Tafsir Surat An-Nahl ayat 71 , Wa Allahu Fađđala Bađakum Ala Bađin Fi Ar-Rizqi

  1. Jalalain
  2. Mokhtasar
  3. Quraish
  4. Al-tahlili
Bahasa Indonesia , Terjemahan - Tafsir surat An-Nahl ayat 71 | Wa Allahu Fađđala Bađakum Ala Bađin Fi Ar-Rizqi - Suci Quran (indonesia) Koran - Al-Qur'an terjemahan, Tafsir Jalalayn & English, Indonesian - Tafsir Muntakhab .
  
   

﴿وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ﴾
[ النحل: 71]

Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?. [Nahl: 71]

Wa Allahu Fađđala Bađakum Ala Bađin Fi Ar-Rizqi Fama Al-Ladhina Fuđđilu Biraddi Rizqihim Ala Ma Malakat Aymanuhum Fahum Fihi Sawaun Afabinimati Allahi Yajhaduna

Tafsir Al-mokhtasar


Allah -Subḥānahu wa Ta’ālā- melebihkan sebagian kalian atas sebagian lainnya dalam urusan rezeki yang Dia berikan kepada kalian.
Allah menjadikan sebagian kalian kaya dan sebagian lainnya miskin, ada pemimpin dan ada rakyat.
Orang-orang yang Allah lebihkan dalam urusan rezeki tidak akan memberikan rezeki yang Allah berikan kepada mereka itu kepada hamba-hamba sahaya mereka, sehingga hamba-hamba sahaya tersebut berserikat dengan mereka dalam urusan kepemilikan.
Bagaimana mereka rela menisbahkan sekutu bagi Allah dari hamba-hamba-Nya, sementara mereka tidak merelakan hal itu untuk diri mereka sendiri, mereka tidak rela budak-budak mereka sama dengan mereka.
Adakah kezaliman yang lebih besar dari ini, adakah pengingkaran terhadap nikmat Allah lebih besar dari ini?


Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab

Allah melebihkan rezeki seseorang di atas yang lain.
Rezeki para tuan lebih baik dari hamba sahaya.
Para tuan yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah Swt.
itu tidak akan memberikan separuh rezeki mereka kepada para hamba yang dimilikinya, sehingga para hamba sahaya itu memiliki bagian rezeki yang sama seperti para tuannya.
Dan jika orang-orang kafir itu tidak rela bila para hamba sahaya sama-sama memiliki rezeki yang Allah berikan kepada mereka--padahal mereka adalah sama-sama manusia--maka mengapa mereka rela menyekutukan Allah dengan makhluk-makhluk-Nya, sementara penghambaan diri itu hanya layak dipersembahkan kepada Allah semata? Apakah sesudah itu mata hati mereka tetap tertutup dan terus mengingkari nikmat-nikmat Allah dengan cara mempertuhankan selain Dia

Tafsir al-Jalalain


( Dan Allah melebihkan sebagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki ) di antara kalian ada yang kaya dan ada pula yang miskin, serta ada pula yang menjadi raja dan yang menjadi hamba sahaya ( tetapi orang-orang yang dilebihkan rezekinya tidak mau ) yakni tuan-tuan pemilik hamba sahaya ( memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki ) artinya mereka tidak mau menjadikan rezeki yang Kami limpahkan kepada mereka menjadi milik bersama antara mereka dan hamba-hamba sahaya mereka ( agar mereka ) yakni para pemilik hamba sahaya dan para hamba sahaya yang dimilikinya ( sama merasakan rezeki itu ) bersekutu memilikinya.
Makna yang dimaksud ialah, bahwa mereka tidak akan mau menjadikan harta mereka untuk milik bersama dengan hamba-hamba sahaya mereka, maka mengapa mereka menjadikan sebagian daripada milik-milik Allah menjadi sekutu-sekutu-Nya.
( Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? ) karena ternyata mereka telah menjadikan bagi-Nya sekutu-sekutu.

Tafseer Muntakhab - Indonesian

Allah melebihkan rezeki seseorang di atas yang lain.
Rezeki para tuan lebih baik dari hamba sahaya.
Para tuan yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah Swt.
itu tidak akan memberikan separuh rezeki mereka kepada para hamba yang dimilikinya, sehingga para hamba sahaya itu memiliki bagian rezeki yang sama seperti para tuannya.
Dan jika orang-orang kafir itu tidak rela bila para hamba sahaya sama-sama memiliki rezeki yang Allah berikan kepada mereka--padahal mereka adalah sama-sama manusia--maka mengapa mereka rela menyekutukan Allah dengan makhluk-makhluk-Nya, sementara penghambaan diri itu hanya layak dipersembahkan kepada Allah semata? Apakah sesudah itu mata hati mereka tetap tertutup dan terus mengingkari nikmat-nikmat Allah dengan cara mempertuhankan selain Dia?

Tafsir Al-wajiz


Demikianlah, Allah berkuasa menciptakan perbedaan dalam umur manusia.
Dan Allah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana, dan Mahakuasa pun berkuasa melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, kedudukan, jabatan, kekayaan, dan semisalnya.
Allah telah membagi rezeki dengan cara demikian kepada manusia, tetapi di antara orang yang dilebihkan rezekinya ada yang tidak mau memberikan sebagian dari rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, padahal mereka sama-sama manusia, sehingga kalau saja mereka mau saling berbagai niscaya mereka sama-sama merasakan kenikmatan rezeki itu.
Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?

