Tafsir Surat Ya-Sin ayat 8 , Inna Jaalna Fi Anaqihim Aghlalaan Fahiya Ila Al-Adhqani
﴿إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ﴾
[ يس: 8]
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. [Yasin: 8]
Inna Jaalna Fi Anaqihim Aghlalaan Fahiya Ila Al-Adhqani Fahum Muqmahuna
Tafsir Al-mokhtasar
Perumpamaan mereka dalam hal ini adalah seperti orang-orang yang dibelenggu leher mereka, tangan mereka dikumpulkan bersama leher mereka di bawah janggut mereka, hal ini memaksa mereka untuk mengangkat kepala mereka ke langit, mereka tidak mampu menundukkan kepada mereka.
Mereka adalah orang-orang yang terbelenggu dari iman kepada Allah, maka mereka tidak mengikuti kebenaran dan tidak menundukkan kepala mereka untuk kebenaran.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Sesungguhnya Kami menjadikan mereka yang bersikeras mempertahankan kekufuran bagaikan orang yang memasang belenggu di leher mereka hingga mencapai dagu.
Lalu mereka mengikat dan mengangkat tangan mereka ke kepala dengan mata terpejam.
Dengan demikian, mereka tak dapat menggerakkan kepala untuk melihat
Tafsir al-Jalalain
( Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka ) tangan mereka disatukan dengan leher mereka dalam satu belenggu, karena pengertian lafal Al-Ghillu ialah mengikatkan kedua tangan ke leher ( lalu tangan mereka ) yaitu tangan-tangan mereka diangkat dan disatukan ( ke dagu ) mereka, lafal Adzqaan bentuk jamak dari lafal Dzaqanun yaitu tempat tumbuh janggut ( maka karena itu mereka tertengadah ) kepala mereka terangkat dan tidak dapat ditundukkan.
Ini merupakan tamtsil, yang dimaksud ialah mereka tidak mau taat untuk beriman, dan mereka sama sekali tidak mau menundukkan kepalanya dalam arti kata tidak mau beriman.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Sesungguhnya Kami menjadikan mereka yang bersikeras mempertahankan kekufuran bagaikan orang yang memasang belenggu di leher mereka hingga mencapai dagu.
Lalu mereka mengikat dan mengangkat tangan mereka ke kepala dengan mata terpejam.
Dengan demikian, mereka tak dapat menggerakkan kepala untuk melihat.
Tafsir Al-wajiz
Allah menggambarkan kondisi kaum kafir tersebut dengan firman-Nya, “Sungguh, Kami telah memasang belenggu yang diikat di leher mereka, lalu tangan mereka diangkat ke dagu, karena itu kepala mereka tertengadah dan mendongak sehingga tidak dapat menunduk apalagi bergerak dengan bebas.
Tafsir Al-tahlili
Kemudian diberikan sebuah perumpamaan bagi orang-orang yang tidak mau beriman itu, seolah-olah belenggu telah dipasang di leher mereka, tangan diangkat sampai ke atas dagu.
Hal demikian menyebabkan muka mereka selalu tertengadah.
Demikianlah gambaran orang yang tidak beriman karena dia tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengambil perbandingan.
Belenggu itu demikian erat, sehingga tidak memungkinkan kepalanya bergerak sama sekali.
Di ayat lain terdapat pula keterangan:
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ اَهْوَاۤءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ بَلْ اَتَيْنٰهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُوْنَ ۗ ٧١
Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.
Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
( al-Mu’minūn/23: 71 )
Menurut riwayat, ayat ini pada mulanya diturunkan sehubungan dengan niat Abu Jahal bersama dua orang temannya yang berasal dari Bani Makhzum.
Abu Jahal pernah bersumpah bila melihat Muhammad sedang salat di Baitullah, ia akan menjatuhkan batu besar ke atas kepalanya.
Pada suatu hari, dilihatnya Nabi sedang sujud, di tangannya sudah tersedia batu yang cukup besar.
Ketika batu itu diangkatnya dan akan dilemparkan ke arah Nabi yang sedang sujud itu, ia jadi ragu-ragu dan batu itu terlepas dari pegangan tangannya.
Abu Jahal kembali kepada kaumnya dan menceritakan apa yang terjadi.
Kemudian ada pula seorang Bani Makhzum karena tertarik dengan cerita Abu Jahal, bermaksud pula melempar Nabi pada waktu beliau akan salat.
Ketika ia hendak melaksanakan niat jahatnya, Allah membutakan matanya.
Ia kembali kepada kaumnya dalam keadaan buta.
Dia menceritakan bahwa ketika hendak melaksanakan niatnya tiba-tiba muncul seekor binatang besar yang siap hendak menerkamnya.
Seandainya batu itu ia lemparkan juga, binatang itu pasti menerkamnya.
Ada yang mengatakan bahwa makna belenggu di sini adalah arti majāzī ( kiasan ).
Jadi yang dimaksud dengan belenggu adalah penghalang yang menghalangi niat seseorang untuk beriman kepada Allah.
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
إنا جعلنا في أعناقهم أغلالا فهي إلى الأذقان فهم مقمحون
سورة: يس - آية: ( 8 ) - جزء: ( 22 ) - صفحة: ( 440 )transliterasi Indonesia
innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah
- Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan
- (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak
- Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan
- Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia
- Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku".
- Wanita itu berkata: "Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya
- dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,
- Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai,
- Penghuni-penghuni surga pada hari itu palig baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Friday, November 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب