Tafsir Surat Al-Anbiya ayat 33 , Wa Huwa Al-Ladhi Khalaqa Al-Layla Wa An-Nahara Wa
﴿وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ﴾
[ الأنبياء: 33]
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. [Anbiya: 33]
Wa Huwa Al-Ladhi Khalaqa Al-Layla Wa An-Nahara Wa Ash-Shamsa Wa Al-Qamara Kullun Fi Falakin Yasbahuna
Tafsir Al-mokhtasar
Dia sendiri lah yang menciptakan malam sebagai waktu istrahat, dan meciptakan siang sebagai waktu untuk mencari rezeki, juga menciptakan matahari sebagai pertanda adanya siang, dan bulan sebagai pertanda adanya malam, Keduanya matahari dan bulan ini masing-masing beredar pada garis edarnya, tidak bergeser dan tidak pula berpindah darinya.
Terjemahan - Muhammad Quraish Shihab
Allahlah yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan.
Semua itu berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya( 1 ).
( 1 ) Masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri.
Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit.
Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan.
Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula
Tafsir al-Jalalain
( Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari semua itu ) lafal Kullun ini tanwinnya merupakan pergantian daripada Mudhaf ilaih, maksudnya masing-masing daripada matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya ( di dalam garis edarnya ) pada garis edarnya yang bulat di angkasa bagaikan bundaran batu penggilingan gandum ( beredar ) maksudnya semua berjalan dengan cepat sebagaimana berenang di atas air.
Disebabkan ungkapan ini memakai Tasybih, maka didatangkanlah Dhamir bagi orang-orang yang berakal; yakni keadaan semua yang beredar pada garis edarnya itu bagaikan orang-orang yang berenang di dalam air.
Tafseer Muntakhab - Indonesian
Allahlah yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan.
Semua itu berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya( 1 ).
( 1 ) Masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri.
Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit.
Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan.
Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula.
Tafsir Al-wajiz
Allah lalu mengarahkan perhatian manusia agar memperhatikan kekuasaan-Nya dalam menciptakan waktu malam dan siang.
Dan Dialah, yang telah menciptakan malam untuk istirahat, dan siang untuk mencari penghidupan; dan Allah telah menciptakan matahari yang bersinar di waktu siang dan bulan yang bercahaya di waktu malam.
Masing-masing beredar pada garis edarnya dengan setia, patuh dan tunduk kepada hukum alam ciptaan Allah.
Tafsir Al-tahlili
Dalam ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia kepada kekuasaan-Nya dalam menciptakan waktu malam dan siang, serta matahari yang bersinar di waktu siang, dan bulan bercahaya di waktu malam.
Masing-masing beredar pada garis edarnya dalam ruang cakrawala yang amat luas yang hanya Allahlah yang mengetahui batas-batasnya.
Adanya waktu siang dan malam disebabkan karena perputaran bumi pada sumbunya, di samping peredarannya mengelilingi matahari.
Bagian bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami waktu siang, sedang bagiannya yang tidak mendapatkan sinar matahari tersebut mengalami waktu malam.
Sedang cahaya bulan adalah sinar matahari yang dipantulkan bulan ke bumi.
Di samping itu, bulan juga beredar mengelilingi bumi.
Ayat ini menegaskan kembali apa yang telah Allah firmankan dalam Surah Ibrahim/14:33.
Secara luas telah diketahui bahwa matahari dan bulan memiliki “ garis edar ”.
Akan tetapi untuk “ masing-masing dari keduanya ( siang dan malam ) beredar pada garis edarnya ”, merupakan sesuatu yang baru dipahami.
Mengapa siang dan malam harus beredar pada garis edar ( orbit- manzilah ), dan apa bentuk garis orbitnya ?
Setelah dipelajari, ternyata bahwa yang dimaksud dengan “ garis edar ” ialah tempat kedudukan dari tempat-tempat di bumi yang mengalami pergantian siang ke malam, atau mengalami terbenamnya matahari ( gurub ).
Sepanjang garis khatulistiwa garis ini bergeser dari Timur ke Barat seiring dengan urutan tempat-tempat terbenamnya matahari atau pergantian siang ke malam.
Waktu terbenamnya matahari juga akan bergeser seiring dengan gerakan semu matahari terhadap bumi dari utara ke selatan dan sebaliknya.
Pergeseran waktu magrib ini juga bergeser dan membentuk tempat kedudukannya sendiri yang dapat dikatakan sebagai garis edar tahunan dari pergantian siang ke malam.
Pada hari-hari tertentu ( pada awal bulan ) saat terbenam matahari itu juga merupakan awal dari terlihatnya hilal ( sabit awal bulan ).
Sabit ini sangat tipis dan suram sehingga sangat sulit diamati ( ru’yah ).
Waktu terbitnya hilal ini akan bergeser dari Timur ke Barat, dan sebagaimana halnya pergantian siang ke malam, garis edarnya juga berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya di permukaan bumi.
Bila dipetakan maka tempat kedudukan tempat-tempat waktu terbitnya hilal itu sama dengan waktu terbenamnya matahari itu akan membentuk spiral yang memotong permukaan bumi dua bahkan sampai tiga
Keterangan yang terdapat dalam ayat-ayat di atas adalah untuk menjadi bukti-bukti alamiyah, di samping dalil-dalil yang rasional dan keterangan-keterangan yang terdapat dalam kitab-kitab suci terdahulu, tentang wujud dan kekuasaan Allah, untuk memperkuat apa yang telah disebutkan-Nya dalam firman-Nya yang terdahulu, bahwa “ apabila ” di langit dan di bumi ini ada tuhan-tuhan selain Allah niscaya rusak binasalah keduanya.
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing - Terjemahan
English | Türkçe | Indonesia |
Русский | Français | فارسی |
تفسير | Bengali | Urdu |
وهو الذي خلق الليل والنهار والشمس والقمر كل في فلك يسبحون
سورة: الأنبياء - آية: ( 33 ) - جزء: ( 17 ) - صفحة: ( 324 )transliterasi Indonesia
wa huwallażī khalaqal-laila wan-nahāra wasy-syamsa wal-qamar, kullun fī falakiy yasbaḥụn
We try our best to translate, keeping in mind the Italian saying: "Traduttore, traditore", which means: "Translation is a betrayal of the original text".
Ayats from Quran in Bahasa Indonesia
- Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan
- (yaitu) di Sidratil Muntaha.
- Berkata Musa: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.
- Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.
- sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),
- Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat
- Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir
- Haa Miim.
- Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu
- Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang
Surah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia :
Unduh surat dengan suarh qari paling terkenal:
surah mp3 : choose the reciter to listen and download the chapter Complete with high quality
Ahmed El Agamy
Bandar Balila
Khalid Al Jalil
Saad Al Ghamdi
Saud Al Shuraim
Al Shatri
Abdul Basit
Abdul Rashid Sufi
Fares Abbad
Maher Al Muaiqly
Al Minshawi
Al Hosary
Mishari Al-afasi
Nasser Al Qatami
Yasser Al Dosari
Friday, November 22, 2024
لا تنسنا من دعوة صالحة بظهر الغيب