Tafsir Al-tahlili


Setelah Allah menjelaskan perbedaan usia manusia dalam ayat ini, Ia menyebutkan perbedaan rezeki mereka.
Allah swt menjelaskan bahwa Allah melebihkan rezeki sebagian manusia dari sebagian yang lain.
Ada manusia yang kaya, ada pula yang fakir, ada manusia yang menguasai sumber-sumber rezeki, dan ada manusia yang tidak memperoleh rezeki yang memadai bagi kehidupannya.
Semuanya bertujuan agar satu sama lain saling menolong karena saling membutuhkan.
Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa di antara orang-orang yang diberi rezeki lebih, ada yang tidak mau memberikan sedikit pun rezekinya kepada orang-orang yang bekerja padanya yang semestinya mendapat bagian dari mereka.
Padahal di antara orang-orang yang menguasai dan dikuasai, di antara tuan dan budak sama-sama berhak atas rezeki itu.
Oleh karenanya, sepantasnyalah rezeki itu didistribusikan secara adil dan merata kepada semua pihak.
Apabila pemilik modal merasa berhak mendapat keuntungan karena modal yang dimilikinya, pekerja hendaknya diberi penghasilan sesuai dengan kemampuannya, supaya pemilik modal dan pekerja sama-sama menikmati sumber-sumber penghasilan itu.
Allah swt berfirman:
ضَرَبَ لَكُمْ مَّثَلًا مِّنْ اَنْفُسِكُمْۗ هَلْ لَّكُمْ مِّنْ مَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ مِّنْ شُرَكَاۤءَ فِيْ مَا رَزَقْنٰكُمْ فَاَنْتُمْ فِيْهِ سَوَاۤءٌ تَخَافُوْنَهُمْ كَخِيْفَتِكُمْ اَنْفُسَكُمْۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ ٢٨ ( الرّوم )
Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri.
Apakah ( kamu rela jika ) ada di antara hamba-sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam ( memiliki ) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu.
Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengerti.
( ar-Rūm/30: 28 )
Di akhir ayat, Allah mengingatkan bahwa semua itu adalah nikmat-Nya.
Oleh karena itu, mereka seharusnya mensyukuri nikmat itu dengan tidak memonopoli sumber-sumber penghasilan itu untuk kepentingan kelompok atau golongan tertentu.


Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, - Terjemahan

English Türkçe Indonesia
Русский Français فارسی
تفسير Bengali Urdu

والله فضل بعضكم على بعض في الرزق فما الذين فضلوا برادي رزقهم على ما ملكت أيمانهم فهم فيه سواء أفبنعمة الله يجحدون

سورة: النحل - آية: ( 71 )  - جزء: ( 14 )  -  صفحة: ( 274 )

transliterasi Indonesia

wallāhu faḍḍala ba'ḍakum 'alā ba'ḍin fir-rizq, fa mallażīna fuḍḍilụ birāddī rizqihim 'alā mā malakat aimānuhum fa hum fīhi sawā`, a fa bini'matillāhi yaj-ḥadụn



⚠️Disclaimer: there's no literal translation to Allah's holy words, but we translate the meaning.
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".

Ayats from Quran in Bahasa Indonesia

  1. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
  2. agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha
  3. Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka
  4. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya
  5. lalu mereka berkata: "Apakah kami dapat diberi tangguh?"
  6. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap
  7. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
  8. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus;
  9. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang
  10. Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah

Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :

Al-Baqarah Al-'Imran An-Nisa'
Al-Ma'idah Yusuf Ibrahim
Al-Hijr Al-Kahf Maryam
Al-Hajj Al-Qasas Al-'Ankabut
As-Sajdah Ya Sin Ad-Dukhan
Al-Fath Al-Hujurat Qaf
An-Najm Ar-Rahman Al-Waqi'ah
Al-Hashr Al-Mulk Al-Haqqah
Al-Inshiqaq Al-A'la Al-Ghashiyah

Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:

surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
surah   in the voice of Ahmed El Agamy
Ahmed El Agamy
surah   in the voice of Bandar Balila
Bandar Balila
surah   in the voice of Khalid Al Jalil
Khalid Al Jalil
surah   in the voice of Saad Al Ghamdi
Saad Al Ghamdi
surah   in the voice of Saud Al Shuraim
Saud Al Shuraim
surah   in the voice of  Al Shatri
Al Shatri
surah   in the voice of Abdul Basit Abdul Samad
Abdul Basit
surah   in the voice of Abdul Rashid Sufi
Abdul Rashid Sufi
surah   in the voice of Fares Abbad
Fares Abbad
surah   in the voice of Maher Al Muaiqly
Maher Al Muaiqly
surah   in the voice of Muhammad Siddiq Al Minshawi
Al Minshawi
surah   in the voice of Al Hosary
Al Hosary
surah   in the voice of Al-afasi
Mishari Al-afasi
surah   in the voice of Nasser Al Qatami
Nasser Al Qatami
surah   in the voice of Yasser Al Dosari
Yasser Al Dosari



Sunday, December 22, 2024

لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب