhaka, dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu, sehingga tidak pernah berbuat untuk kehidupan akhirat, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, yakni tidak menghiraukan petunjuk yang ada di dalam Al-Qur’an dan tidak sedikit pun mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta.
Tafsir Al-tahlili
Ayat-ayat ini menerangkan bahwa alasan orang-orang yang tidak meyakini akan adanya pertemuan dengan Allah di akhirat nanti dimana semua amal perbuatan akan ditimbang dengan adil, karena mereka lebih mencintai kehidupan dunia dan rela menukar kesenangan hidup di akhirat dengan kesenangan hidup di dunia yang fana ini.
Hal itu juga karena mereka terpengaruh oleh kelezatan duniawi, demikian pula orang-orang yang lalai dan tidak mengindahkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta tidak mau mempelajari, memahami dan mengamalkannya, maka tempat mereka kelak ialah neraka Jahannam.
Balasan azab yang demikian itu adalah karena dosa-dosa yang mereka kerjakan selama hidup di dunia, dan balasan itu setimpal dengan perbuatan mereka.
Dalam ayat ini disebutkan dua macam sikap dan perbuatan manusia yang menyebabkan mereka masuk neraka, yaitu:
1.
Tidak percaya akan adanya hidup sesudah mati nanti, karena telah terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
2.
Tidak mengindahkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Tidak percaya adanya hidup sesudah mati, untuk menemui Allah, berarti tidak percaya akan keadilan Allah, dan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya.
Orang-orang yang demikian biasanya adalah orang-orang yang mengira bahwa segala sesuatu yang telah didapatnya itu, adalah semata-mata atas usahanya sendiri, bukanlah sebagai rahmat dan karunia dari Tuhan; seakan-akan dialah yang menentukan segala sesuatu.
Sifat-sifat yang demikian dapat menjurus pada kepercayaan atheisme yang berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada, hanya manusia sendirilah yang mengadakan segala sesuatu.
Hal ini sangat bertentangan dengan pokok utama akidah Islamiyah.
Demikian pula tidak mengindahkan ayat-ayat Al-Qur’an berarti tidak percaya bahwa Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, nabi yang terakhir dan tidak percaya pula bahwa kitab itu dapat menjadi pedoman bagi manusia dalam melayarkan bahtera hidup di dunia untuk mencapai kehidupan abadi di akhirat nanti.
Kepercayaan kepada adanya hidup sesudah mati, dan Al-Qur’an itu Kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw, adalah merupakan pokok utama ajaran Islam.
Mengingkari kedua ajaran pokok itu berarti mengingkari ajaran Islam.
Itulah sebabnya Allah mengancam dengan sangsi yang berat berupa azab neraka Jahannam terhadap orang-orang yang mengingkari-Nya.
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
إن الذين لا يرجون لقاءنا ورضوا بالحياة الدنيا واطمأنوا بها والذين هم عن آياتنا غافلون
سورة: يونس - آية: ( 7 ) - جزء: ( 11 ) - صفحة: ( 209 )transliterasi Indonesia
innallażīna lā yarjụna liqā`ana wa raḍụ bil-ḥayātid-dun-yā waṭma`annụ bihā wallażīna hum 'an āyātinā gāfilụn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di
- Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun
- Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka
- Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan
- Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
- Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).
- Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan
- Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang
- Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang
- Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Friday, November 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب